Devia menatap papa dan mama nya bergantian , dia heran kenapa kedua orang tuanya itu hanya diam, apa mereka sedang bertengkar?.
"Mama sama papa diam aja, kenapa? Kalian bertengkar? " tanya Devia. Dafa ingin sekali memukul kepala adiknya, sudah tau orang tua sedang bertengkar masih di tanya juga.
"Enggak nak, cuma mau diam aja " ujar Devan.
"Emm,pah tadi ya temen sekelas aku di jodohin sama orangtuanya untuk lunasin hutang mereka. Tega banget anak di jadikan pelunas hutang,terus papa tau, calon suaminya itu hitam , gendut, dan jelek pula. Kesian pah dia, belum nikah sudah kena mental duluan" ujar Devia sambil tertawa.
"Kalau Devia papa jodohin mau? " tanya Devan.
"Gak mau , aku mau cari sendiri jodoh aku , gak mau di jodohin kaya zaman siti Nur Baya aja"ujar Devia.
" Papa mama, Devia mau ke kamar dulu mau tidur, soalnya besok mau ke kampus "ujar Devia.
" Bukanya besok kamu libur kuliahnya"ujar Dinda.
"Iya memang libur, tapi aku di suruh dosen aku ke kampus, gak tau di suruh apa " jelas Devia.
"Ya sudah sekarang tidur, jangan lupa pasang alarm supaya gak kesiangan" ujar Dinda.
"Sipp mah" sahut Devia berjalan masuk ke kamar.
"Mah pah, Dafa juga mau ke kamar " ujar Dafa.
"Iya " sahut mereka berdua.
Devan melihat anak-anaknya sudah tidak ada mendekati Dinda dan memeluk istrinya erat.
"Apaan sih peluk-peluk" ujar Dinda kesal.
"Aku mau manja-manja sama kamu sayang, masa gak boleh " ujar Devan. Mengendus-ngendus leher Dinda , membuat wanita itu kegelian karna ulah suaminya.
"Mas sadar kita sudah tua, gak usah manja-manja" ujar Dinda.
"Tidak ada larangan umur tua tidak boleh bermesraan, kita tambah anak lagi gimana? " ujar Devan dengan tersenyum mesum. Dan langsung mendapat cubitan dari Dinda di pinggangnya.
"Kamu ini makin tua, makin mesum mas ,sudah tua juga mau tambah anak " gerutu Dinda.
"Sayang, kita jodohin Devia sama anak Sakha ya ? Aku juga sudah bertemu dengan Skala, dia baik , ramah dan tegas pas untuk Devia yang manja, nakal dan kekanak-kanakan. Aku takut bila kita tidak ada lagi siapa yang menjaga Devia , kamu tau sendiri Devia itu anaknya gak bisa mandiri semuanya bergantung sama kita, kalau Dafa sudah bisa mandiri ,dia juga sudah ku ajari memimpin perusahaan, jadi kamu harus setuju untuk perjodohan ini. Aku jamin Skala bisa menjaga dan memperlakukan Devia dengan baik " ujar Devan.
"Tapi aku takut dia akan menyakiti Devia atau bahkan anak kita tidak akan bahagia menikah dengannya " ujar Dinda.
"Tidak sayang , aku juga tidak sembarangan menjodohkan Devia.Tidak mungkin seorang ayah menjerumuskan putrinya ke lubang penderitaan , jadi mau ya? " ujar Devan dengan wajah penuh harap. Dinda mengangguk lemah , Devan tersenyum senang dan mencium seluruh wajah istrinya. Yeyyy!Sebentar lagi punya mantu .
*********
Devia memarkirkan honda scoopy nya dan melepaskan helm yang dia pakai. Gadis itu menyusuri kampus yang terlihat sepi dan menuju ruangan Skala.
Tokk tokk
"Masuk! " sahut Skala dari dalam. Devia masuk ke ruangan Skala dan berjalan mendekat kearah Skala yang tengah memeriksa soal jawaban siswinya.
"Bapak saya ngapain di suruh kesini? " tanya Devia.
"Duduk " ujar Skala, yang masih fokus pada lembar jawaban. Devia menurut dan duduk di sofa.
"Pak, saya ngapain di sini? Kalau cuma duduk di rumah juga saya bisa duduk " ujar Devia kesal.
"Tunggu sebentar, saya selesaikan ini dulu " ujar Skala. Hampir setengah jam Devia menunggu Skala dan gadis itu manggut -manggut karna mengantuk.
"Devia! " panggil Skala. Devia yang di panggil namanya sadar dari tidurnya dan menatap ke arah Skala.
"Sudah selesai ?sekarang cepat katakan bapak nyuruh saya kesini ngapain? " tanya Devia dengan tidak sabarnya.
"Ini untuk kamu " ujar Skala memberikan sebuah pepper big. Devia mengenyitkan dahinya.
"Untuk saya pak? " tanya Devia.
"Hmm" sahut Skala.
"Tapi tumben-tumben bapak ngasih saya hadiah? " tanya Devia.
"Anggap aja upah kamu bantuin saya " ujar Skala .
"Tapi pak saya maunya uang gak mau hadiah " ujar Devia dengan tidak tau malunya.Skala yang mendengarnya tidak habis pikir dengan Devia, biasanya wanita itu senang di beri hadiah tapi Devia malah menginginkan uang . Apalagi kalau sudah jadi istri, pikir Skala.
"Bukannya hidup kamu itu berkecukupan? Tapi kenapa masih meminta uang pada saya ? Kaya orang susah " ujar Skala.
"Biar hidup berkecukupan, saya tetap butuh uang bapak , karna saya sudah di ajarkan menjadi wanita matre sejak dini " ujar Devia dengan bangganya mengatakan aib buruknya. Skala melongo mendengarnya, betul kata Devan .Devia wanita yang boros dan hoby shopping, sepertinya dia harus mendidik gadis ini untuk berhemat, apalagi Devia sebentar lagi jadi istrinya.
Skala sudah tau dua hari yang lalu bahwa dia akan jodohkan dengan Devia. Sakha, ayahnya sudah menjelaskan semuanya dan hadiah itu dari bundanya untuk Devia.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 132 Episodes
Comments
Sumarni vicky
lho...! sejak kapan skala punya bunda?
2022-01-03
0
🍀 chichi illa 🍒
ceplqs ceplos Devia ...
2022-01-03
0
Yeni Maryani
Devia itu jujur ....polos.... atau .....lugu
2021-12-20
0