Hembusan angin menerpa diriku, membuat kerudung yang ku kenakan melambai - lambai bebas. Aku tengah berada di taman dekat rumah, setelah sepulang sekolah tadi pergi ke butik tantenya Nada untuk membicarakan perihal pekerjaan. Alhamdulillah, semuanya lancar dan tantenya Nada memperbolehkanku bekerja sehabis sekolah.
Aku duduk dibawah pohon dengan sebuah buku novel dipangkuanku, kubuka lembar demi lembar setiap halamannya. Kupelajari setiap kata yang tersirat didalamnya, dan kupahami setiap rangkaian cerita yang ada. Itulah yang kulakukan saat ini. Berusaha mengerti dari keseluruhan sebuah novel, sebagai pembelajaran karena setelahnya aku akan memulai membuat novel untuk lomba.
Setelah ku pelajari beberapa hari ini ternyata aku mulai menyadari, bahwa membuat sebuah novel bukanlah hal yang mudah. Perlu pengetahuan yang luas dan juga kemampuan merangkai kata yang apik dan mampu menggugah para pembaca.
Cukup sulit bagiku, meskipun aku termasuk orang yang suka membaca novel tapi tak membuatku mahir merangkai kata apalagi membuatnya. Namun, aku harus berusaha supaya bisa memenangkan perlombaan itu.
Ku tutup novel yang baru saja ku baca, dan mengambil buku lain untuk memulai menulis cerita. Ku goreskan pena dikertas putih itu, dan mulai menulis beberapa kata. Tak sampai satu paragraf aku merobek kertas itu dan meremasnya menjadi sebuah bulatan, lalu melemparkannya kesembarang arah.
" Aduh " sebuah suara mengagetkanku. Aku menolehkan kepalaku kebelakang, terlihat seorang pria tengah mengelus kepalanya dengan tangan yang satu memegang sebuah gumpalan kertas.
' apa itu kertas yang aku lempar tadi? Aduh bisa gawat nih, keliatannya orang itu kesel banget lagi. ' hatiku bergejolak, bukan karena jatuh cinta melainkan karena khawatir melihat wajah pria itu yang seperti ingin meledak.
" Heh, kalau buang sampah tuh ketempatnya dong. Buang sampah kok sembarangan, dasar bodoh. "
Tuh kan beneran nyolot, pake ngatain bodoh lagi. Dia gak tahu apa kalau aku ini pinter, kebukti selama ini aku selalu juara kalau dikelas. Huh! bikin emosi aja nih orang.
" Maaf mas saya gak sengaja, saya pikir tadi gak ada orang. " ucapku padanya.
" M- mas ?? " ucap Pria itu kaget. Aku yang ditanya pun hanya bisa menganggukkan kepala sebagai jawaban.
" wajah kayak artis Hollywood gini dibilang mas ?? Kamu kira saya ini tukang cilor yang suka ada dipinggir jalan apa kamu panggil mas. "
Kembali ia berucap sambil menunjuk wajah yang katanya mirip Artis Hollywood itu dengan bangga. Ya memang sih wajahnya itu tampan, kulitnya yang putih, rahangnya yang kokoh, halisnya tebal dan juga hitam, tak lupa dengan hidungnya yang mancung mirip prosotan anak SD ' Hihihihi....!!! '
" Kamu ngetawain saya! "
" Hah? " jawabku kaget dengan perkataannya, bagaimana dia bisa tahu kalau aku baru saja menertawakannya. Apa dia seorang cenayang? Atau aku yang keceplosan? Ahh gimana dong, masa iya sih aku bisa keceplosan. Apa dia bisa dengar isi hati orang lain? Apa sih Syahira itu malah lebih ngaco.
" Ahhh...t-tidak, siapa yang ngetawain kamu. "
" kalau kamu gak ngetawain saya, terus kamu barusan ngetawain apa? Emang dasar kamu itu ya udah bodoh terus sekarang gila, paket komplit emang. " ucapnya sambil geleng-geleng kearah ku.
" Please ya mas saya kasih tahu kalau saya ini gak bodoh apalagi gila, saya itu pinter bin waras tahu, sumpah deh. " jawabku diiringi tangan yang membentuk hurul V.
" Huh..! Pinter !! Pinter apa kamu? Pinter buang sampah. "
Lagi dia berucap sambil memperlihatkan segumpal kertas ditangannya lalu melemparkannya kearahku yang otomatis langsung aku tangkap.
" Itukan gak sengaja, lagian aku pikir gak ada orang juga. " ucapku membela diri.
" ouhhhh....Jadi meskipun gak ada orang kamu bisa bebas gitu buang sampah sembarangan, emang dasar kamu bodoh ya. " ujarnya masih dengan suara yang meninggi.
Lagi - lagi ia mengatai ku bodoh, membuatku tak kuasa untuk menahan emosi lagi." Heh! Mas saya kan sudah minta maaf tadi, lagian saya ini gak sengaja. Selain itu saya juga gak bodoh seperti apa yang mas tadi bilang, saya cukup pintar kok dikelas. "
" Kalau kamu emang pintar, gak bakalan kamu buang sampah sembarangan kayak gini." Ucapnya sambil melempar gulungan kertas yang tadi aku buang ke wajahku.
" sudahlah, lebih baik aku pergi daripada disini ngomong sama orang bodoh pasti gak bakalan selesai - selesai. " lanjutnya, kemudian meninggalkanku dengan emosi yang semakin memuncak.
" DASAR ORANG GILA!!! " teriakku kepadanya yang hanya dibalas dengan lambaian tangan saja.
" mimpi apa aku semalam sampai harus ketemu orang gak jelas kayak gitu. " gumamku.
Moodku sudah berantakan akibat pria gak jelas barusan, hingga akhirnya aku pun membereskan semua barang - barangku, dan beranjak pergi meninggalkan taman berniat untuk pulang.
hai hai reader.....
Author comeback nih
semoga suka sama ceritanya ya
jangan lupa
like
vote
komen
and Share ya
bye, see you next chapter
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments