"Mas Agung."
"Kenaya? Benar kamu Kanaya?"
Aku hanya mengangguk pelan sambil sedikit tersenyum.
"Kanaya, kamu benar-benar sudah berubah."
"Iya Mas, kamu juga berubah." jawabku sambil menatapnya dari ujung kaki sampai ujung rambut yang terlihat berantakan. Mas Agung yang ada di hadapanku kini benar-benar berbeda dengan yang dulu. Dahulu pakaiannya begitu rapi mengenakan kemeja dan celana bermerk, kini dia hanya memakai kaos lusuh dan celana jins kumal. Sedangkan wajahnya yang dulu tampak segar, kini berubah menjadi kuyu. Tubuhnya yang kekar berisi kini juga berubah menjadi kurus dan layu.
"Emhhh iya Kanaya, waktu memang cepat berlalu, dan keadaan seseorang bisa berubah."
"Apa maksud kamu Mas? Apa yang terjadi dengan hidupmu?"
"Tidak apa-apa Kanaya. Hanya mengalami musibah kecil sehingga sedikit berdampak pada kehidupan kami, perekonomian kami juga sudah tidak seperti dulu akibat musibah itu, apalagi saat ini kita sedang mengalami pandemi, sehingga sangat sulit untukku bisa bangkit seperti dulu."
"Ooohhh ya sudah, aku pergi dulu ya Mas."
Saat aku akan beranjak pergi tiba-tiba dia memelukku. "Lepaskan aku Mas! aku bukanlah lagi milikmu! urusi saja istri dan keluargamu dan jangan pernah sentuh aku lagi!"
"Kanaya maafkan sikap istriku yang begitu buruk padamu Kanaya, sungguh saat itu aku tak tahu jika dia pergi untuk mengusirmu. Aku baru tahu keesokan harinya dari Firman, karena ponselmu tak dapat lagi kuhubungi."
"Sudah Mas, tak usah membahas kejadian itu lagi. Aku sudah bahagia dengan hidupku yang sekarang, kamu juga harus bisa bahagia dengan keluargamu Mas."
"Tapi Kanaya, aku masih mencintaimu, kau tahu sendiri jika aku tak pernah mencintai istriku. Kamu tahu bagaimana hubungan kami sudah berantakan sejak dulu."
"Mas, memangnya kamu bisa membayarku? Melihat penampilanmu saja aku tahu berapa uang yang ada di dompetmu!"
"Kanaya kumohon!"
"Cukup."
*Mas Agung!!!!" tiba-tiba kami dikejutkan oleh suara seorang wanita. Saat kami melihat ke arah sumber suara tersebut, ternyata dia adalah istri Mas Agung."
Aku hanya bisa tersenyum melihatnya, penampilannya kini pun makin berantakan.
"Eh wanita j*lang, p*lacur murahan, masih beranj kamu ganggu suami saya?"
"Ganggu suami kamu?"
"Ngaca dulu dong, yang ada suami kamu yang selalu ngejar-ngejar aku."
"Jangan banyak omong kamu, dasar pe*acur, wanita mu*ahan tak punya harga diri."
PLAKKKKKK
Tanganku begitu keras menampar istri Mas Agung, hingga pipinya tampak berubah menjadi berwarna merah.
"Berani-beraninya kamu menamparku, akan kubuat kau lebih menderita dibandingkan dulu!"
"Coba saja kalau kau bisa, sekarang giliranku yang akan membuat kalian membayar semua sikap buruk kalian padaku! Security... Security, tolong saya!" kataku sambil memberikan bungkusan berisi perhiasan ke tangan Mas Agung.
Dua orang security pun menghampiri kami. "Ada apa Non?"
"Itu Pak lihat ada gembel yang akan mencuri belanjaan milik saya, tolong saya Pak!"
"Berani-beraninya kalian berniat jahat pada Nona Kanaya, dia adalah pelanggan tetap di toko kami!!"
"Maaf Pak, ini hanya kesalahpahaman." kata Mas Agung.
"Bohong Pak Satpam, dia sudah memfitnah saya dan suami saya." jawab istri Agung.
"Lihat Pak, mereka mau mengelak padahal sudah jelas barang bukti ada di tangan mereka."
Mas Agung dan istrinya berubah menjadi pucat saat tersadar, di tangan Mas Agung masih memegang kantong belanjaanku."
"Ayo sekarang kalian ke pos kami!"
"Pak security tolong di proses hukum sekalian ya Pak, agar memberikan efek jera, jika tidak saya bisa memberitahu publik jika keamanan dan pelayanan di toko ini sangatlah buruk."
"Tentu, Non Kanaya tenang saja, kami akan memproses hukum mereka. Non Kanaya cukup duduk di rumah dan menerima laporan dari kami."
"Terimakasih banyak Pak, saya pamit pulang dulu. Pemisi."
"Silahkan Non Kanaya hati-hati di jalan."
Aku lalu masuk ke dalam mobilku. Mobil mewah yang sangat jauh berbeda dengan mobil milik Agung dulu. Mereka hanya memandangku dengan tatapan heran dan marah.
Kejadian tadi sebenarnya membuat sedikit merasa kesal tapi aku bahagia karena bisa sedikit membalas rasa sakit hatiku pada istri Agung.
Saat kubuka pintu apartemen, Tanja sudah ada di dalam apartemenku, dia memang memiliki akses untuk masuk, karena kami memang tinggal di satu apartemen yang sama, hanya berbeda lantai.
"Udah lama loe Tan?"
"Lumayan, loe darimana aja sih? udah gue tungguin dari tadi, gue mau ngomong penting sama loe. Gue kirim chat loe ga bales, gue telpon loe juga kagak angkat."
"Maaf Tan, tadi gue habis ngerjain orang." kataku sambil tertawa terbahak-bahak.
"Hahhh ngerjain siapa Nay? cerita dong! jadi penasaran nih!!"
"Ngerjain Agung dan Istrinya hahaha."
"Serius? loe apain mereka Nay?"
Aku lalu menceritakan semua yang kulakukan pada mereka. Tania juga ikut tertawa terbahak-bahak mendengar ceritaku.
"Tan loe mau ngomong apa tadi?"
"Ini Nay, nanti malem ada kerjaan buat loe, tamu loe kali ini ga tanggung-tanggung loh."
"Siapa Tan?" kataku penasaran.
"William Atmajaya." kata Tania disertai bola mata yang membersar dan menyiratkan kekaguman.
"Siapa sih? ga kenal?"
"Duh, tampilan udah gini tapi masih aja culun kamu Nay!" kata Tania sambil menepuk wajahnya.
"Siapa sih? Emang beneran ga kenal!"
"Dia itu salah satu pewaris dari keluarga Atmajaya Nay."
"Emang keluarga Atmajaya itu siapa sih Tan, gue kagak ngerti deh."
"Astagaaaa Kanayaaaa, keluarga mereka itu masuk ke dalam sepuluh bersar keluarga terkaya di Indonesia!!!"
"Ohhhh soriiii, gue baru tahu Tan."
"Makanya punya tivi sama ponsel bagus itu dipake yang bener jangan cuma bisa buat telpon sama kirim pesan doang!"
"Hmmmm." jawab Kanaya sambil mencibir.
"Ya udah sanah buruan mandi, loe harus dandan yang cakep biar tu pangeran terpikat sama loe."
Aku lalu melangkahkan kakiku masuk ke dalam bathtub, setengah jam lamanya aku mandi dan memilih gaun yang akan kukenakan saat bertemu dengan William nanti malam.
Cukup lama kami memilih gaun dan aksesoris untukku. Akhirnya pilihan kami jatuh pada sebuah dress malam berwarna hitam selutut namun lebih panjang di bagian belakang, dengan bagian depan berbelahan dada sedikit rendah.
"Perfect." kata Tania setelah selesai memoleskan make up untukku.
"Let's go Tan, khusus untuk malem ini gue yang anter loe, loe hubungi gue ya kalau udah selesai, gue juga ada janji di deket hotel tempat loe kencan."
"Oke, thanks Tan."
Tania lalu menurunkanku di lobi hotel dan aku langsung masuk ke dalam kamar yang telah dipesan oleh William.
Aku langsung masuk ke dalam kamar, karena menurut resepsionis hotel, William sudah menungguku. Jantungku berdetak kencang saat masuk ke dalam kamar, entah kenapa hari ini rasanya berbeda dengan sebelumnya.
Saat aku masuk, kamar ini tampak begitu sepi.
"Permisi, Tuan William."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments
Nirwana Asri
salah sebut nm kyna ya?? 🤔
2022-05-29
0
Nirwana Asri
selera yg bgus
2022-05-29
0
Aryani Dinda
ceritanya lumayan bagus Thor. like nya kenapa dikit ya. tetep semangat Thor
2021-10-07
1