Devia menatap sinis kearah Skala yang tengah berbaring di kasur. Dia tidak mau satu kasur dengan dosennya itu.
"Pak saya gak mau tidur sama bapak, pak Skala tidur disofa sana" usir Devia. Skala membuka matanya dan menatap kearah Devia yang berdiri di depannya, Dia bangun dari tempat tidurnya .
"Kenapa? Kita sudah sah sebagai suami istri jadi tidak apa-apa tidur satu kasur " ujar Skala santai.
"Tapi saya gak mau tidur satu kasur sama bapak, sekarang bapak pindah ke sofa " usir Devia, menarik tangan Skala agar pindah dari kasur tapi pria itu balik menarik tangannya, hingga dia jatuh di pangkuan Skala.Devia langsung berdiri dari pangkuan pria yang berstatus suaminya itu.
"Bapak modus banget sih! " teriak Elsa, mendengus kesal .
"Saya tidak modus " ujar Skala bangkit dari kasur dan mengambil bantal dan berjalan menuju sofa. Devia membuang mukanya ketika Skala melewatinya.
Devia naik ke kasur dan merebahkan tubuhnya, dia merenggangkan tubuhnya.
"Enaknya rebahan disini " ujar Devia.
"Bapak ngapain? " tanya Devia panik. Skala merangkak naik ke kasur, gadis itu menutupi tubuhnya dengan selimut takut Skala berbuat macam-macam.
"Bapak jangan macam-macam sama saya walau bapak suami saya. Saya masih ke kecil, masih di bawah umur dan masih dalam tahap pertumbuhan, dan..... " ucapanan Devia terpotong.
"Saya mau ambil guling di sebelah kamu " ujar Skala , membuat gadis itu terdiam sejenak dan langsung melemparkan guling ke arah Skala.
"Bilang kalau mau ambil guling, jadi saya gak berpikiran buruk sama bapak " gerutu Devia.
"Memang otak kamu yang selalu berpikiran negatif sama saya " ujar Skala , membaringkan tubuhnya di sofa.
"Memeng etek keme yeng selelu berpekeren negetif seme seye"Devia mengejek ucapan Skala.
" Devia saya dengar "sahut Skala yang memejamkan matanya. Gadis itu langsung membaringkan tubuhnya dan menutup matanya takut kalau dosennya itu ngamuk.
Skala merentangkan sajadah untuk menunaikan sholat subuh, dia mendekati Devia yang masih tertidur nyenyak .
" Devia bangun , sholat subuh "ujar Skala menggoyang tubuh gadis itu.
" Bentar mah, aku masih ngantuk "ujar Devia.
" Devia bangun , sholat subuh! "ujar Skala sedikit berteriak tapi Devia masih nyenyak dengan tidurnya. Dia mengambil gelas yang berisi air putih dan menuangkan sedikit ke tangannya dan mengusap ke muka istrinya.
Gadis itu perlahan membuka matanya dan yang pertama dia lihat Skala yang berdiri didepannya dengan memakai baju koko, sarung dan peci.
" Kamu siapa ya? "tanya Devia menunjuk Skala karna kesadaran belum terkumpul.
" Bangun sholat subuh "ujar Skala menarik tangan Devia agar bangun.
" Oh bapak saya pikir siapa "ujar Devia setelah kesadaran terkumpul.
" Cepat masuk kamar mandi, wudhu waktu shubuh sebentar lagi habis "ujar Skala tegas.
" Bapak aja duluan saya masih ngantuk, saya sholat subuhnya di khudo aja "ujar Devia yang hendak merebahkan tubuhnya tapi dengan cepat pria itu mengangkat tubuh Devia membuat gadis itu berteriak.
" Bapak turunin! Bapak! "teriak Devia. Skala membawa masuk kedalam kamar mandi dan menurutkannya di sana.
" Sekarang wudhu cepat ,kalau gak saya kurangi nilai kamu "ancam Skala. Gadis itu dengan terpaksa berwudhu dan Skala mengawasinya takut Devia tertidur di kamar mandi.
" Assalamu'alaikum wr... assalamu'alaikum wr.. "Skala mengusap wajahnya setelah selesai salam, dia berdoa menengadahkan kedua belah tangannnya dengan doa yang biasa di baca setiap selesai sholat lima waktu. Devia Manggut-manggut menahan kantuk dengan menengadahkan kedua belah tangannya karna Skala membaca doanya cukup keras , entah doa apa yang di baca dosennya karna berbahasa arab, dia hanya ikut-ikut saja menengadahkan tangannya.
Skala mengusap wajahnya setelah selesai membaca doa mohon kepada Allah semoga rumah tangga dia dan Devia di beri keberkahan dan di berikan keturunan yang sholeh dan sholehah dengan bahasa arab.Skala memang paham sedikit tentang agama , karna memang seorang pria bukan hanya membimbing istrinya tentang masalah dunia tapi juga akhirat membimbing menuju surganya Allah.
Skala membalikkan badannya menghadap Devia yang sudah terkapar di sajadah.Dia mengusap kepala istrinya lembut , sebuah senyuman muncul di wajahnya, entah apa yang membuat dirinya tersenyum.
" Devia bangun, mandi "ujar Skala lembut.
" Bapak saya masih ngantuk "ujar Devia dengan suara paraunya.
" Hari ini saya masuk pagi ke kelas kamu , ayo bangun mandi atau mau saya mandikan hmm"ujar Skala mencubit hidung mancung Devia, membuat gadis itu memekik kesakitan.
"Bapak sakit " pekik Devia bangun dari sajadahnya , dia mengusap hidungnya yang di cubit Skala.Devia melepaskan mukena nya dan masuk ke kamar mandi. Pria itu melipat sajadah dan mukena istrinya.
******
"Pegangan Devia " ujar Skala .
"Saya gak mau " tolak Devia.
"Saya gak tau kalau kamu jatuh " ujar Skala. Devia terpaksa berpegangan di pinggang suaminya. Skala menarik tangan Devia agar memeluk pinggang bukan berpegang dengan bajunya saja.
"Bapak apaan sih, saya gak mau peluk bapak " ketus Devia.
"Kalau begitu nilai kamu saya kurangi " ancam Skala dengan entengnya.Dia dengan tidak ikhlasnya memeluk pinggang Skala.
Di perjalanan sepeda motor Skala berhenti di lampu merah dan mata Devia tak sengaja matanya menatap Lili yang memang kaca mobilnya sengaja gadis itu buka, membuat Devia bisa melihatnya.
"Ah gawat kalau kelihatan Lili, pasti dia ngejek aku kalau ketahuan di bonceng pak Skala" gumam Devia pelan tapi Skala masih bisa mendengarnya.
"Kenapa Devia? " tanya Skala.
"Gak pa-pa kok pak" sahut Devia, dia menutup wajahnya dengan kaca helm. Skala mulai menjalankan sepeda motornya setelah lampu hijau.
Sepeda motor Skala sampai di depan gerbang kampus, Devia turun dari sepeda motor, melepaskan helmnya dan memberikan pada Skala.
"Bapak minta uang" ujar Devia menengadahkan tangan kanannya.Skala mengeluarkan dompetnya di kantong celana. Mata gadis itu langsung hijau melihat dalam dompet dosennya uang merah dan biru yang begitu banyak kalau di hitung sekitar 2 jutaan.
"Ini " Skala memberikan lima puluh ribu pada Devia.
"Kenapa cuma lima puluh ribu?Maunya dua ratus ribu, pak " ujar Devia ngambek.
"Belajar hemat, nanti pas istirahat ke ruangan saya " ujar Skala.
"Salim dulu sama saya " ujar Skala. Devia mencium tangan suaminya dengan tidak ikhlasnya.
"Yang pintar belajarnya , sayang" ujar Skala, membuat Devia melototkan matanya.
"Bapak " rengek Devia menghentak-hentakan kakinya, dia tidak suka di panggil sayang oleh Skala.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 132 Episodes
Comments
Alifah Azzahra💙💙
Wah Devia lebih parah Gerseknya daripada mommy nya yah Thor 🤣🤣
2024-11-23
0
Qaisaa Nazarudin
Weiihh udah manggil SAYANG aja nih..😂👍👍
2024-11-10
0
Bungamatahari
ngakak Elsa😭
2024-03-28
0