" STOP!!!! " teriak Syahira menghentikan pergerakan unang yang sudah siap akan melayangkan sebuah tamparan kewajahnya Pras.
" Udah mas, pak hentikan.." ucap syahira lelah melihat perdebatan ini sejak tadi.
"Oh...akhirnya si penyebab masalah udah pulang sekolah ternyata." Sinis unang kala melihat syahira didepannya.
" Apa maksud bapak? " tanya syahira terkejut dengan ucapan ayahnya.
" APA KAU TULI!!! AKU BILANG KAULAH PENYEBAB SEMUA KEKACAUAN INI!! " teriak unang tepat didepan wajah syahira.
' Apa benar aku adalah penyebabnya? ' itulah yang terlintas dipikiran syahira kala mendengar ucapan sang ayah. Ia tak mengerti kenapa jadi dirinya yang disalahkan. Namun, satu hal yang pasti, rasa SAKIT!!! itulah yang lagi - lagi syahira rasakan saat ini.
" Cukup pak, kenapa bapak jadi menyalahkan Ara. Bapak yang salah disini bukan Ara." Ucap pras membela syahira.
" Kau mungkin tidak tahu tapi aku tahu, Karena memang dialah penyebab semua kekacauan ini terjadi " ujar unang dengan sorot mata yang sulit untuk diartikan.
" Apa yang bapak bicarakan? " tanya Pras tidak menegerti.
" Sudahlah, aku malas membahasnya lebih baik aku pergi. Ayo Clar kita pergi saja dari sini." Ajak unang kepada istri barunya itu.
" Tunggu pak, bapak harus kembalikan hak syahira dulu. Bapak gak bisa seenaknya seperti itu." Ucap pras ketika ayahnya beranjak pergi keluar.
" Udahlah mas, biarin bapak pergi." Cegah syahira ketika pras akan mengejar ayahnya.
" Tapi dek itu hak kamu, mas gak bisa biarin gitu aja."
" udah mas gak apa - apa. Mas gak usah kejar bapak ya. " Jawab syahira meyakinkan kakaknya.
Pras pun menuruti perkataan adiknya, ia tak lagi berusaha untuk mengejar bapaknya. Pras duduk bersandar dikursi, berusaha menetralkan emosi yang masih memburu dihatinya.
Melihat kakaknya duduk, Syahira pun ikut menghampiri dan duduk dikursi sebelahnya. Ia masih diam tak mengeluarkan sepatah kata pun, atau bertanya apapun kepada kakaknya. Syahira membiarkan kakaknya menenangkan diri. Mereka terdiam cukup lama, sibuk dengan pikirannya masing - masing.
" kamulah penyebabnya "
" kamulah penyebabnya "
Kata - kata itu terus terngiang dalam otak syahira, Seperti rekaman yang terus diulang - ulang. Lagi - lagi apa yang dimaksud bapaknya itu? Selalu saja mengatakan hal yang sulit untuk syahira mengerti. Bak pisau yang menghunus, dan panah yang menancab, sakit, perih, itulah yang dirasakan syahira kala mendengar perkataan bapaknya tadi. Selain itu, kenyataan dari vidio yang terungkap pun ikut menambah rasa sakit yang dideranya. Mungkin jika diberi istilah maka ' bagai luka yang dikasih garam' , itulah istilah yang cocok untuk keadaan syahira saat ini.
Syahira tak menyangka, bapaknya akan menikah lagi, bahkan seminggu setelah ibunya tiada. Kesedihan masih melingkupi diri syahira, tapi dengan mudahnya sang ayah melupakan ibunya begitu saja. Apakah ia tak ingat dengan janjinya kepada ibunya Syahira dahulu? Entahlah, hanya dia dan tuhan yang tau.
Air mata kembali membasahi pipinya, semua kejadiaan yang dialaminya seminggu ini cukup membuat hati dan matanya tak bisa untuk bertahan. Entah sudah berapa kali air matanya itu telah keluar.
" Dek, maafin mas ya." Ucap Pras tiba - tiba ketika melihat syahira menangis.
" Maaf untuk apa mas?"
" Maaf karena mas gak bisa merebut kembali hak kamu. Kamu nangis pasti gara - gara itukan? "
" Gak apa - apa mas, itu bukan salah mas kok. Lagian Ara gak nangis kok mas, ini cuma kelilipan aja." Ucap syahira berbohong.
" Kamu pasti bohongkan, mas tahu dek kalo kamu tuh nangis bukan kelilipan." Ujar pras tak percaya.
" Enggak, itu salah mas dek. Andai mas tahu kalau tanah itu dijual bukan untuk membuka usaha baru, tapi malah digunakan untuk biaya pernikahan dan membeli rumah baru, mungkin mas bakalan langsung ambil surat itu dihari bapak mengambilnya dari kamu." Ungkap Pras merasa menyesal.
" Udah mas, mas gak usah merasa bersalah ataupun menyesal kayak gitu. Ara ikhlas kok mas. Kan mas pernah bilang kita harus mengikhlaskan apa yang hilang dari kita karena insya allah, allah akan menggantinya dengan yang lebih baik." Jawab syahira jujur karena memang jika perihal tanah ia sudah mengikhlaskannya.
" Ara gak sedih kok kalo tanah itu dijual, tapi Ara cuma kecewa aja soalnya bapak menikah tanpa bilang dulu ke ara, dan lagi bapak menikah secepat ini mas, itu yang membuat ara sedih dan gak habis pikir."
" Iya dek, mas juga berpikiran sama seperti kamu. Mas juga gak tahu kenapa bapak jadi seperti itu. Makanya tadi mas emosi pas bapak datang sambil bawa istri barunya, ditambah mas baru tahu kalau uang hasil penjualan tanah kemarin dipake buat seneng-seneng beli rumah baru. Terus pake bilang semua ini salah kamu lagi." Emosi pras kembali muncul.
" mungkin emang bener aku penyebabnya mas." Ucap syahira rilih
" Enggak dek, enggak, bukan kamu. Jangan bilang kayak gitu dek, semua yang terjadi saat ini bukan salah kamu dek." Sangkal Pras, ia tak bisa melihat adiknya itu kembali menangis.
" Udah kamu jangan pikirin omongan bapak ya.
" Pras menghampiri syahira dan langsung memeluknya dengan erat, berharap syahira tidak memikirkan perkataan bapaknya lagi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments