Part 11

" Akhirnya selesai juga. "

Ku tutup leptop yang sejak tadi ku gunakan, bersandar lalu ku selonjorkan kedua kaki menikmati sejuknya angin sore ini. Hampir seminggu lebih setiap sore aku ke taman, hanya untuk mencari imajinasi novelku. Dan hal itu pun tak sia - sia, karena kini novelku sudah selesai dibuat, tinggal merangkai sinopsis, barulah nanti bisa aku kirimkan untuk perlombaan.

" Sendirian aja nih? "

Terdengar suara lembut yang tak asing ditelingaku, membuat mata yang semula terpenjam cepat - cepat aku buka. Dan benar saja, ternyata dia adalah orang yang ku kenal. Eh, tidak! tidak! bukan hanya kenal, tapi dia adalah orang yang selalu menarik perhatianku.

" Kak Fadil "

Fadil Arya Sanjaya, itulah namanya. Nama yang selalu hadir di pikiranku, pribadinya yang lemah lembut, Sopan, humoris, dan pintar dalam berbagai aspek pendidikan maupun agama, menambah nilai plus bagi diriku.

Dia adalah kakak kelas disekolahanku, tapi sekarang ia sudah lulus dan tengah meneruskan pendidikannya di perguruan tinggi ternama yang ada dijakarta. Aku menyukainya sejak pertama kali masuk sekolah dulu. Bisa dibilang aku cukup dekat dengannya karena memang kami ada dibeberapa organisasi yang sama. Terlalu banyak kesempatan yang ada, tapi tak pernah kugunakan untuk mengutarakan apa yang ada diisi hatiku. Aku takut kalau ternyata dia tak menyukaiku, meski selama ini ia sering perhatian terhadapku tapi itu tak menjamin bahwa kak Fadil menyukaiku juga bukan, selain itu karena mas Pras pasti tidak mengizinkannya.

' PLETAK!! '

" Aduh!!! Sakit tahu kak " ucapku memberenggut dengan tangan mengusap - usap kening yang disentil kak Fadil.

" Ya habisnya, ditanya tapi malah bengong. "

" Iya, tapi gak usah nyentil juga kali kak. Sakit tahu..."

aku masih mengerucutkan bibirku kesal, kebiasaannya yang selalu menyentilku itu tidak bisa dibiarkan. Selalu saja begitu, dikira kening aku tuh apa kena sentil mulu. Gimana kalau keningku berlubang kayak batu yang terus dijatuhi air, atau yang lebih parah gimana kalau tiba - tiba amnesia, kan gak lucu.

" Iya deh maaf, abisnya suka gemes kalau liat kamu bengong gitu bawaannya pengen nyentil mulu. " ucapnya diiringi tawa.

" serah deh " jawabku masih kesal, namun bukannya merasa bersalah dia malah semakin tertawa terpingkal pingkal.

" kalau cemberut gitu kamu tambah cantik tahu Ra, " ledeknya.

" Dih si kakak ngaco, Sejak kapan coba orang cemberut keliatan cantik? "

" Sejak bidadari yang ada dihadapanku ini turun dari langit. " ucapnya sambil tersenyum.

" Gombal. "

" Enggak gombal, beneran tahu. "

" Au ah, ya kalau bener berarti bagus dong, siapa tahu dengan begitu ada yang nyantol sama aku. "

' Dan aku harap itu kamu.'

" Banyak kali. " gumamnya yang masih bisa didengar olehku.

" Beneran kak? " tanya ku antusias, ya bukan karena aku suka mendengar banyak yang menyukaiku hanya saja aku penasaran bagaimana reaksi kak Fadil terhadap hal itu.

" Beneran apa? "

" Itu yang tadi kakak omongin. "

" Yang mana? " tanyanya yang masih tidak mengerti dengan apa yang aku tanyakan.

' Ganteng-ganteng kok lemot, untung suka ups '

" yang kakak bilang 'banyak kali', maksud kakak itu banyak yang suka sama aku? " tanyaku lagi memperjelas dengan menekankan kata 'banyak kali' supaya dia mengerti.

" Ohhh...itu, iya tapi...jangan sampai nambah dong, nanti kakak tambah sakit lagi. "

" Maksudnya? " ucapku tak mengerti dengan perkataan yang dilontarkan kak Fadil barusan.

" Eh, enggak kok, enggak! " terlihat kegugupan saat ia mengatakan itu, tapi aku tak menghiraukannya kerena mungkin saja aku salah liat.

" Oh iya, kamu belum jawab kenapa sendirian disini? Lagi ngapain? " tanyanya mengalihkan perhatianku.

" Lagi ngadem kak, sekalian cari imajinasi tadi. "

" Cari imajinasi? " ucapnya heran.

" Iya imajinasi, jadi aku tuh mau ikut lomba bikin novel kak dan aku suka cari imajinasi ditaman ini."

" Wahh....hebat. Terus gimana novelnya, udah beres? " tanyanya antusias.

" Alhamdulillah udah kak, tinggal bikin sinopsisnya terus dikirim deh."

" Alhamdulillah kalau gitu, terus pengumuman pemenang lombanya kapan? "

" Hari minggu nanti kak, semua peserta nanti dikumpulin digedung apa ya kemarin? Hemm...aku lupa, baru deh diumumin pemenangnya disana. " terangku

" oh gitu, boleh dong nanti kakak dateng buat liat. " ucapnya, yang sudah jelas membuatku bahagia setengah mati. Ingin rasanya diri ini melompat - lompat karena senang tapi sayang masih ada kak Fadil disisiku, aku tak mau dia melihatnya atau bahkan sampai tahu apa yang ada dihatiku. Aku ingin menunggu sampai waktu yang tepat dulu untuk memberitahunya.

" Iya boleh kok kak."

" oke nanti kakak pasti dateng, tar serlok aja ya."

" Oh iya kakak harus pulang nih udah sore, kamu juga pulang ya nanti keburu magrib, bahaya kalau cewek sendirian pas magrib." Pamitnya kepadaku.

" Assalamu'alaikum. " ucapnya setelah berdiri, kemudian mulai melangkah pergi meninggalkan tempat diriku berada.

" Wa'alaikumsalam " jawabku sambil tersenyum dan memandang punggungnya yang perlahan - lahan mulai menjauh.

Sosoknya mulai tak terlihat, aku pun cepat - cepat membereskan barang - barangku dan bergegas pulang seperti apa yang diperintahkan kak Fadil padaku tadi.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!