~Chapter 11: Tamu tak diundang~

Sudah seminggu Kyara menempati apartment milik Revan, dia sudah mulai terbiasa dan memang terasa lebih nyaman untuknya yang sedang hamil muda.

Kyara sedang membaca buku kehamilan yang belakangan menjadi rutinitas dan kegiatannya mengisi waktu luang.

"Non lagi hamil muda, ngidem apa? Nanti ibu keluar sekalian beliin." Tanya seorang wanita usia 50 tahun dengan ramah, ia adalah Bu Ana, ART harian yang disewakan Revan akan datang setiap pagi hingga sore untuk memasak dan membersihkan apartment.

"Sekarang lagi gak mau apa-apa Bu... Oh ya, nanti aku mau pergi ikut kelas yoga, ibu bisa temenin aku?"

"Tentu bisa Non.., masa gak bisa buat Non mahh...,"

"Makasih ya buu..," Ucap Kyara tersenyum senang karena bisa cepat akrab dengan Bu Ana yang baru bekerja beberapa hari ini, setidaknya ia punya teman dan tidak selalu sendirian.

Pukul 2 sore ini, Kyara baru saja selesai mengikuti kelas yoga kehamilan yang tak jauh dari apartementnya. Bu Ana membantu Kyara membawakan tasnya, ia sengaja mengajak Bu Ana untuk berjaga-jaga karena ia masih suka pusing dan mual.

"Kyaraa…” Panggil seseorang.

“Kenan?? Kenapa kamu bisa di sini??” Tanya Kyara kaget bercampur senang melihat Kenan yang menyapanya.

“Pusat kebugaran di sebelah ini punyaku.” Jawab Kenan menunjuk ruko pusat kebugaran yang terpisah dua ruko dari tempat Kyara berlatih yoga.

“Milikmu? Kebetulan sekali…” Ucap Kyara tidak menyangka.

“Kau berlatih di sini?”

“Ehm, yah…, aku baru saja bergabung di sini.”

“Baguslah, kita bisa sering bertemu.” Ucap Kenan tersenyum, senang dengan pertemuan tanpa disengaja mereka, ia pun berharap bisa memanfaatkan kesempatan itu untuk sering bertemu dengan Kyara.

“Nanti kita ngobrol lagi Kenan, taksi pesanan ku sudah datang.” Pamit Kyara segera melangkah perlahan menuju taksinya bersama Bu Ana.

“Yahh, hati-hati…,” Jawab Kenan mengantarkan Kyara memasuki taksi.

...***...

Hari ini Kyara mengadakan makan malam bersama di apartemen, sekaligus ia ingin merayakan ia diterima bekerja di kantor milik Nathan.

Kyara membukakan pintu dengan antusias, tersenyum menyambut Billa dan Nathan yang masuk sambil menenteng beberapa kantong sayuran dan bahan makanan lainnya.

Mereka sudah membagi tugas, Billa dan Nathan pergi berbelanja, Kyara tentu saja melakukan pekerjaan ringan seperti menyiapkan meja dan peralatan makan.

“Aku mau ke toilet dulu…,” Ucap Nathan yang terburu-buru meletakkan kantong belanjaannya dan berlari ke toilet.

"Sanaaa buruu... Kasihan sudah menahan pipis dari tadi." Ucap Billa menertawakan tingkah Nathan.

“Oh ya, aku juga mengundang Ray untuk ikut. Ku pikir akan lebih seru jika lebih ramai. Kamu..., Tidak keberatan kan?” Tanya Billa hati-hati.

Kyara mengerti maksud dan niat baik Billa, ia pun tersenyum.

“Tidak apa-apa.” Jawabnya santai dan disambut senyum lega oleh Billa.

“Yess…! Syukurlah, seharusnya dia juga akan segera tiba."

Kleeek…, pintu dibuka seseorang.

Semua terdiam dan tertuju pada pintu yang dibuka dari luar. Kyara tersentak saat melihat siapa yang melangkah masuk, Ray datang bersama dengan Revan.

Kyara menatap Billa meminta jawaban, sedangkan Billa menatap tanya pada Ray yang tersenyum nyengir menghampiri mereka.

"Ku dengar di sini ada pesta shabu, kenapa aku tidak diajak?" Tanya Revan lembut ingin bercanda, seakan mencairkan suasana.

"Hmm, maaf, tadi Revan tidak sengaja mendengar percakapan kita di telfon." Bisik Ray pada Billa dengan pelan, tapi tetap terdengar oleh Kyara yang ada di depan mereka.

"Kak Keyy… Pantas saja belakangan wangimu seperti baby, ternyata shampoomuu…,” Nathan yang baru keluar dari toilet terdiam kaget melihat kehadiran Revan di sana.

Revan menegang melihat Nathan, apa yang bocah itu lakukan di sini?

"Ahh iya, aku baru mengganti shampoo dan sabun mandinya, bagaimana, apa enak wanginya?" Tanya Kyara menanggapi.

Revan mengernyitkan bingung, lebih heran lagi kenapa Kyara dan Nathan bisa saling membahas shampoo dan sabun mandi?

Ray menggarukkan kepalanya yang tidak gatal. Ia tahu kehadiran Revan akan membuat canggung suasana makan bersama malam itu.

"Enak, wanginya lembut. Ku tebak anakmu pasti perempuan." Jawab Nathan sambil berjalan menghampiri Kyara dan mengambil tempat duduk di samping ibu hamil itu tanpa memperdulikan kehadiran Revan.

"Kata Nathan ada benarnya juga, sepertinya belakangan kamu suka sekali bersih-bersih dan terlihat rapi." Timpal Billa.

"Dia pasti akan cantik sepertimu." Ucap Ray ikut menimpali.

Revan melotot pada Ray, kesal temannya itu ikut menanggapi ucapan Nathan, dan lagi tidak ada yang menyambut kedatangannya.

"Tidak, aku hanya ingin membiasakan menggunakan produk baby, ku pikir juga lebih baik kandungannya." Elak Kyara yang tidak ingin teman-temannya menerka-nerka.

"Nanti, kalo perempuan, bagaimana kalau menamainya Naira?" Tanya Nathan bersemangat.

“Cantik juga, apa artinya?” Tanya Billa.

“Nathan Kyara, disingkat Naira.” Jawab Nathan membuat semuanya terkejut, apalagi Revan yang sedari tadi sudah menahan emosinya.

“Itu anak gue, kenapa dia yang kasih nama. SHIITT!” Batin Revan.

Ray tersenyum geli melihat wajah Revan yang sedang menahan kesal. Ini akan menjadi persaingan yang asik.

“Bagus juga, kalau laki-laki bagaimana?” Tanya Ray sengaja memancing.

“Hmm, bagaimana kalau... , Kenneth, penyebutan dari awalan Key dan Nath. Terdengar mirip kan, Kenneth, Key Nath."

“Hmm...Kau berpikir terlalu jauh Nathan. Anak ini, belum jelas juga jenis kelaminnya.” Ucap Kyara ingin segera mengakhiri topik mengenai bayinya.

Kyara merasa suasana semakin canggung sejak kedatangan Revan, ditambah pembicaraan mereka barusan yang mendapat pelototan kaget dari Revan, entah kenapa dalam hati Kyara takut membuat Revan salah paham mengenai siapa ayah bayinya.

"Kau..., duduklah Revan." Ucap Kyara akhirnya menyapa Revan yang sedari tadi tidak ada yang memperdulikannya.

Seulas senyum kecil merekah di bibir Revan, ia merasa lega, setidaknya Kyara tidak mengabaikannya.

Ting Tongggg… Suara bell apartement ditekan seseorang, membuat semuanya menoleh.

"Siapa itu?" Tanya Billa heran siapa lagi yang datang.

“Biar aku saja.” Jawab Nathan segera beranjak untuk membuka pintu.

“Hmm…, kau…?” Tanya Nathan bingung siapa yang ada di hadapannya.

“Kyara ada?”

“Ohh, Kenan, masuklah…,” Panggil Kyara dari dalam saat menyadari siapa yang datang.

“Aku yang mengundangnya…” Jawab Kyara pada Billa yang menatapnya dengan penuh tanda tanya.

Kenan masuk dengan membawa beberapa paper bag dan parcel buah-buahan.

Revan kembali mengernyitkan keningnya, yang benar saja, Kyara mengundang semua orang kecuali dirinya???

Sedangkan Nathan menatap tajam dan memperhatikan Kenan dari atas ke bawah. Pria yang lebih tua darinya itu terlihat tampan dan bertubuh atletis sangat menarik bagi para kaum hawa, ia harus berhati-hati untuk menjaga Kyara agar tidak jatuh ke dalam pelukan Kenan.

"Kenapa bawa banyak sekali??" Tanya Kyara.

"Aku pertama kali berkunjung ke tempat barumu, tidak sopan jika datang dengan tangan kosong. Dan lagi, semua ini bisa kau gunakan, jadi sekalian membantumu supaya tidak repot membeli keluar." Jawab Kenan terdengar sopan dan penuh perhatian.

“Terima kasih banyak Kenan, sepertinya aku selalu merepotkanmu. Ayo, kemari, duduklah, kita makan.” Jawab Kyara menuntun Kenan menuju kursinya.

Meja makan berukuran sedang dengan 6 kursi itu kebetulan sangat muat untuk mereka berenam. Kyara duduk di apit oleh Nathan dan Billa, sedangkan di sebrang mereka Ray duduk diapit oleh Revan dan Kenan.

Suasana itu mendadak semakin terasa canggung dan kikuk karena Revan dan Nathan kini mempunyai saingan baru, Kenan.

Revan, Nathan dan Kenan saling melihat satu sama lain, seakan berusaha mengintimidasi dari sorot mata mereka masing-masing.

"Ehem...," Ray sengaja berdeham untuk menegur Revan yang terlihat jelas tidak senang dengan acara makan malam itu, Ray tidak ingin Revan mengacaukan suasana, apalagi Revan adalah tamu yang tidak diundang.

"Gantian aku yang tuang." Ucap Kyara berusaha mencairkan suasana dan membantu Billa bergantian memasukkan sayuran dan daging ke dalam panci yang berisi kuah kaldu yang sudah mendidih.

“Tunggu…” Ucap Nathan tiba-tiba menahan pergerakan Kyara, membuat semuanya melihat ke arah Nathan.

.

.

.

.

.

To Be Continue~

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!