Udara pagi ini terasa cukup enak, matahari pun bersinar dengan cerahnya. Syahira berjalan menuju kelasnya dengan bersenandung - senandung ria. Ia merasa bahagia, kini beban yang ada dihatinya sudah sedikit berkurang. Ternyata jujur itu lebih enak dibandingkan harus berbohong.
" Ara..." sebuah suara memanggil syahira dari belakang, tanpa menengok ia pun sudah tahu siapa pemilik dari suara itu.
" Iya Nad, ada apa? " tanyanya saat Nada sudah berada disampingnya.
" Kamu gak apa - apa Ra? " ucap Nada khawatir. Nada membolak-balikan tubuh Syahira, mengecek apakah sahabatnya itu terluka atau tidak.
" Ihh kamu kenapa sih Nad? " seru Syahira merasa risih dengan kelakuan Nada.
" Bentar deh Ra, aku tuh harus cek kamu bener gak kamu baik-baik aja. "
Nada masih meneliti seluruh tubuh Syahira. Dimulai dari kaki, tangan, tubuhnya dan sekarang beralih pada wajah mulus nan cantik milik Syahira.
Syahira mengerutkan keningnya, tak mengerti dengan pertanyaan yang diajukan Nada. " Maksudnya? "
" Ih hai kamu Ra, eta kamu teu kenapa - kenapa? Lainan kamari mas Pras dateng ke butik. " ucap Nada yang mulai menggunakan bahasa gado - gadonya.
" Iya, terus kenapa? "
" Lah, kok malah terus terus sih. " protes Nada yang tidak terima dengan ucapan Syahira.
" Lalu apa? emangnya aku harus bilang apa sama kamu? "
" ya gak ada sih, tapu beneran kamu gak apa-apa? mas Pras gak ngapa-ngapain kamu kan? " kembali Nada Khawatir dan berniat untuk memeriksa kembali keadaan Syahira yang ia pikir mungkin saja tadi terlewat. Namun, sebelum Nada sempat memulai kembali aksinya Syahira sudah langsung menjitaknya.
" Aduh....kamu kok jahat banget sih Ra, sakit tahu. " Nada memberenggut sambil mengusap-usap kepalanya yang sedikit terasa nyeri akibat jitakan Syahira.
" Habisnya kamu tuh ngaco tahu gak, kamu pikir mas Pras itu apa. Semarah-marahnya dia gak mungkin dia sampai nyakitin aku, mas Pras itu kan sayang banget sama adik tercantiknya ini. " terang Syahira menjeda ucapanya.
" Lagian aku udah ngejelasin semua alasannya ke mas Pras. Alhamdulillah akhirnya mas Pras ngizinin buat aku tetel kerja, ya meskipun awalnya harus mohon - mohon dulu. "
" Oh gitu, syukur atuh kalo gak kenapa - kenapa mah. " Nada mengelus dadanya lega.
" Makanya lain kali gak usah mikir yang aneh-aneh. " ucap Syahira mengingatkan.
" Iya maaf "
" Oh iya Ra, hari inikan hari sabtu. Kamu juga libur kerjakan, gimana kalau kita main ke mall? Sekalian cari buku untuk persiapan UN kita hari senin." Ajak Nada antusias sebab sudah lama mereka tidak main bareng lagi, apalagi sekarang Syahira sibuk kerja membuat mereka makin sulit untuk hangout bareng.
" Boleh tuh, kebetulan kemarin aku juga baru dapet gajian."
" Oke, jadi deal ya nanti kita pergi. " ucap Nada antusias.
" Iya " jawab syahira, kemudian mereka pun kembali berjalan menuju kelas.
......................
" Ayo dong Ra cepetan jalannya. " teriak Nada. Ia sudah heboh berjalan kesana kemari memasuki banyak toko. Syahira yang melihatnya dari tadi hanya geleng - geleng kepala.
Ya begini nih kalau jalan bareng Nada, pasti akhirnya malah jadi diajak muter-muter. Yang janjiannya cuma mau ke toko buku tapi malah masuk ke semua toko yang ada di mall itu.
" Iya Nad ini juga udah cepet. " jawab syahira yang tergesa-gesa mengikuti langkah kaki Nada yang panjang bak rel kereta api itu.
" Cepet apanya, kamu dari tadi disitu - situ mulu. " cerocos Nada yang melihat Syahira berada jauh dibelakangnya.
" Ya habisnya aku cape ngikutin kamu kemana - mana, bilangnya mau ke toko buku cari bahan buat ujian ini malah pergi ketempat lain." jawabnya yang kini tengah duduk menselonjorkan kakinya dikursi yang ada didekat Nada. Napasnya ngos-ngosan karena lelah mengikuti Nada kesana kemari.
" hehehe..ya maaf. Habisnya mumpung kesini jadi ya gitu. " ucapnya yang tersenyum sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
" Ya udah kalau gitu, ayo sekarang kita ke toko buku. "
" Nah, gitu ke dari tadi. Aku kan gak harus cape dulu marathon keliling mall. " jawab Syahira yang langsung berdiri dan menggandeng tangan sahabatnya itu.
Mereka pun berjalan beriringan pergi menuju ke toko buku.
......................
Rak - rak berjajaran dengan berbagai macam buku yang tertata rapi didalanya. Kesunyian cukup terasa disana, dan itulah yang disukai oleh syahira ketika berada di toko buku. Sunyi, damai dan tenang, persis seperti ketika berada diperpustakaan.
Syhira berjalan menyusuri rak - rak besar yang berisi buku modul pelajaran itu sendirian, karena Nada malah pergi menuju rak berisi buku novel. Diamatinya buku itu satu persatu, untuk mencari buku yang cocok dengan apa yang dibutuhkannya.
Lama mencari akhirnya syahirapun menemukannya, hanya saja buku itu berada dirak paling atas yang tidak dapat dijangkau olehnya. Syahira melihat kesana kemari tapi tak ditemukan seorang penjaga pun untuk dimintai tolong, hingga ia memutuskan untuk mengambilnya sendiri dengan cara melompat.
' *satu kali melompat '
' dua kali melompat '
' tiga kali melompat '
' empat '
' lima* '
'....'
Namun, nihil! Berapa kalipun syahira mencoba, ia tetap tidak bisa menjangkaunya. kembali Syahira mencari kesekeliling berharap akan ada seorang penjaga toko yang nganggur tapi dia tetap tidak menemukan siapa pun.
Ingin rasanya menghubungi Nada supaya bisa membantunya disini tapi ya masa cuma masalah begini aja harus minta tolong dia begitulah pikir Syahira dalam hati.
Akhirnya Syahira mencoba kembali melompat, sayangnya ia tetap gagal hingga pada percobaan terakhir, saat syahira melompat tiba - tiba ada sebuah tangan yang mengambil buku itu.
Syahira terkesiap, ia mematung ditempatnya tidak bisa bergerak karena tubuhnya kini menempel dengan seseorang yang ada dibelakangnya. Namun itu hanya berlangsung sebentar karena detik berikutnya seseorang itu sudah mulai menjauh dari tubuh mungil milik Syahira.
" Ini " ucap seseorang yang berada dibelakang tubuh Syahira memberikan buku yang tadi telah dia ambil.
Syahira masih membelakangi orang itu.
' suara ini ' Syahira seperti mengenal orang yang telah menolongnya, entah kenapa suaranya itu terasa tidak asing ditelinga Syahira. Namun, ia tidak mengetahui dengan jelas juga siapa itu.
Syahira membalikan tubuhnya, dan betapa terkejutnya dia saat tahu siapa orang yang telah membantunya barusan.
' kenapa dia ada disini? '
Syahira tiba-tiba mematung, ingin rasanya ia berlari menjauh dari tempat dirinya berada saat ini tapi entah kenapa kaki dan tubuhnya tidak bisa ikut bekerja sama. keringat dingin mulai bercucuran, Syahira merasa gugup dan khawatir takut nanti ada yang melihat dan malah salah paham.
" Syahira " ucap seseorang itu lembut.
perlahan seseorang itu melangkah mendekat membuat Syahira juga ikut melangkah untuk menjauhinya.
" Syahira "
kembali orang itu memanggil Syahira dengan sangat lembut. Ia masih tidak menghentikan langkahnya.
" Stop!!! jangan mendekat. " ucap Syahira namun orang itu masih tidak mau mendengarkan perintahnya.
Syahira terus mundur untuk menghindar hingga tidak menyadari sebuah benda tengah bergerak dan siap jatuh menimpanya.
" Syahira awas !!!! " teriak seseorang itu kemudian menarik Syahira kepelukannya.
++bersambung++
heyyy readers semua Author back nih...sorry ya kemaren author gak up soalnya lagi sibuk didunia nyata jadi mau kedunia khayalannya susah hihihi....
ada yang rindu gak nih sama Syahira??? atau rindu sama kak Fadil??? atau malah rindu sama dia yang masih belun diketahui namanya???<< hayoh ngaku kalian rindu sama siapa? atau kalian malah rindu sama Author yang cwantik dan comel ini? <<< aduh siapa pun yang kalian rindukan semoga tidak membuat kalian berat seperti kata babang dilan ya,,,,karena itu kalian gak akan kuat hahaha... udah udah ah...selamat membaca ya para readers semoga kalian suka sama ceritanya jangan lupa terus dukung author ya, vote cerita ini ya guys gak bayar kok gratis. dan jangan lupa juga like, komen, share dan tambahkan ke daptar favorite ya. love you all my readers see you next chapter ***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments