~Chapter 10: Bertemu lagi~

Tingtong Tingtong... Tingtong Tingtongg...

Suara Bell ditekan dengan tidak sabaran, Kyara berjalan cepat membuka pintu yang sepertinya akan didobrak dari luar jika ia telat membukanya.

Seorang pria muda angsung memeluknya dengan cepat dan erat, siapa lagi jika bukan Nathan.

"Ahh... Nathan, lepaskan, ini terlalu sesak...," Tegur Kyara menepuk lengan Nathan, si brondong yang berada di hadapannya saat ini.

"Aku kangen Kak Keyy...," Ucap Nathan terharu, akhirnya ia bisa bertemu dengan Kyara lagi.

"Maaf, aku tidak bermaksud menjauhimu, hanya saja..., kondisiku sedang sulit." Jawab Kyara penuh penyesalan.

"Hmm..., aku tahu." Jawab Nathan pengertian dan menatap detail wajah Kyara yang ia rindukan.

Nathan tak hentinya memperhatikan gerak-gerik Kyara yang terlihat lebih lembut dengan perut yang sedikit membuncit.

"Kenapa?" Tanya Kyara tersipu malu.

"Orang bilang ibu hamil memiliki auranya tersendiri meskipun badan dan perutnya membesar. Aku rasa itu benar...,"

"Apa? Kamu ingin bilang aku menggendut sekarang??" Protest Kyara pura-pura marah.

"Tidak... Kak Key semakin cantik. Bagaimana yaaaa..., hmm..., tampak lebih keibuan tapi juga seksi... hihi," Tawa Nathan senang menggoda Kyara.

"Hmm, sudah lama tak berjumpa, apa kau sesenang ini bertemu lagi denganku?"

"Senang...., sangattttt senang...," Jawab Nathan dengan cepat dan terlihat polos.

Nathan sangat ingin bertemu Kyara. Meskipun Kyara sedang hamil anak orang lain, tapi justru ia yang ingin menjaga dan merawatnya, ia tidak tega melihat wanita itu kesusahan, dan ia sangat bersyukur sekarang Kyara sudah ada di depan matanya, tidak menghilang seperti sebelumnya.

"Apa ini?" Tanya Nathan tak sengaja melihat laptop Kyara yang menampilkan website lowongan pekerjaan.

"Kau hamil, kenapa mencari pekerjaan?"

"Menjadi single Mom tidak gampang Nathan, siapa yang akan memberi makan bayi ini nanti?" Tanya Kyara sambil menunjuk perutnya.

"Menikah saja denganku." Jawab Nathan tanpa ragu, wajahnya tampak serius.

"Kau ingin aku lempar dengan gelas ni?" Ancam Kyara sambil mengangkat gelas minumnya tapi Nathan tidak takut sama sekali, ia tahu Kyara hanya menggertak.

"Aku tidak mungkin bergantung dengan orang lain terus. Cepat atau lambat aku harus pindah dari tempat ini, dan aku butuh pekerjaan untuk membiayai semuanya." Jelas Kyara.

"Bekerjalah di kantorku." Ucap Nathan dengan nada membujuk.

"Apa ada lowongan? Aku bisa menjadi bagian apa saja...," Tanya Kyara antusias.

"Sekretaris ku, bagaimana? Tidak, itu terlalu repot, kau akan segera cuti melahirkan. Bagaimana dengan menjadi asisten ku? Ahh.., tapi akan sering pergi ke sana kemari, beresiko untuk kandunganmu...hmm...," Ucap Nathan berpikir dengan cermat.

Kyara tersenyum melihat tingkat Nathan yang polos dan menggemaskan, ia merasa seperti mempunyai adiknya laki-laki yang protektif.

"Apa saja... aku bisa melakukannya..."

"Aku ingin pekerjaanmu berhubungan denganku, jadi kita bisa sering bertemu." Jawab Nathan jujur sambil berpikir.

"Kau bossnya, kau bisa memanggilku kapanpun...," Ucap Kyara menyinggung status Nathan yang menjabat sebagai manager operasional di perusahaan milik ayahnya.

"Baiklah, sudah ku putuskan."

"Apa?" Tanya Kyara semangat mendengar pekerjaan yang akan Nathan tawarkan padanya.

"Jadi istriku..."

"NATHANNNNNN!!!" Teriak Kyara menggelegar.

...***...

Revan sedang berada di sebuah restaurant keluarga makan malam bersama kedua orang tua Angela.

Revan sempat panik tadi siang saat ia sedang membicarakan Kyara dengan Ray dan Angela tiba-tiba menelfonnya untuk janji makan malam.

"Hufff...," Revan menghela nafas berusaha bersikap tenang. Ia merasa gugup karena menyembunyikan masalah kehamilan Kyara dari Angela.

"Kalian kapan punya anak?" Tanya Mama Angela tersenyum menggoda.

"Sabar Mi.., kita juga lagi usaha kok."

"Usahanya dikencengin lagi donggg.., Revan... jangan kasih kendor yaa..," Canda Mama Angela.

"Iyahh, tiap hari Mami kamu ngomongnya cucuuuu mulu..., " Timpal Papa.

Revan tersenyum kikuk mendengar kedua orang tuanya membahas masalah cucu. Biasanya Revan juga bersemangat membicarakan anak, tapi kali ini ia justru menciut dan ingin menghindar.

"Kalian ke dokter aja, ikut promil. Revan jangan kerja mulu, badan capek gimana mau cepet jadi, Angela juga, banyakin olahraganya...," Nasihat Mama tanpa bosan mengulangi pembicaraan yang sama.

Sepulang dari makan malam, Angela bergegas mandi dan menggunakan pakaian tidur yang agak terbuka.

Revan yang melihatnya mengerutkan kening. Ia bukan tidak mengerti, tapi ia sungguh tidak menyangka istrinya langsung melakukan apa yang orang tuanya katakan.

"Sayang, buru mandiiiii..." Ucap Angela bersemangat.

Revan mau tak mau mengikuti arahan istrinya meskipun pikiran dan tubuhnya sedang tidak ingin melakukannya.

Revan menguyur badannya dengan air dingin, ia butuh ketenangan dan air dingin untuk menenangkan pikirannya.

"Sayangggg...," Angela tiba-tiba datang memeluknya dari belakang, membuat Revan melonjak kaget.

"Apa yang kau lakukan?"

"Aku gak sabar, jadi aku masuk...," Ucap Angela dengan jujur.

"Dingin sekali anginnya.... hatttttchiiii...," Ujar Angela yang kaget teterpa angin shower yang dingin. Revan segera mematikan kran air dan mengambil handuk menyelubungi tubuh Angela.

"Lagian kenapa kamu masuk, bukannya tadi sudah mandi, kan jadi basah lagi...," Omel Revan dengan pelan.

"Hatttchiii... Brrr..."

"Keluarlah, minum teh hangat sana."

"Hmm... Hatttchiii....,"

Angela mempunyai alergi dingin sejak kecil, jika terkena air hujan, angin kencang atau air dingin, ia akan bersin tanpa henti.

Malam itu mereka kembali gagal melakukan misi yang Angela rencana dan inginkan. Setelah bersin Angela mereda, justru Ray yang menelfon Revan untuk membahas pekerjaan, bahkan mereka telfonan hampir 1 jam, membuat Angela mengantuk dan tertidur duluan.

Dua hari kemudian...,

Ray sedang menunjukkan layar handphonenya ke hadapan wajah Revan yang bertuliskan pesan Call me.

Kedua sahabat itu sedang menikmati kopi sore mereka di sebuah coffee shop tak jauh dari kantor.

"Apa?" Tanya Revan tidak mengerti.

“Mau sampai kapan loe minta gue nelfon loe malem-malem cuma untuk berpura-pura ngomongin pekerjaan??” Tanya Ray protes.

"Sorry, gue gak punya alasan lain. Gue juga bingung, lama-lama Angela juga pasti curiga sama gue kalo gini terus."

“Memangnya kenapa? Loe udah gk bangun?" Tawa Ray meledeki Revan.

"Bangunlahh, gue masih normal bro yang dipepet masih ON!" Jawab Revan cepat.

"Gue gak tahu napa, tiap kali gue mau gituan sama Angela, yang muncul malah Kyara." Lanjut Revan menjelaskan.

"Lagi gak fokus kali loee..,"

"Udah gue coba fokus dan cuma mikirin Angela, tetep aja, belum bisa kayak dulu." Jawab Revan terdengar frustasi.

"Gawat loe Revan! Gue berani jamin, taruhan pun gue yakin menang, loe sekarang pengennya sama Kyara." Ucap Ray dengan sangat yakin.

"Gilaa loe Rayy! Dia hamil aja gue udah pusing, mana mikir itu lagi sama dia." Elak Revan.

"Loe coba aja...," Tantang Ray dengan berani.

"Loe gak bisa nipu diri loe sendiri. Mungkin sekarang loe bertahan untuk jadi suami yang setia untuk Angela, tapi seiring waktu, mau gak mau, sadar gak sadar, loe bakal ikutin ke mana hati loe mau mengarah."

"Haishhhhh!! Loe yah, bukannya bantuin malah bikin gue tambah pusing." Revan mengacak-acak rambutnya, merasa kesal dengan keadaan yang menghimpitnya saat ini.

.

.

.

.

.

To Be Continue~

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!