~Chapter 4: Run away~

Dukk… Dukk… Dukk… Ting tong Ting tong…

Pintu dan bel kamar apartemen terdengar diketuk dengan kasar dari luar, membuat 3 orang yang berada di dalamnya terlonjak kaget.

Dukk… Duk… Dukk…

“Biar gue yang buka Bil.” Ray segera beranjak berjalan menuju pintu.

“Siapa?” Tanya Ray memastikan.

“Gue Nathan, cepat buka pintunya!" Jawab Nathan tidak sabaran.

“Nathan?” Billa langsung menggeser posisi Ray dan bergegas membuka pintu. Nathan berdiri di hadapannya dengan sorot mata marah dan kesal. Ray dan Revan saling berpandangan mempertanyakan kehadiran Nathan saat itu.

“Ada apa Nathan? Ayo masuk dulu.” Tanya Billa keheranan melihat Nathan menggepalkan tangannya seperti ingin memukul orang.

“Aku cari Kak Key. Tadi pagi di telfon dia bilang dia lagi di jalan dan udah pindah dari sini. Apa itu benar Kak Billa?” Tanya Nathan kecewa, matanya bahkan hampir menangis.

Billa merasa bersalah pada Nathan, ia tahu jelas bagaimana anak muda di depannya itu menyukai Kyara. Ia bahkan hampir tiap minggu datang ke apartemen dan membawa makanan. Billa mengusap dahinya, tidak menyangka Nathan akan sekecewa ini kehilangan Kyara.

“Nathan, yang sabar yah. Kyara sementara waktu memang gak tinggal di sini. Dia mungkin udah cerita ke kamu, kalau dia lagi membangun hidupnya yang baru.” Jawab Billa berusaha menenangkan.

“Kehidupan yang baru? Karena kehidupannya sudah dihancurkan karena dia hamil?” Tanya Nathan membuat yang lain terkejut. Nathan menatap Revan dan Ray bergantian dengan sorot mata marah.

“Kamu tahu dari mana? Apa Key yang…”

“Aku baru saja mendengarnya dari depan pintu. Pasti pria brings*k itu yang tidak bertanggung jawab menghamilinya!” Jawab Nathan sambil menunjuk Revan tanpa ragu. Revan mematung saat dirinya ditunjuk, bagaimana anak ini bisa tahu?

“Bagaimana kamu bisa tahu?” Tanya Billa ragu-ragu.

“Aku sudah menebaknya, dari awal saat di café aku memeluk Kak Key, dia terlihat paling kesal dan cemburu.” Jawab Nathan jujur dan tepat sasaran.

“Bahkan anak ini saja tahu Revan, cuma loe sendiri yang gak tahu dan gak sadar isi hati loe.” Batin Ray sambil menggelengkan kepalanya.

“Kak Billa, aku mau bertanggung jawab menikahi Kak Key.” Ucap Nathan dengan lantang.

“WHATTT?? APA?!!!!” Teriak Billa, Revan dan Ray kaget berbarengan.

Billa memijat kepalanya yang kini bertambah pusing, bertambah lagi satu masalah baru dalam hidup teman baiknya. Anak ini, begitu polos dan tulus ingin menikahi teman baiknya, yang sedang mengandung anak orang lain. Apa ia ingin membuat perang selanjutnya?

“Nathan, kamu terlalu gegabah mengambil keputusan. Dan, aku tahu Kyara, dia tidak akan membiarkan orang lain bertanggung jawab untuk kesalahan yang ia lakukan.” Bujuk Billa berusaha memberikan pengertian.

“Nggak Kak Billa, aku memang sudah lama menyukai Kak Kyara. Aku pasti bisa menjaga Kak Kyara dengan baik, tidak seperti pria itu.” Jawab Nathan tegas.

Ray berjalan menghampiri Revan dan berbisik di telinga sahabatnya itu, “Mampus, saingan loe lebih kecil tapi lebih gede nyalinya.” Kikik Ray menertawakan, Revan mendengus kesal mendengarnya.

“Ini masalah Kyara dan gue. Kita gak mungkin menarik orang luar untuk ikut campur.” Ucap Revan mengutarakan pendapatnya yang justru memancing emosi Nathan. Nathan berjalan dengan langkah besar menghampiri Revan.

Bukkk...!!!

Sebuah tinju melayang dengan mulus ke wajah Revan, membuatnya terhuyung dan terjatuh ke sofa. Billa dan Ray ternganga melihat keberanian Nathan, tapi juga senang seakan Nathan mewakili isi hati mereka yang ingin sekali memukul Revan.

"Pria sepertimu, tidak lebih dari pecundang!! Kak Key adalah wanita yang baik, ia tidak akan pergi jika kamu memang pantas dengannya." Teriak Nathan yang membuat Revan terasa menohok hatinya.

"Nathan benar, Kyara tidak akan pergi jika Revan sedari awal sudah membicarakan hubungan mereka malam itu. Tapi Revan sendirilah yang menghindari Kyara dan tidak berniat meluruskan kesalahan mereka." Sambung Billa berusaha membuat Revan sadar akan kesalahannya.

"Aku akan memperbaikinya." Jawab Revan yakin, ia kesal karena dianggap tidak bertanggung jawab.

"Kyara..., kamu tidak mengenalnya dengan baik Revan, ia tidak akan kembali ke orang yang sama dua kali, terlebih jika hatinya sudah kamu sakiti." Ucap Billa memperingati Revan.

Ray memapah Revan untuk bangun dan menepuk bahu temannya, seakan menguatkan untuk terus bersabar.

...***...

Kyara menghirup udara segar perdesaan C di mana akhirnya ia melabuhkan pilihannya meneruskan hidup. Keputusan resign dan pindah yang tiba-tiba meninggalkan kesan yang tidak masuk akal, tentunya membuat ia ditentang dan dicurigai oleh keluarganya. Tapi apa boleh buat, ia juga butuh menenangkan dirinya dan menata hidupnya kembali.

Dirinya kini sudah berada di sebuah Panti Asuhan dan duduk bersama Ibu panti di sebuah kursi taman.

"Jadi, sudah berapa bulan nak?" Tanya Ibu yang berusia 50 tahunan itu tersenyum ramah.

"Masuk usia 3 bulan Bu..." Jawab Kyara lembut. Ia merasa bersyukur karena ia diterima dengan baik di sana.

"Ibu senang, setidaknya kamu tidak menggugurkan bayi ini. Meskipun berawal dari kesalahan, tapi masih ada harapan untuk menjadi lebih baik." Ucap Ibu Panti menasehati.

"Hmm, semoga Key diberi pencerahan dan jalan Bu supaya tidak menyusahkan anak yang tidak bersalah ini." Jawab Kyara mengusap air matanya yang menetes. Ibu Panti memeluk Kyara dengan lembut, merasa prihatin dengan apa yang dialami wanita muda dihadapannya.

Sejak saat itu setiap pagi hingga siang hari Kyara menghabiskan waktunya untuk mengajar anak-anak panti dan anak jalanan yang datang belajar bersama di sebuah tenda yang terdapat di halaman belakang Panti Asuhan. Anak-anak di sana tentu saja senang dengan kehadiran seorang Ibu guru yang bisa mengajari mereka setiap hari secara gratis.

Seorang pria melihat Kyara dari kejauhan, terpesona dengan kecantikan dan senyum Kyara yang tulus di bawah panasnya terik matahari, dan lagi meskipun ia hanya sendiri, tapi ia menanggapi anak-anak dengan sabar dan perhatian.

"Ahh, nak Kenan, sudah sampai." Sapa Ibu Panti pada pria itu.

"Iya bu, itu siapa?" Tanya Kenan ramah menunjuk ke arah Kyara.

"Pengajar sekaligus pengurus baru di sini nak."

"Eng? Masih muda sekali, kenapa mau jadi pengurus di sini?" Tanya Kenan heran.

"Ceritanya panjang nak, Ibu juga gak pantes ceritainnya. Ayukkk, Ibu kenalin dulu." Ajak Ibu Panti berjalan menghampiri Kyara yang sedang asik mengajari anak-anak berhitung.

"Kak Kenaaann....," Teriak anak-anak menyambut dengan ceria melihat kedatangan Kenan.

"Hallo anak-anak, maaf hari ini Kakak sedikit telat." Sapa Kenan ramah.

"Kyara, sini nak, ibu kenalin. Ini Kenan, relawan yang biasa ajarin anak-anak setiap Sabtu dan Minggu."

"Hallo, salam kenal, saya Kenan." Sapa Kenan ramah mengulurkan tangannya.

"Hallo, saya Kyara." Jawab Kyara tersenyum manis menyambut jabatan tangan Kenan.

"Nanti ke depannya, kalian ada inovasi baru apa untuk pelajaran anak-anak, Ibu serahin ke kalian berdua yang atur ya. Ibu terima aja, asalkan yang terbaik untuk anak-anak." Ucap Ibu Panti lalu pergi meninggalkan Kyara dan Kenan untuk meneruskan pengajaran.

"Oke, yuk kita balik ke pelajaran dulu." Ajak Kenan ramah. Selama pengajaran, Kenan memperhatikan Kyara yang terlihat sedikit pucat dan kecapekan, sesekali Kyara menyeka keringatnya dan seperti menahan pinggangnya yang lelah.

"Kyara, duduklah dulu, kamu pasti capek." Saran Kenan.

"Terima kasih." Ucap Kyara tidak menolak, ia pun segera duduk dan secara refleks menopang perutnya, membentuk bulatan di balik bajunya yang longgar. Kenan yang melihat hal itu tersentak saat menyadari satu hal, wanita itu sedang hamil muda.

.

.

.

.

.

To be Continue~

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!