Disebuah kampus terlihat beberapa mahasiswa yang tengah berlalu lalang mencari tempat untuk berteduh, begitu pula dengan pras yang baru saja menyelesaikan urusannya dan berniat untuk pulang. Namun, karena tiba - tiba turun hujan dan ia lupa membawa mantel, jadi ia memutuskan untuk meneduh terlebih dahulu.
" Hujannya lebat banget, syahira dirumah gimana ya. Semoga saja dia gak takut dirumah sendirian. " gumam pras khawatir memikirkan adiknya yang pasti sedang ketakutan sendiri dirumah. Pras tahu adiknya itu takut sekali jika harus sendirian dirumah apalagi ditengah hujan lebat seperti ini.
Awan masih menampakkan kegelapan namun rintik hujan sudah sedikit mereda, hanya terlihat rintik kecil saja yang turun. Pras memutuskan untuk melajukan motornya pergi meninggalkan kampus menuju rumahnya.
Kurang lebih 30 menit akhirnya pras telah sampai dirumah. Ia memarkirkan motornya dihalaman kemudian langsung berlari masuk kedalam rumah untuk mencari adiknya.
" kemana syahira ? Kenapa rumahnya masih gelap padahal kan ini udah sore, apa masih istirahat ya dikamar. " gumam pras ketika melihat rumahnya yang masih gelap padahal hari sudah menjelang malam.
Pras memencet saklar lampu yang kebetulan ada disamping pintu masuk, kemudian ia melangkah manaiki tangga munuju ke lantai atas tempat kamar syahira dan pras berada, karena memang kamar pras dan syahira ada dilantai dua sedangkan kamar orang tuanya ada dilantai satu.
Sesampainya dilantai atas pras langsung menuju kamar syahira untuk mengecek keadaannya, ia khawatir adiknya takut kenapa - kenapa.
Ketika membuka pintu pras dikejutkan degan keadaan syahira, baju yang basah kuyup, bibir yang telah membiru dan menggigil serta air mata yang terus jatuh menbasahi pipinya ikut menambah kesan kacau di diri syahira. Pras langsung menghampiri dan memeluk adiknya.
" Dek, apa yang terjadi ? Kenapa kamu bisa basah kuyup begini ? " tanya pras khawatir. Namun dia yang ditanya hanya diam membisu tak menjawab apa - apa, hanya isak tangis yang terdengar.
' ya Allah dek, apa yang sebenarnya terjadi. Kenapa kamu bisa jadi gini.' Batin pras.
" Dek...."
" Mas...huuhuu...mas kenapa bapak jadi kayak gitu...hiks..hiks...kenapa bapak berubah derastis seperti itu mas. Apa salah syahira ? Apanya yang berubah ?, " ucap syahira dengan tangis yang semakin tumpah.
' Bapak ? Ada apa sama bapak ? Kenapa tiba - tiba syahira bilang bapak begitu.' Pikir pras penasaran.
" Stttt....tenang dek, tenang ada mas. Udah dek jangan nangis lagi ya, udah ada mas disini. Kamu tenang dulu ya nanti baru cerita ke mas."
" hiks...tapi ma.."
" Sttt...udah sini, kalo kamu masih mau nangis, ya udah kamu nangis aja sini dipundak mas biar kamu lebih plong dan tenang. " ucap pras mencoba menenangkan adiknya sambil mengeratkan pelukannya.
Mendengar ucapan sang kakak, dengan otomatis membuat air mata syahira yang coba ia tahan kembali mengalir deras dan membasahi baju pras yang memang sudah basah setelah memeluknya tadi.
Setelah lama menangis dan dirasa syahira sudah cukup tenang, pras pun melepaskan pelukannya. Ia mengusap sisa air mata yang masih tersisa disudut mata adiknya.
" Nah, kalo gini kan kamu jadi gak terlalu jelek dibanding tadi, udah baju basah kuyup, mata bengkak sama merah lagi, terus itu ingus kamu sampe beleber kemana - mana ihhhh iyuhhhh... jorok banget tau, " ledek pras dengan menggidigkan badannya pura - pura jijik.
" Apa sih mas " ujar syahira sambil memukul masnya kesal.
" hahaha...iya iya mas bercanda, gitu aja ngambek. Maafin mas ya dek." Ucap pras meminta maaf, namun syahira tak bergeming.
" Oh iya, mas mau nanya. Kenapa kamu nangis? terus nih baju kenapa sampai basah kuyup kayak gini?. Ini juga, kenapa lemari kamu rusak? bajunya juga sampai berantakan dilantai gitu. " tanya pras sambil menunjuk pakaian yang berserakan dimana - mana.
"Kamu gak lagi patah hati kan nyampe berantakin baju kayak gini ?, terus ruang tamu juga brantakan gitu, kenapa?." Lanjutnya menyelidik.
" Emangnya mas yang kalau patah hati suka berantakin barang, aku mana pernah kayak gitu, pacaran aja belum pernah. " ujar syahira sewot.
" ya makanya mas heran, kamu kan belum pernah pacaran. Nah, maka dari itu kenapa kamu nyampe berantakin pakaian kamu gitu. Kalau bukan karena patah hati terus kenapa dek..?" tanya pras.
" Jadi begini mas ceritanya...." syahira menceritakan semuanya kepada sang kakak. Dimulai dari saat ia memasuki rumah sampai bapaknya pergi dengan membawa surat tanah untuk dijual. Syahira pun menceritakan saat bapaknya itu melarangnya untuk melanjutkan sekolah dan saat ia didorong pun ikut ia ceritakan kepada sang kakak.
" .....gitu mas ceritanya." Ucap syahira setelah selesai bercerita.
' astagfirullah, kenapa bapak jadi kayak gitu. Padahal kalau aku bicara kasar atau ngeledek syahira aja bapak udah marah, tapi kenapa ini bapak sendiri malah mendorong dan berkata kasar sama syahira.' Batin pras.
" Udah dek kamu gak usah terlalu mikirin omongan bapak ya. Mungkin bapak masih belum menerima kepergian ibu jadi gitu dan mungkin emang benar bapak lagi perlu uang soalnya kamu juga tahu kan kalo bisnis bapak bangkrut, jadi mungkin bapak mau jual tanah itu untuk biaya usahanya yang baru." Terang pras mencoba membuat syahira untuk tidak berpikiran macam - macam.
" oh iya, kalau untuk uang buat kuliah, kamu gak usah khawatir nanti mas ganti ya, kan kamu tahu sekarang selain kuliah mas juga mulai kerja sambilan, insya allah pasti nanti ada buat kuliah kamu." Lanjut pras.
" Tapi mas juga pasti perlu kan uangnya, apalagi mas kan kuliah jurusan kedokteran, pasti lebih butuh banyak uang. Tujuan mas kerja sambilan juga karena itukan."
" Udah dek kamu gak usah mikirin itu, yang penting sekarang kamu sekolah dulu yang bener. Kamu gak perlu mikirin biaya kuliah, apalagi biaya kuliah mas. Insya allah pasti ada rezekinya."
" sekarang kamu ganti baju ya, nanti kamu masuk angin dari tadi pake baju basah, terus setelah itu solat dan langsung turun kebawah kita makan malam ya." Titah pras
" tapi mas Ara gak ***** makan."
" Nanti kamu bisa sakit Ra kalau gak makan, kamu belum makan kan dari siang? "
" Ara gak mau mas " ucap Syahira kekeh tak mau makan karena memang ia tak memiliki selera untuk makan.
" Ya udah kalau gitu abis solat langsung istirahat aja ya, kalau emang nanti laper kamu bangunin mas aja, biar mas yang masakin."
" iya mas "
" Kalau gitu mas kekamar ya, inget solat lalu istirahat jangan mikirin macem - macem, oke." Ucapnya mengulang kembali apa yang sudah dikatakannya tadi.
" selamat malam adek mas sayang, " salam pras sebelum meninggalkan kamar.
" Selamat malam mas."
Setelah kepergian pras, syahira kemudian beranjak mulai melakukan apa yang telah di perintahkan kakaknya tadi.
......................
Matahari mulai naik kepermukaan menandakan bahwa hari sudah mulai siang. Syahira sudah rapih dengan seragamnya, kini tinggal merapikan tas dan berjalan kebawah untuk sarapan. Hari ini adalah hari pertama dia kembali lagi kesekolah setelah beberapa hari lalu ia izin karena sakit.
Seminggu sudah kepergian ibunya, namun hingga detik ini syahira masih belum mengunjungi makam ibunya. Bukan karena ia tak mau, hanya saja kakaknya yang masih belum memiliki waktu senggang untuk mengantarnya ke pemakaman. Dan baru hari inilah kakaknya bisa mengantarkan karena memang sedang tidak ada jam kuliah, maka dari itu rencananya sepulang sekolah mereka akan pergi ke pemakaman.
" selamat pagi mas," sapa syahira ketika sampai di meja makan.
" pagi juga dek, ayo duduk kita sarapan dulu." Ajak pras.
" Nanti berangkat sekolahnya mas anter ya."
" Gak usahlah mas, biasanya juga ara berangkat jalan kaki kok." Tolak syahira lembut.
" Itukan kemarin - kemarin dek, kalo hari ini mas yang anter ya, titik gak pake koma pokoknya. " ucap pras memaksa.
" Sekarang ayo cepet makan biar gak telat nanti sekolahnya." Lanjut pras
" Iya mas " ucap syahira dan kemudian mulai memakan makanan dipiringnya.
Tak ada sepatah kata pun yang keluar dikala mereka makan, karena memang sudah menjadi kebiasaan dikeluarga syahira jika sedang makan mereka tidak boleh bicara.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments