Hidup Baru

Aku pergi meninggalkan rumah bedeng kami, berbekal uang tabunganku dan uang sumbangan saat Mama meninggal yang masih kusimpan selama bertahun-tahun, aku akan mencari kos-kosan.

Setelah berjalan cukup lama aku akhirnya menemukan rumah kos yang harganya cukup murah. Aku begitu bahagia masuk ke dalam kamar kost yang berukuran 3x4 meter, tidak terlalu besar memang tapi di dalam kamar itu tersedia kasur yang cukup empuk. Setelah bertahun-tahun hidup di jalan akhirnya aku bisa merasakan tidur di tempat yang nyaman. Kurebahkan tubuhku di atas tempat tidur, hingga tak sadar aku pun terlelap.

"Kakaaaa... kakaaa kamu dimana kaka?" sayup-sayup aku mendengar suara wanita yang berteriak memanggil sebuah nama yang tak kuketahui.

"Mamiiiiiii..." aku terbangun dari mimpiku sambil berteriak. 'Mami?' batinku dalam hati. 'Siapa kaka dan mami yang selalu hadir dalam mimpiku?'

"Sudahlah lebih baik aku mandi saja." aku lalu keluar dari dalam kamar dan masuk ke dalam kamar mandi. Tak lupa aku sudah membeli peralatan mandi yang cukup layak, sehingga aku tak perlu merasa malu dengan teman-teman kostku. Saat aku hidup di jalan, biasanya aku mandi di pemandian umum yang sangat tidak nyaman sehingga peralatan mandi yang kugunakan hanya peralatan seadanya.

Selesai mandi aku lalu menghitung uang tabunganku. "Sepertinya ini masih cukup untuk makan selama satu bulan."

Keesokan harinya aku mulai berjalan untuk mencari pekerjaan, namun sampai sore hari aku belum menemukan pekerjaan yang layak untukku. Aku bahkan tidak memiliki ijazah karena aku tak pernah sekalipun bersekolah. Bahkan membaca dan menulis saja aku tak bisa, tentu orang-orang akan berpikir dua kali mau menerima orang sepertiku. Memang benar kata Tania, mencari pekerjaan untuk orang seperti kami memang tidaklah mudah.

Sudah seminggu aku berjalan ke sana kemari mencari pekerjaan, namun belum juga kudapat. Hatiku mulai dilanda kecemasan karena uang tabunganku pun semakin menipis. Saat aku duduk dengan putus asa tiba-tiba seorang wanita, eh tepatnya pria yang berdandan kayaknya wanita menghampiriku.

"Halo cantik, kamu sedang apa di sini?"

"Maaf Om, eh Tante saya sedang mencari pekerjaan."

"Kamu panggil saja saya Tante Mira."

"Oh iya Tante Mira, saya sedang mencari pekerjaan."

"Siapa namamu anak cantik? dan berapa usiamu?"

"Nama saya Kanaya tante, kemungkinan saya berumur dua belas atau tiga belas tahun, saya tidak tahu tepatnya berapa."

"Baik Kanaya, kamu mau melakukan pekerjaan apapun sayang?"

"Tentu Tante Mira, saya mau melakukan pekerjaan apapun."

"Bagus, maukah kamu jadi penjaga di salon milikku Kanaya? kamu cukup tidur di salon milikku, menjaganya saat malam, dan membersihkan salon sebelum para pelangganku datang."

"Mau... Mau tante, saya mau." jawabku dengan mata berbinar. Sungguh aku benar-benar merasa beruntung bertemu dengan Tante Mira, bahkan diperbolehkan tinggal di ruko miliknya, bukankah aku tak perlu lagi membayar kost-kostan jika aku tinggal di ruko itu.

"Baik, sekarang juga kamu bawa barang-barang mu pindah ke ruko milikku, kamu lihat deretan ruko di seberang jalan kan itu yang di tengah adalah salon milikku, aku tunggu kamu nanti sore ya Kanaya."

"Baik Tante."

"Lalu bagaimana dengan orang tuamu? Bukankah kamu harus ijin dulu pada mereka sebelum menerima pekerjaan dariku?"

"Maaf Tante, orang tua saya sudah meninggal."

"Oh maaf, baik kalau begitu. Aku tunggu kedatanganmu Kanaya."

"Baik Tante, terimaksih banyak."

Bergegas aku kembali ke kost-kostan lalu pamit kepada Ibu kost jika aku sudah tidak bisa tinggal di kost itu lagi. Ternyata ibu kost sangatlah baik, dia bahkan mengembalikan setengah dari uang pembayaran karena aku hanya menempati kamarku kurang dari satu bulan. Aku sangat berterima kasih karena berapapun nominal uang yang kumiliki saat ini sangatlah berharga untuk menyambung hidupku.

Aku lalu menuju sebuah salon yang tadi ditunjukkan oleh Tante Mira. Salon yang bagus dan terlihat mewah, ketika aku melangkahkan kaki ke dalam salon, tampak tatapan tajam beberapa kaspter salon memandangku dari atas sampai bawah.

"Eh anak gelandangan, siapa yang mengijinkan kamu masuk ke dalam salon ini?"

"Maaf Mba, saya hanya disuruh Tante Mira untuk datang ke salon ini."

"Jangan bohong, tidak mungkin Tante Mira mengajak gembel sepertimu masuk ke sini."

Aku hanya bisa diam mendengar cacian mereka. Salah seorang kapster salon ternyata ada yang memanggil Tante Mira. "Ada apa ini ribut-ribut? tidak enak kalau sampai di dengar pelanggan?"

"Ini tante, ada gelandang yang masuk ke dalam salon."

Dia lalu mendekat padaku yang sedang dikerumuni oleh beberapa kapster. Tante Mira begitu bahagia melihat kedatanganku. "Kanaya, akhirnya kamu datang juga sayang."

"Loh Tante kenal sama dia?"

"Memang Tante yang menyuruh Kanaya ke salon ini kok, mulai hari ini jangan pernah ada yang berani menghina Kanaya, kalau kalian sampai berani menyakiti Kanaya, kalian akan kupecat!"

"Kanaya, ayo kita naik, kutunjukan kamar untukmu Nak."

"Baik Tante, terimakasih."

Kami lalu meninggalkan para kapster yang tampak berbisik-bisik sambil menatapku dengan begitu tajam. Aku lalu masuk ke dalam sebuah kamar yang ada di lantai dua, kamar yang cukup luas, lebih luas dibandingkan dengan kamar kostku. Selain ada kamar mandi, kamar ini juga dilengkapi televisi kecil berukuran 14 inch. Sungguh aku merasa begitu bahagia, bahkan aku baru pernah melihat apa yang dimaksud dengan televisi.

"Kanaya, kamu tinggal di kamar ini ya, sebenarnya kamar ini sering saya pakai saat istirahat di sini, namun sekarang sudah ada kamu. Tugas kamu disini adalah membersihkan seluruh ruangan salon saat sebelum salon ini buka, pastikan semua peralatan pada tempatnya dan dalam keadaan rapi. Lantai salon juga harus selalu bersih, dan ruangan salon selalu wangi."

"Baik Tante Mira."

"Jika kamu punya waktu senggang, kamu tolong belajar dengan para kapster, jadi jika salon ini kekurangan tenaga kamu bisa membantu mereka bekerja."

"Baik Tante."

"Ya sudah kamu sekarang bersihkan dulu badanmu, aku ingin kamu terlihat bersih dan wangi sehingga tidak dipandang sebelah mata oleh orang lain. Setelah itu kamu makan makanan yang telah kubelikan, itu ada di atas meja, dan jika sudah selesai beristirahatlah, besok kamu sudah bisa mulai bekerja."

"Terimakasih banyak Tante, Tante Mira sudah begitu baik padaku. Bagaimana aku bisa membalas kebaikan Tante?"

"Tenang saja Kanaya, suatu saat kamu pasti bisa membalas semua ini." kata Tante Mira dengan sedikit menyeringai.

Dia lalu pergi dari kamarku. Sedangkan aku merebahkan tubuh di atas tempat tidur. 'Benar-benar kasur yang begitu empuk dan nyaman, jadi ini yang disebut spring bed?' batinku dalam hati.

Aku lalu berjalan ke kamar mandi, sebuah kamar mandi yang menurutku tampak mewah, dengan shower dan kloset duduk yang belum pernah kujumpai sebelumnya. "Bagaimana caraku memakai ini semua? Melihatnya saja aku baru pernah."

Terpopuler

Comments

Miss_Queen

Miss_Queen

nyesek bgt sih

2021-10-02

2

Polaris

Polaris

hatiku kok sakit ya

2021-10-02

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!