~Chapter 14: Keinginan Revan~

Revan bangun dengan perasaan gelisah, ia tidak bisa tidur dengan nyenyak. Jam baru menunjukkan pukul 7 lewat, Revan bergegas mandi dan pergi mengendarai mobilnya.

Dengan beralasan mengurus pekerjaan, Revan berbohong kepada Angela yang kebingungan melihat Revan sudah akan pergi keluar dengan terburu-buru di hari Sabtu pagi itu.

Revan memacu mobilnya dengan kecepatan sedang, memarkir mobilnya dengan rapi di sebuah basement apartment.

Kakinya melangkah dengan cepat, tidak sabar tiba di kamar apartment yang baru saja ia datangi beberapa jam yang lalu itu.

Bibir Revan tersenyum tipis saat wanita yang terus terlintas dalam pikirannya itu membukakan pintu untuknya. Ia bisa saja membuka sendiri pintu itu, tapi rasanya ia ingin memberikan kejutan di pagi hari yang cerah itu.

Wajah kaget dan kebingungan Kyara melihat kedatangannya yang tiba-tiba, terlihat begitu menggemaskan di mata Revan.

Revan berusaha memutar otaknya, membuat alasan untuk bisa bersama dengan Kyara pagi itu. Dengan ide mengecek kandungan bersama terlintas di pikiran Revan saat melihat Kyara mengelus halus perutnya.

Revan merasakan jantungnya berdegup kencang saat melihat bentuk janin di layar monitor, rasa bahagia dan lega berdesir di hatinya melihat janin itu tumbuh dengan sehat.

Seusai dari dokter kandungan, Revan ingin mengajak Kyara makan bersama dan membelanjakan beberapa keperluan Kyara. Entah apa yang merasukinya, tapi ia merasa senang memperlakukan Kyara seperti itu.

Apa hanya karena sekedar rasa tanggung jawab terhadap bayi yang Kyara kandung, atau memang ia masih berharap untuk bisa hidup bersama dengan Kyara...?

Melihat Kyara yang kelelahan di sofa, Revan mengikuti hatinya untuk melayani wanita itu seperti layaknya seorang suami.

Revan tersenyum kecil saat melihat Kyara yang kabur ke kamar dan tersipu menolak pijatannya, rasanya begitu menyenangkan menggoda wanita yang pernah sangat ia cintai 14 tahun yang lalu itu.

Revan berniat merapikan barang belanjaan milik Kyara, membawa dan meletakkannya di kamar tidur Kyara.

Matanya terperangah saat melihat Kyara baru saja keluar dari kamar mandi dengan pakaian tidur yang tipis dan terbuka.

"Kenapa kau masih di sini?" Tanya Kyara kaget dan berbalik, berniat melangkah untuk berganti pakaian yang lebih tertutup.

Revan tidak ingin melewatkan kesempatan, ia dengan cepat menghampiri Kyara, menghentikan usaha wanita itu untuk mengganti pakaiannya.

Jantung Revan berdegup kencang, hanya melihat kulit putih milik Kyara saja sudah berhasil membuatnya bangun, apalagi saat dia berdiri sangat dekat dengan Kyara dan menghirup wanginya aroma tubuh wanita itu.

Selain malam reuni itu, Revan tidak pernah sedekat ini dengan Kyara, dirinya ingin sekali memeluk dan menyentuh wanita itu.

Revan merasakan dorongan aneh yang menguasai dalam dirinya, kenapa keinginan ini bisa muncul saat ia bersama dengan Kyara?

Kenapa hasrat itu tidak muncul saat ia bersama dengan Angela yang jelas-jelas istri sah dan juga sangat ia cintai?

Revan menatap dan memperhatikan wajah Kyara, menepis bayangan Angela di pikirannya dan mengikuti keinginan dirinya yang tidak akan ia tahan lagi.

...***...

Kyara terkesiap kaget saat Revan tiba-tiba mengecup bibirnya. Yang awalnya hanya kecupan, dengan cepat berubah menjadi ciuman yang menuntut pembalasan.

Kyara menepuk-nepuk dada Revan dan berusaha mendorong pria beristri yang lancang menciumnya.

"Revan... Hentikan...," Pinta Kyara di sela ciuman Revan yang memaksanya membuka mulut.

"Jangan begini...," Mohon Kyara lagi.

"Revan, aku sedang hamil!" Teriak Kyara berusaha menyadarkan Revan.

Sepertinya berhasil, Revan melonggarkan dekapannya dan memberi jarak di antara mereka sesaat.

"Aku akan pelan-pelan...," Ucap Revan lalu kembali mengecup bibir Kyara dengan lebih lembut tapi tetap mendekap dengan kencang, tidak membiarkan Kyara menghindar dan melawan.

Kyara melotot kaget. Bukan itu yang ia maksud...

Kyara tidak kuat memberontak, semakin ia mendorong Revan, semakin kuat pria itu mendekapnya dan ia mulai kehabisan tenaga.

Kyara membiarkan Revan menciumnya, ia yakin pria itu akan segera menyadari apa yang sedang ia lakukan dan akan menyesalinya.

Revan membenamkan kepalanya ke leher Kyara, menghirup dalam-dalam aroma yang mampu memporakpondakan hati dan perasaannya.

"Apa kau sudah selesai?" Tanya Kyara menyindir Revan.

"Belum...," Jawab Revan tegas dan menatap tajam pada Kyara.

Kyara kembali dibuat kaget saat Revan menariknya pelan ke tempat tidur, mendudukkannya di tepi ranjang dan melanjutkan ciumannya.

Kyara masih berusaha mendorong Revan menjauh, meskipun dirinya juga ingin melakukan lebih dari itu.

"Kenapa kau mendorongku? Lagipula kau sudah hamil...,"

Kyara berpikir sesaat, ada benarnya, mereka sudah melakukannya sekali, dan ia hamil karena itu. Jika dikatakan berdosa dan selingkuh, mereka sudah melakukannya dari awal.

Terlanjur basah, Kyara ingin menjadi dirinya sendiri, mengikuti hati dan tubuhnya, tangannya merangkul leher Revan dan mulai membalas ciuman Revan, tanpa menahan diri, ia mulai mengeluarkan desahannya.

Revan menjadi lebih bersemangat, tangannya bergerak mengerayangi tubuh Kyara dan meraba apapun yang ingin ia sentuh.

...***...

Kyara terbangun setelah tertidur hampir 3 jam. Ia memicingkan mata, melihat siapa yang tidur sambil memeluknya. Revan masih terbaring pulas di sana, sama dengannya tanpa berbusana dan hanya tertutup selimut.

Revan ikut terbangun saat merasakan Kyara bergerak dan beranjak dari kasur. Samar-samar ia melihat wanita itu memasuki kamar mandi.

Revan tersenyum puas, hampir 5 bulan ia tidak merasakan kepuasan bercinta. Ya, sejak malam reuni itu terjadi, dirinya hanya ingin menyatu dengan Kyara, pikirannya hanya mendambakan wanita itu.

"Kau sudah bangun? Pulanglah...," Tegur Kyara sekembalinya dari kamar mandi saat melihat Revan sedang duduk di tepi ranjang.

"Kemarilah," Pinta Revan sambil menepuk ranjang, meminta wanita itu untuk duduk di sampingnya.

"Ada apa?" Tanya Kyara bingung, dengan ragu-ragu duduk di sebelah Revan.

Revan tiba-tiba memeluknya dengan erat, membenamkan kepalanya di bahu Kyara, seketika Kyara mematung, kaget dengan apa yang Revan lakukan, selain itu ia juga merasakan hatinya yang berdesir seakan mendapat perlakuan sayang oleh mantan pacar yang menghamilinya itu.

Kyara mendorong tubuh Revan agar menjauh.

"Apa yang kau lakukan?"

"Memelukmu...,"

"Apa? Kau tahu sikapmu sangat aneh?" Tanya Kyara kebingungan.

"Dulu kau tidak terima aku hamil, dan bilang one night stand kita sebuah kesalahan. Sekarang, kau seperti seolah menginginkanku."

"Aku tidak bodoh Revan. Tadi siang, aku tidak menggangapnya special. Itu hanya karena kita berdua terbawa suasana dan hormon kehamilanku yang sedang tidak stabil."

"Aku tahu, meski begitu kita menikmatinya bukan...,"

Kyara menyipitkan matanya, berusaha mencari kepastian dari tatapan mata Revan yang menatapnya tegas.

Kyara menundukkan kepalanya, tidak kuat beradu pandang dengan Revan yang terlihat mendominasi situasinya saat ini.

"Aku lelah, pulanglah, istrimu menunggumu...," Lirih Kyara memperingatkan.

Revan berdecih kesal karena Kyara membuat suasana hatinya menjadi jelek.

"Jika itu yang kau inginkan... Baiklah...," Jawab Revan lalu beranjak dari ranjang dan bergegas menggunakan pakaiannya.

Kyara meringkuk di ranjangnya, air matanya tak terbendung, menetes deras setelah memastikan Revan sudah pergi dari apartemen itu.

"Apa ini karmaku? Ya Tuhan...." Lirih Kyara meratapi dirinya sendiri.

.

.

.

.

.

To Be Continue~

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!