Devia mendaratkan pantatnya dengan kasar di kursi, dia duduk di luar kelas setelah dosen galak itu memerintahkannya keluar .
"Dasar dosen galak, aku tidak terima di perlakukan seperti ini, hanya karna telat setengah jam aku di hukum, " gumam Devia.Gadis itu merasakan perih di perutnya karna ia belum sarapan pagi. Devia bangkit dari tempat duduk dan berjalan menuju kantin.
"Ibu kantin pesan mie ayamnya satu mangkok sama jus jeruk ya! " teriak Devia.
"Siap Neng Devia!" sahut ibu kantin setengah berteriak.
Devia duduk di bangku sambil mengotak-atik ponselnya . Tapi seseorang merampas ponsel Devia dan refleks gadis itu menoleh ke arah sang pelaku. Rio, pria nakal yang terkenal di kampus itu yang merampas ponselnya.
"Rio! Kembalikan ponsel aku!" ketus Devia, berusaha mengambil ponselnya dari Rio.Pria tersebut mengangkat tangannya tinggi-tinggi membuat Devia kesulitan mengambil ponselnya dari genggaman Rio.
"Ayo sini ambil, ayo ambil Devia ," ejek Rio. Devia sudah hendak menangis karna tidak bisa mengambil ponselnya dan teman-teman Rio menertawakan dirinya.Apalagi ada beberapa mahasiswa yang melihat ke arahnya.
Dafa mengambil ponsel adiknya dari genggaman Rio dan menarik kerah pria itu kasar.
"Berani kamu mengganggu adik aku!" ujar Dafa dengan intonasi yang meninggi dan menatap tajam Rio.
"Sabar Dafa, aku hanya ingin bercanda dengan adik mu ," ujar Rio santai
"Tapi bercanda kamu sudah kelewatan, sekarang minta maaf dengan adik ku, ayo minta maaf!" ujar Dafa dengan penuh penekanan.
"aelah , aku cuma bercanda adik kamu saja yang baperan ," ujar Rio. Emosi Dafa makin memuncak mendengar itu, sifatnya sama dengan Devan,sang papa nya yang mudah terpancing emosi .
Bugh
Dafa memukul rahang Rio dengan kasar hingga pria itu oleng hampir jatuh .
"Kau.... " ujar Rio yang hendak membalas pukulan Dafa tapi pria itu dengan mudah menangkisnya. Semua orang menonton perkelahian tersebut. Hingga suara bariton menghentikan perkelahian mereka.
"CUKUP!! " Skala berjalan kearah Dafa dan Rio, memberikan kilatan tajam pada mereka berdua.Tentu, tidak ada yang berani berkutik bila sudah di berhadapan dengan Skala.Dosen yang paling di takuti di kampus ini, bukan hanya karna galak tapi pelit nilai juga.
"Kenapa kalian berkelahi hah!! Kalian pikir kampus ini tempat adu siapa yang paling kuat seperti itu?! Dan apa penyebab kalian berkelahi, jawab!! " bentak Skala. Rio mau pun Dafa menundukkan kepalanya karna takut tanpa mengeluarkan sepatah kata pun.
"Cepat jawab!! "desak Skala.
"Dia yang mulai duluan Pak, dia mengambil ponsel adik saya, " ujar Dafa yang mulai berani angkat suara,matanya melirik ke arah Rio.
"Bener itu,Rio? " tanya Skala. Rio yang di tatapan intimidasi oleh Skala menganggukkan kepalanya.
"Sekarang kalian ikut ke ruangan saya," ujar Skala, sekilas melirik Devia yang menundukkan kepalanya .Devia langsung memeluk Dafa erat, setelah dosen itu pergi.
"Abang maafkan aku karna menolong ku, kau terkena masalah, " lirih Devia dengan lelehan air mata yang membasahi pipinya.
"Sudah jangan menangis, itu tugas aku untuk melindungi kamu sebagai seorang Abang. Sudah jangan menangis lagi ya, udah besar juga" ujar Dafa menghapus air mata yang membasahi pipi chubby Devia. Gadis itu memeluk kembaranya itu erat.
"Sudah lepas pelukannya, Abang harus ke ruangan bapak Skala ," ujar Dafa.Devia menengadahkan satu tangannya pada Dafa , pria itu mengangkat satu alisnya.
"Kenapa? " tanya Dafa.
"Minta uang jajan tadi pas berangkat lupa minta uang sama papa ," ujar Devia menyengir. Dafa mengambil dompetnya dan memberikan uang dua ratus ribu pada adiknya .
"Abang pergi dulu , jaga diri baik-baik ," ujar Dafa mengacak rambut adiknya pelan dan pergi dari sana.
Devia tengah menikmati mie ayamnya namun seseorang mengagetkannya.
"Dorrr! " Lili tiba-tiba muncul dan mengagetkan Devia yang hampir tersedak.
"Apaan sih ngagetin, " gerutu Devia.
"Kan ,cuma bercanda ,tidak usah marah-marah, " ujar Lili.Devia hanya memutar bola matanya malas.
"Tadi kenapa kamu bilang sama bapak Skala aku tidak mengerjakan tugas karna nonton drakor? Kenapa harus bilang seperti itu?Coba kamu bisa jaga mulut kamu itu ,aku tidak mungkin di keluarkan dari kelas, " cerocos Devia.
"Maaf, tapi kata mommy aku ,bohong itu tidak baik ," ujar Lili dengan polosnya.
"I-iya memang tidak baik bohong, tapi kalau lagi kepepet boleh-boleh saja, " ujar Devia asal.
"Masa sih? " ujar Lili tak percaya.
"Devia di panggil pak Skala di suruh ke ruangannya," ujar teman satu kelas dengan Devia.
"Ok, terimakasih, " ujar Devia. Dia mulai merasa tidak enak hati, tumben-tumben pak Skala memanggilnya.
"Hati-hati lho, singanya galak " ejek Lili sambil cekikikan.
Pletak
Lili memegangi kepalanya yang di jitak Devia lumayan kencang. Sedang gadis itu sudah melenggang pergi setelah menjitak kepala sahabatnya itu.
"Devia sakit!Aku sumpahin jodoh kamu bapak Skala , biar tekanan batin terus kamu punya suaminya seperti pak Skala !!" teriak Lili . Semua pengunjung kantin menatap kearah Lili aneh.Sedangkan gadis itu cuek-cuek bebek.
Devia menatap nama Skala yang tertulis di depan pintu, ia meneguk ludahnya dengan susah payah.Devia Berdiri tepat di depan pintunya saja namun sudah membuat badannya bergemetar ketakutan dan panas dingin.
"Tenang Devia, bapak Skala tidak akan macam-macam dengan mu, oke rileks tidak boleh tegang, dengan mengucapkan Bismillahirrahmanirrahim , semoga Allah melindungi aku dari kegalakan bapak Skala , aamiin" ujar Devia mengusap wajahnya.
Devia membuka pintu ruangan itu dengan sangat pelan dan dia melihat dosen galaknya itu tengah mengetik di laptop. Devia masuk dan menutup pintu dengan sangat pelan saking sopannya.
"Bapak Skala manggil saya? " tanya Devia.
"Hmmm, " balas Skala dengan deheman.
"Bapak manggil saya ke sini untuk apa ya? " tanya Devia. Skala bangkit dari tempat duduknya dan mengambil setumpuk kertas dia meletakkannya di meja .
"Kamu periksa soal teman kamu yang sudah di kerjakan dan ini kunci jawaban, periksa yang benar," perintah Skala.
"Tapi bapak bisa menyuruh asisten bapak, masa saya yang tidak ada sangkut pautnya tentang masalah ini,yang di suruh kerjain ini semua ," protes Devia tak terima.
"Kalau begitu kamu jadi asisten saya mulai sekarang, " ujar Skala datar. Devia menganga tak percaya dia jadi asisten dosen galak ini, lebih baik dia jadi asisten bapak botak dari pada dengan Skala.Kalau dia jadi asisten dosen galak ini dia tidak akan bebas lagi , pasti di suruh ini ,itu dan kebebasannya sebagai mahasiswa di renggut paksa setelah jadi asisten pak Skala. Devia ingin menangisi hari sialnya yang menjadi asisten dosen galak bin pelit nilai.
Bersambung.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 132 Episodes
Comments
☠☀💦Adnda🌽💫
Daffa sayang banget kyknya sama adeknya si sweet bngt punya Abang yg care
2025-01-02
0
Alifah Azzahra💙💙
Mampir lagi yah Thor 🥰🥰
2024-11-22
0
Winda Maulida
...
2022-04-20
0