part 1

Hai semua, kembali lagi sama aku.

semoga kalian suka ya sama ceritanya, jangan lupa vote sama follow ya.

love you all

...****************...

#Author pov.

Disebuah bangunan tinggi dengan cat putih yang menjadi simbolnya, seorang pria tengah mondar mandir didepan sebuah ruangan operasi. Wajah khawatir sangat nampak jelas terlihat, mata yang merah dan rambut yang terlihat acak - acakkan itulah hal pertama yang dapat dilihat orang jika melihatnya.

Lampu operasi pun padam, menandakan bahwa proses operasi telah selesai. Seorang dokter keluar dari ruangan dengan peluh yang bercucuran karena kecapean. Melihat sang dokter telah keluar dari ruangan sang pria pun langsung pergi menghampiri.

" Bagaimana dok, apakah operasinya berjalan lancar?" Ucap sang pria penasaran ingin mengetahui kondisi dari pasien yang baru saja dokter tangani.

" Alhamdulillah mas operasinya berjalan dengan lancar dan adik mas baik - baik saja, adik mas bisa langsung dipindahkan keruang rawat sekarang juga. Namun karena saat operasi kita menggunakan biusan secara total jadi adik mas masih belum siuman dan kemungkinan bisa siuman sekitar besok atau lusa." Terang sang dokter.

"Alhamdulillah, terima kasih ya allah" ucapnya sambil menengadahkan kedua tangan dan kemudian melakukan sujud syukur sebagai wujud terima kasih kepada sang pencipta yang telah menyelamatkan adiknya.

" Apa saya boleh melihat adik saya dok?"

" Boleh mas, tapi ingat jangan terlalu berisik ya, biarkan adik mas untuk istirahat supaya nanti ketika bangun bisa lebih fress."

" Baik dok, sekali lagi terima kasih ya dok."

" iya sama - sama, saya ke ruangan saya dulu ya mas." Pamit sang dokter.

" iya dok silahkan."

Setelah kepergian sang dokter pras pun memasuki ruangan adiknya. Ya Pras adalah pria yang sejak tadi mondar mandir didepan ruang operasi dan pasien yang telah dioperasi tadi pasti kalian sudah bisa tebakkan? betul sekali, dia adalah syahira gadis yang baru kehilangan ibunya dan kemudian tertabrak. Perlahan pras mendekati ranjang lalu duduk disamping adiknya yang tengah terbaring lemah. Dipegangnya tangan sang adik dan dielusnya dengan pelan.

" Mas tahu ini pasti berat buat kamu dek. Tapi mas mohon kamu jangan buat mas khawatir kayak gini lagi ya, cukup kali ini aja karena mas gak sanggup kalo harus liat kamu seperti ini lagi." Ucap pras yang merasa sedih melihat adiknya yang terluka dan terbaring lemah diatas ranjang. Tanpa terasa air mata jatuh mengalir dipipi pras. Ia menagis tersedu - sedu sambil menggenggam tangan syahira dan menciuminya.

Waktu terus berlalu tanpa terasa jam telah menunjukkan pukul 12 malam. Rasa lelah akibat menangis barusan dan belum istirahat semenjak selesainya acara pemakaman sang ibu karena tadi ia langsung pergi ke rumah sakit untuk melihat adiknya membuat pras mengantuk dan akhirnya tertidur.

......................

Cahaya mentari menelisik masuk melewati celah tirai jendela rumah sakit, menembus tebalnya kaca yang transparan dan menerpa setiap tempat yang dilaluinya, termasuk tempat dimana sepasang kakak adik yang masih pulas dalam tidurnya.

" tet tot tet tot...."

"EMMM" lenguh pras yang terbangun akibat mendengar suara alarm dari hp nya.

Eitt...iya betul sekali. Suara tet tot tet tot tadi itu merupakan suara alarm dari hpnya Pras ya, bukan suara klakson mobil es krim yang biasa jualan keliling kampung hahahaha.

" Sudah jam 7 rupanya, pantas matahari sudah muncul terik begini."

" Ra kamu kapan bangun. Mas kangen sama cerewetnya kamu, mas juga kangen sama senyum kamu ra." Ucap Pras sambil mengelus kepala syahira lembut.

'KRUYUKKKK.....'

Terdengar suara cacing di perut Pras yang sedang berdemo untuk minta diisi.

" Aduh aku sampai lupa dari kemarin siang belum makan gara - gara sibuk ngurusin pemakaman ibu dan khawatir soal ara. Oh iya, ara juga pasti belum makan dari kemarin dan hari ini masih aja belum siuman." Guman pras.

" Lebih baik aku cari makan dulu mumpung syahira masih belum bangun."

" Dek, mas pergi cari makan dulu ya. Nanti mas balik lagi kok."

'Cup' dikecupnya kening syahira sebelum ia pergi meninggalkan ruangan untuk mencari makan.

Lima belas menit berlalu, kini Pras telah kembali memasuki ruangan sang adik. Pras dengan setia menemani adiknya meskipun hari ini ia ada jadwal kuliah tapi ia urungkan demi menjaga adiknya. karena bagi Pras adiknya itu adalah hal yang paling berharga dari apapun bahkan ia rela harus kehilangan nyawanya jika itu bisa membuat syahira terus hidup bahagia.

Apalagi setelah ibunya meninggal, maka otomasi hanya tinggal syahiralah wanita yang harus ia lindungi.

Waktu terus berlalu dan tanpa terasa kini jam sudah menunjukkan waktu zuhur. Namun syahira masih saja belum ada tanda - tanda siuman. Akhirnya Pras pun beranjak pergi untuk mengambil whudu dan melaksanakan solat. Seusai solat ia masih belum beranjak dari sajadah tapi pras masih duduk bersila sambil berdzikir dengan khusuk, tak lupa ia berdoa supaya sang maha kuasa cepat membuka mata adiknya.

Setelah selesai dengan aktivitas solatnya Pras kembali menghampiri adiknya dan duduk disebelah ranjang.

" Kapan kamu bangun dek, Mas udah gak tahan liat kamu kayak gini terus. Mas kangen lihat senyum diwajah kamu." gumam Pras.

'Oh iya, bukannya syahira suka kalo denger aku lagi ngaji ya apalagi kalau aku ngaji surat kesukaannya Ar-Rahman pasti dia suka banget. Kalau sekarang aku ngaji syahira bisa bangun gak ya.' Batin Pras.

Akhirnya pras beranjak dari kursi dan mengambil al-qur'an yang ada diatas meja. Setelah itu ia kembali duduk dikursi.

" Dek sekarang kakak mau baca surat kesukaan kamu jadi janji kamu harus bangun ya." ucap Pras sebelum mengawali membaca al- qur'annya.

" بسم الله الر حمن الر حيم "

"  الرَّحْمَٰنُ "

" عَلَّمَ الْقُرْآنَ "

" خَلَقَ الْإِنْسَانَ "

" عَلَّمَهُ الْبَيَانَ "

" الشَّمْسُ وَالْقَمَرُ بِحُسْبَانٍ "

" وَالنَّجْمُ وَالشَّجَرُ يَسْجُدَانِ "

" وَالسَّمَاءَ رَفَعَهَا وَوَضَعَ الْمِيزَانَ "

" أَلَّا تَطْغَوْا فِي الْمِيزَانِ "

" وَأَقِيمُوا الْوَزْنَ بِالْقِسْطِ وَلَا تُخْسِرُوا الْمِيزَانَ "

" وَالْأَرْضَ وَضَعَهَا لِلْأَنَامِ "

" فِيهَا فَاكِهَةٌ وَالنَّخْلُ ذَاتُ الْأَكْمَامِ "

" وَالْحَبُّ ذُو الْعَصْفِ وَالرَّيْحَانُ "

" فَبِأَيِّ آلَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ "

' hiks...hiks...hiks...' suara isak tangis terdengar membuat Pras yang tengah khusuk membaca kalam - kalam Allah berhenti seketika dan beralih mencari arah dimana datangnya suara tangis itu. Dan tanpa ia duga ternyata yang menangis adalah dia yang sejak kemarin ia tunggu.

" Dek kamu bangun dek. Alhamdulillah kamu udah siuman." Ucap Pras bahagia dan langsung memeluk adik tercintanya itu.

" kamu kenapa nangis dek, ada yang sakit ya? Mananya dek yang sakit? Tangan, kaki, ah...atau kepala kamu dek yang sakit? " Tanya pras beruntun sambil mengecek seluruh badan syahira dari ujung kepala sampai ujung kaki karena merasa khawatir takut operasi yang dijalani adiknya kemarin ternyata menimbulkan efek samping yang cukup serius.

" Ra ? Hey...jawab mas dek, mana yang sakit hemm? "

" hiks...enggak kok mas hiks.. gak ada yang sakit."

" Yakin gak ada yang sakit? Tapi kenapa kamu nangis sayang." Ucap Pras sambil menyeka air mata syahira.

" Iya mas gak ada, Ara cuma seneng aja denger mas ngaji barusan." Jawab syahira tersenyum menyembunyikan kesedihannya, karena sebenarnya ketika mendengar Pras membaca surat kesukaannya itu membuat syahira ingat akan ibunya, yang memang sama - sama menyukai surat itu.

" masa sih.... "

" Iya mas"

" Aduh...mas juga jadi seneng nih dengernya hahahaha..."

" eh..eh..eh kok malah jadi murung lagi dek, ada apa hemm ? " tanya Pras ketika melihat raut wajah syahira yang tiba - tiba murung. Baru saja ia bahagia melihat wajanya berseri karena tertawa tapi sekarang kenapa jadi murung kembali.

" Ibu..." gumam syahira lirih.

Jujur kesedihan karena kepergian orang yang disayangi membuat syahira tak kuasa menyembunyikan kesedihannya lebih lama lagi.

Pras yang mengerti dengan apa yang dirasakan adiknya pun mendekat kemudian memeluknya mencoba untuk menenangkan. Pras tahu pasti sulit bagi syahira untuk menerima kepergian ibunya karena selama ini syahira selalu dekat dengan ibu dibandingkan dengan bapak apalagi dirinya yang selama ini selalu sibuk kuliah.

" Mas kenapa ibu ninggalin kita cepet banget. Ara masih belum bisa terima ini mas."

" Udah ya dek, kamu harus ikhlas biar ibu bisa tenang dialam sana. Kamu ingatkan apa yang sering ibu ajarkan ke kita, kalau kita harus ikhlas dengan apa yang telah allah takdirkan untuk kita meski kadang itu menyakitkan. Lagian Kan masih ada mas, kamu bisa anggap mas seperti ibu, kamu bisa cerita apa aja ke mas sama kaya kamu suka cerita ke ibu." Ucap Pras mencoba menenangkan syahira.

" Iya mas, maafin Ara ya mas. Makasih mas udah ngjngetin Ara."

" Iya dek gak apa - apa mas, ngerti kok perasaan kamu gimana saat ini. Tapi mas minta kamu jangan nangis lagi ya, mas gak tega liat kamu nangis terus. Lagian kamu kalau nangis jelek tau tuh ingus nyampe bleber bleber gtu ih," ledek Pras

" apa sih mas enggak juga, mas tuh yang kalo nangis suka ingusan. Ara sih enggak blew..." ucao Syahira sambil menjulurkan lidahnya.

" hahaha....iya iya deh adek mas ini emang yang paling cantik. Tapi....kalo diliat dari sedotan hahahah...."

" Ih... mas apaan sih." Ucap syahira sambil mengerucutkan bibirnya.

" hahaha iya maaf maaf ya adik ku tersayang." Ucap Pras yang masih diiringi tawa.

" Eh mas tapi kok bapak gak keliatan, bapak mana mas ? " tanya syahira penasaran karena dari semenjak ia siuman tadi sama sekali belum melihat bapaknya.

" hah..itu bapak...bapak..." ucap pras terbata-bata dan terlihat gelisah.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!