SKENARIO DARI TUHAN
Syahira Anastasya adalah seorang gadis cantik nan pintar yang terlahir dilingkungan keluarga yang cukup harmonis. Ayah yang penyayang, ibu yang baik hati, dan juga seorang kakak yang selalu melindunginya.
Hidup Syahira begitu sempurna, kebahagiaan selalu terjadi setiap detik dalam kesehariannya. Sampai-sampai ia tidak menyadari bahwa hidup tak hanya tentang sebuah kebahagiaan tapi juga ada sepercik kecewa dan kesedihan.
Dan akhirnya tibalah dimana Tuhan tidak lagi mengizinkan senyum itu terus terpancar diwajahnya. kejadian-kejadian yang tak diinginkan mulai terus datang menghampirinya, hingga sebuah RAHASIA yang selama ini tersimpan rapat pun akhirnya terbongkar.
...****************...
" APA! "
Refleks aku berteriak karena terkejut. Apa maksud Nada? Bahkan semuanya baik - baik saja sebelum aku tinggal pergi ke sekolah. Lalu, kenapa sekarang dia bilang seperti itu.
" please Nad gak usah bercanda deh, gak lucu. Ulang tahun aku tuh masih lama tahu, jadi ngeprank nya nanti aja ya jangan sekarang." Ucapku tak percaya padanya karena merasa apa yang dikatakannya barusan adalah bercandaan seperti yang sering ia lakukan saat aku ulang tahun.
" Syah aku gak bercanda." Ucapnya dengan diiringi tetesan air mata.
'Ck! Jago juga nih aktingnya Nada biasanya juga gak nyampe nangis-nangis kayak gitu.'
" iya bukan bercanda tapi ngejailin gitu kan" jawabku.
" Syah, aku serius. " ucapnya masih dengan meneteskan air mata.
" Ayolah Nad udah nangisnya, gak usah prank - prank aku, gak mempan udah kebal." Ucapku berusaha untuk menyudahi acara prank-prankngan ini. Masalahnya ini sangat gak berpaedah apalagi menyangkut keluargaku. Ayolah ini sungguh tidak lucu.
Namun tiba- tiba Nada mengencangkan tangisannya membuatku menjadi panik dan sedikit ada rasa yang tiba-tiba sulit aku jelaskan didalam sana.
" Syah aku gak bercanda kali ini, ini beneran serius syah. Hiks..hiks..I..hikks.ib...ibu ka..mu..." ia tak melanjutkan ucapannya dan malah kembali menangis histeris dipangkuanku. Membuat perasaanku menjadi bertambah tak karuan. Apakah benar???
" Syahira " sebuah suara memanggilku dari belakang, membuatku harus melepaskan pelukanku dari nada.Aku berbalik dan mencari sumber dimana suara tadi berasal dan terlihat dari kejauhan pak Dony tetanggaku berlari tergopoh-gopoh sambil meneriaki namanku.
Ada apa? Itulah pertanyaan yang muncul dari otakku pertama kali, pasalnya tak ada urusan yang mengharuskan pak Dony sampai mencariku. Atau, jangan-jangan si Jago mencuri sandal pak Dony lagi ? Ah sepertinya tidak, karena tadi pagi aku tak melihatnya saat memberi makan si jago. Lalu...apakah Jago mencuri celana kayak tetangga sebelah?? Ah tapi mana mungkin, jago kan ayam hahahaha. Ah udah ah aku tuh mikir apa coba.
" Syah ayo cepat pulang. Ibu mu..." ucap pak Dony membuyarkan lamunan gaje ku.
" HAH!! Ibu! ada apa dengan ibu? "
" Jangan-jangan...."
Belum selesai pak Dony mengucapkan maksud kedatangannya, aku sudah berlari pergi menuju rumahku meninggalkan Nada yang dari tadi memanggil-manggil namaku.
Aku hanya ingin memastikan bahwa apa yang diucapkan oleh Nada adalah sebuah gurauan, dan semoga saja pak dony barusan bukanlah untuk membicarakan perihal yang sama dengan Nada.
" Gak! gak mungkin, itu semua pasti gak mungkin kan. " batinku dalam hati. Aku menggeleng - gelengkan kepala berusaha untuk menyingkirkan semua pikiran negatif yang terlintas dibenakku.
......................
#Author pov.
Sekuat tenaga syahira berlari dengan harapan ia bisa cepat sampai dirumahnya. Namun rasanya alam tidak mendukung syahira karena yang ia rasakan saat ini adalah bahwa jalan yang biasa ia lewati hanya dengan menghabiskan waktu lima belas menit saja berubah menjadi seperti lima belas jam.
Air mata terus mengalir tanpa ada yang meminta, mengiringi setiap langkah yang syahira lalui. Hal itu membuatnya sesekali terjatuh dan tersungkur sebab setiap air mata yang jatuh menghalangi penglihatannya sehingga jalan yang dilaluinnya tidak begitu terlihat.
Semua roknya kotor terkena cipratan genangan air bekas hujan semalaman dan sikunya pun sedikit sobek akibat tergores besi dijalan ketika ia terjatuh tadi. Namun ia tak peduli, yang ia pikirkan saat ini adalah dirinya harus cepat sampai dirumah.
Kini dia telah sampai dipersimpangan jalan dan sebentar lagi syahira akan sampai ke tujuannya. Namun langkah syahira tiba-tiba terhenti ketika melihat ustadzah aisyah (guru ngajinya) berhenti didepan dirinya.
" ya ampun syah, kenapa baju kamu kotor sekali? Ini kenapa tangan kamu juga berdarah gini?" Ucap ustadzah aisyah khawatir melihat keadaan syahira yang benar-benar terlihat kacau.
" umi,,,apa benar kalo ibu.." ucapan syahira terhenti akibat pelukan ustazdah aisyah.
" yang sabar ya sayang, semuanya akan baik baik saja. Ini adalah takdir allah kamu harus ikhlas ya nak." Ujar ustadzah aisyah sambil mengelus puncak kepala syahira mencoba menenangkan.
'Deg'
Runtuh sudah pendirian syahira setelah mendengar penuturan dari guru ngajinya itu. Pasalnya apa yang diucapkan olehnya pastilah benar. Mati matian ia menolak semua perkataan yang diucapkan Nada disekolah karena merasa bahwa sahabatnya itu hanya sedang bercanda, tapi sekarang. Ahh sudah lah tak bisa lagi ia menyangkal.
Tangisan syahira pecah seketika, mengalir deras sampai membasahi baju ustadzah aisyah yang memang sejak tadi tengah memeluk syahira.
" sudah ya nak, jangan nangis. Kamu harus ikhlas. Yuk sekarang kita pulang yang lain udah nunggu kamu dari tadi." Ajak ustadzah aisyah.
Kemudian ia pun membawa syahira pulang.
......................
#Syahira pov.
Aku menangis tersedu-sedu setelah mendengar penuturan dari umi ( guru ngajiku ). Dunia ini terasa hancur, udara di sekeliling ku pun terasa habis hingga menyebabkan dada ini sesak.
kini aku tengah berjalan menuju rumahku dengan dipapah oleh umi, pasalnya tubuh ini tak bisa lagi aku kendalikan, dengan sendirinya luruh seperti tak ada tulang.
10 menit berlalu dan sampailah aku dirumah.
'Bendera kuning' apa semua ini benar? kenapa kamu harus bertengger dirumahku. Tak bisakah dirumah orang lain saja, atau bahkan jangan sampai ada saja karena kehadiranmu membuat hati setiap orang sesak seperti yang aku rasakan saat ini.' Batinku berteriak.
Segera aku melepaskan rangkulan umi dan berlari cepat memasuki rumah dan 'deg' kulihat dirinya, orang yang sering aku repotkan, orang yang sering aku susahkan, dan yang terkadang aku bantah perintahnya tengah terbaring kaku dengan ditutup oleh kain kafan.
" gak, ini gak mungkin" teriakku dengan tangis yang kembali pecah.
"Ibu kenapa ibu ninggalin syahira bu hiks..hiks...,apa salah sahira bu. Bu... hiks...hiks..hiks..syahira mohon ibu bangun. BU... BANGUN BU BANGUN hiks...hiks..." Ucapku histeris sambil mengguncang badan ibu berharap bahwa ini semua hanyalah mimpi belaka bukanlah kenyataan.
Beberapa detik aku menunggu tapi ibuku tak bergerak sama sekali, membuat aku sadar bahwa ini adalah sebuah kenyataan.
" kenapa ini bisa terjadi pak, bukannya tadi pagi ibu baik baik aja lalu kenapa sekarang jadi gini?"
Bapak hanya diam tak bergeming, bahkan menoleh kepadaku pun tidak. Tampak diwajahnya semburat kesedihan dan terlihat ada sedikit amarah dimatanya, entah karena apa.
" syah sadar syah, kamu harus ikhlas. Ini semua sudah takdir allah, hidup dan mati seseorang ada ditangan Allah dek." Ucap mas Pras kakak laki-laki ku sambil menghampiri dan berniat untuk memelukku. Namun belum sempat tangannya sampai, aku segera menepisnya dan berlari pergi meninggalkan rumah.
Aku terus berlari menjauh dari rumah karena rasanya hati ini tak sanggup bila harus melihat orang yang aku sayangi pergi meninggalkan.
Aku masih tidak percaya dengan semua ini. Kenapa Allah tidak adil terhadapku, kenapa ibuku harus meninggalkanku terlebih dahulu, kenapa? Kenapa tidak aku saja?
Aku menjambak kerudungku frustasi dan terus melangkah tanpa tahu arah hingga sebuah kejadian pun terjadi.
" brukkk "
Sebuah truk dari arah kanan menghantam tubuhku dan membuatku terpelanting jauh sekitar 2 meter dari tempat kejadian. Tubuh ku melayang dan terjatuh sampai kepalaku terbentur pembatas jalan. Darah segar mengalir deras dari kepalaku layaknya sungai yang tidak ada bendungannya, luruh begitu saja. Mataku mulai memberat dan sayup - sayup terdengar suara mas pras yang memanggil namaku hingga akhirnya mataku terlelap dan hanya gelap yang dapat ku lihat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments