Devia di sepanjang perjalanan memeluk Skala menyandarkan kepalanya di punggung suaminya dengan matanya yang terkadang hendak tertutup karna mengantuk. Skala terus fokus mengendara,pria itu mengusap tangan Devia yang melingkar di perutnya.
"Devia kamu tidur? Devia!" panggil Skala sedikit keras, namun tidak ada sahutan, dia menepikan sepeda motornya di pinggir jalan dan berhenti di sana.
"Devia, kamu tidur? " ujar Skala. Pria itu berbalik dengan pelan dan memang benar gadis tersebut tidur, untung dia menepikan sepeda motornya bisa saja istrinya jatuh.
"Devia bangun " ujar Skala, Devia membuka matanya perlahan.
"Udah sampai pak " ujar Devia sambil menutup mulutnya yang menguap.
"Belum sampai kamu ketiduran kaya gitu saya takut kamu jatuh jadi saya berhenti untuk bangunin kamu " ujar Skala.
"Saya ngantuk banget " ujar Devia.
"Jangan tidur lagi, sampai rumah baru tidur masalahnya kamu naik motor bisa saja jatuh "ujar Skala.
" Iya pak "sahut Devia. Skala mulai menaiki sepeda motornya dan menjalankannya kembali.
Devia bingung melihat jalan yang bukan menuju hotel tempat mereka menginap.
" Pak kita mau ke mana? Bukannya belok kiri kenapa bapak jalannya lurus, ini kan bukan jalan pulang ke hotel? "tanya Devia.
" Kita pulang ke apartemen saya "ujar Skala gadis itu hanya ber " oh " saja. Mereka sudah sampai di sebuah gedung apartemen, Skala memarkirkan sepeda motornya dan berhenti di sana. Devia turun dari sepeda motor suaminya dan melepaskan helmnya.
Skala meraih tangan Devia dan mengenggamnya namun gadis tersebut melepaskannya.
"Gak usah gandengan, kaya mau nyebrang aja " ujar Devia. Skala tetap menggandeng tangan istrinya meski, gadis ini menolak.
"Bapak lepasin tangan aku " ujar Devia.
"Diam Devia" ujar Skala, gadis tersebut kembali diam meski wajahnya yang cemberut. Mereka menaiki lift menuju ke lantai 7.
"Bapak terus kalau kita pindah ke apartemen, barang-barang kita gimana di hotel? " tanya Devia.
"Sudah saya suruh orang untuk memindahkan barang kita ke apartemen" jawab Skala.
"Ooh gitu " sahut Devia.
Mereka sampai di lantai 7 , dan berjalan lurus lagi menuju apartemen Skala yang bernomor 235.Skala menekan kode di pintu apartemen dan memutar daun telinga pintu tersebut.Saat masuk Devia bukan di buat kagum tapi dia bingung ruangan apartemen ini berwarna hitam semua.
"Devia kita ke kamar dulu mandi " ujar Skala, gadis itu hanya mengangguk dan berjalan mengikuti Skala menuju ke kamar.
******
Devia duduk di bangku di meja belajar tangannya dengan lihai mengetik sesuatu di laptop, dia sedang mengerjakan skripsinya yang besok harus di kumpul. Devia berhenti sejenak dan berbalik menatap Skala yang membaca buku dengan posisi bersandar di ranjang .
"Bapak, bapak " panggil Devia namun tidak di gubris Skala.
"Mas Skala " panggil Devia lagi dan benar saja pria itu baru melihat kearahnya setelah di panggil dengan sebutan "mas".
" Kenapa Devia? "tanya Skala.
" Sini mas "panggil Devia. Skala bangkit dari ranjang dan berjalan mendekat ke arah istrinya , berdiri di sebelah Devia. Gadis itu memeluk pinggang suaminya menyandarkan kepalanya di perut Skala , karna posisi Skala yang berdiri dan Devia yang duduk .
" Mas, sayang gak sama aku ? "tanya Devia. Skala yang mengusap kepala istrinya terhenti.
" Saya sangat menyayangi kamu Devia "ujar Skala.Devia tersenyum dan makin mengeratkan pelukannya.
" Kalau begitu boleh gak aku minta tolong kerjakan tugas skripsi aku, soalnya aku capek, aku mau tidur "ujar Devia.
" Kerjakan selesaikan, ternyata kamu panggil saya dengan sebutan mas , ada maunya ternyata. Kamu harus selesaikan tugas kamu baru tidur, Devia. Belajar untuk bertanggung jawab dengan apa yang di tugaskan sama kamu termasuk mengerjakan tugas yang di berikan dosen kamu "ujar Skala melepaskan tangan Devia yang melingkarkan di pinggangnya dan berjalan ke ranjang.
" Bapak saya layani di atas ranjang deh kalau mau kerjakan tugas saya , skidipapap gimana ? "tawar Devia. Skala berbalik menatap istrinya.
" Saya gak mau "tolak Skala. Devia bangkit dari tempat duduknya dan berjalan mendekat kearah Skala.
" Bapak yakin nih gak mau, saya layani lho "ujar Devia mengedip matanya genit pada Skala.
" Sudah saya bilang, saya tidak mau mengerjakan tugas kamu ,kerjakan sendiri "ujar Skala yang kembali membaca bukunya.
" Bapak yakin gak mau, coba lihat "ujar Devia. Skala menatap istrinya dan langsung beristighfar dalam hatinya. Gadis itu menyingkap piyama tidurnya hingga terekspos paha putih mulusnya untuk menggoda dirinya.
" Astaghfirullah, Devia tutup paha kamu itu "ujar Skala.
" Tapi mau ya kerjakan tugas saya ya, pak "ujar Devia.
" Gak "tolak Skala .
" Bapak kaya gitu gak kasian sama istrinya, padahal aku mau kasih jatah tapi gak mau , aku bisa gaya apa aja lho , seperti gaya kuda-kudaan gitu "ujar Devia.
" Astaghfirullah, kamu tau dimana kaya begituan "ujar Skala.
" Kan aku sering nonton por... "Devia langsung membekap mulutnya ,untung dia tidak keceplosan.
" Nonton apa hah! Jawab Devia ? "tanya skala yang terlihat marah. Skala juga berdiri di depan Devia.
" Jawab Devia nonton apa!!! "bentak Skala. Devia yang di bentak Skala tersentak kaget dan juga ketakutan.
" Nonton p*r*o pak "jawab Devia menunduk.
" Kamu kenapa nonton kaya gitu, gak baik kalau sering nonton itu terus yang membuat
otak kamu rusak dan juga daya ingat menurun, hilangnya konsentrasi "ujar Skala. Devia memainkan jarinya seperti ini 👉👈 di depan Skala.
" Lili yang ngajakin saya nonton kaya begituan, mas. Kata dia supaya pas sudah nikah bisa puasin suami di atas ranjang kalau nonton p*r*o ,supaya tau tata caranya.Mas kan tau saya orangnya polos, baik,dan suka menabung jadi mau-mau ajak di ajak Lili nonton itu "ujar Devia.
"Dengarkan saya nonton p*r*o itu berdosa, satu kali kamu nonton itu seribu tahun di neraka " ujar Skala.
"Yah terus gimana mas?saya sering nonton itu berarti satu abad dong di neraka " ujar Devia ketakutan.
"Asalkan kamu menyesali dan janji tidak mengulangi lagi pasti Allah ampuni " ujar Skala lembut.
"Iya " sahut Devia.
"Kerjakan tugas skripsi kamu, saya tungguin sampai selesai" ujar Skala. Devia kembali lagi ke meja belajarnya dan kembali mengetik laptopnya.
Sudah satu jam Skala menutup bukunya dan menatap ke arah Devia yang menelungkupkan kepalanya di meja belajar. Skala berjalan mendekati istrinya dan saat di lihat Devia tertidur pulas dengan laptop yang masih menyala.Dia mengangkat tubuh istrinya dan membaringkan di kasur.
"Maaf terlalu keras mendidik kamu, sayang" ujar Skala mencium kening istrinya lembut.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 132 Episodes
Comments
Diana Herlambang
bnr" suami idaman pak skala😍😍
2022-10-01
1
Sulistiyani Nonok
gemesshhh bgtz
2022-01-12
0
Shui Biel
hahahahaaaa
2021-12-25
0