Apa barusan aku tidak salah mendengar untuk apa Reza bicara seperti itu pada Tina? kenapa harus ada aku bukankah dia tidak menyukai ku? kenapa malah membuat ku merasa seakan-akan dia menyukai ku.
Berhentilah membuat hati ku seperti ini Reza! aku sungguh lelah dengan perasaan yang tarik ulur seperti ini.
"iya dia bilang gitu sama aku makanya aku mohon banget please yah kamu ikut itung-itung kamu ngedate berdua juga kan sama ka riki" ucap Tina memohon pada ku.
"Aku terserah riki aja tin" jawab ku bingung dan mata ku melihat ke arah Riki yang saat itu sedang berkumpul dengan para calon anggota osis yang lain. Dalam hati ku sungguh ku berharap riki menolaknya, aku belum siap aku masih malu dengan diri aku sendiri. Hati ku masih terasa sakit jika aku melihat Reza.
"Oke deh nanti aku ngomong sama ka Riki, dia sih pasti bakalan setuju" ucap Tina dengan bersemangat. "Terserah aja, balik ke kelas yuk" ajak ku sambil menggandeng tangannya.
Sudah lima hari berlalu aku jarang sekali bertemu Riki dan kalau pun bertemu itu hanya melihatnya dari jauh. Selama lima hari ini, tidak ada yang berubah hanya saja aku menjadi semakin dekat dengan Tina. Dan juga Reza aku tidak pernah melihatnya.
Di kantin
Sambil menunggu makanan pesanan ku datang mata ku melirik ke arah kanan dan tepat sekali di situ aku melihat Reza. Jantung ku berdetak tak karuan lagi, aku belum bisa melupakan dia.
"Itu reza" ucap ku pada Tina, yang sebenarnya selama lima hari ini dia bertanya-tanya tentang Reza terus-terusan.
"Dimana tan?" tanya Tina dengan bersemangat.
Aku hanya memberikan isyarat mata pada nya dalam hati ku bergumam "nyesel aku nyesel banget kenapa aku kasih tau kalau ada Reza, pasti dia bakalan nyusul kesini, aku belum siap ketemu apalagi lihat wajahnya"
"sayang" teriak Tina memanggil Reza yang saat itu semua orang di kantin langsung melihat ke arahnya. Tina yang berteriak seperti itu tapi aku yang sangat malu, aku gugup sekarang aku yakin Reza pasti menyusul kesini. Aku tidak berani melihat reza, aku malu aku sungguh sangat malu. Oh bisakah perasaan itu hilang dari hati ku? aku sungguh merasa tidak nyaman dengan perasaan diam seperti ini.
Detakan jantung ku semakin tak karuan saat ku tau langkahnya semakin dekat ke arah kami. Ku beranikan sebentar menatapnya dan lagi-lagi aku merasa tatapan nya juga menuju pada ku.
"Sini makan bareng, kamu kemana aja sih sayang? aku chat gak dibalas-balas? ohiya soal double date Intan sama Reza udah mau" ucap tina yang kemudian melihat ke arah ku "iyakan tan?" sambung nya.
Aku hanya terdiam, tangan ku menggenggam kuat sendok dan garpu yang saat ini ada di tangan ku. Jantung ku, ah hati ku sungguh aku sulit mengontrol nya setelah aku mengungkapkan semua perasaan ku pada nya kenapa hati ini malah terasa semakin ingin memilikinya?.
Reza pun duduk tepat di depan ku "kenapa?" tanyanya dengan dingin pada Tina. "Ih itu kamu kemana aja sih? aku gak pernah ketemu kamu aku kangen tau" ucap Tina dengan manja yang mulai bersandar di bahu Reza.
Tepat di saat yang bersamaan ada seorang kakak kelas cowok yang ingin berkenalan dengan ku " hay, kamu intan X IPA ya?" tanya nya yang hanya ku jawab dengan anggukan.
"Aku boleh duduk gak di samping kamu?" tanya nya yang langsung ku jawab "Iya duduk aja ka" kemudian ku melihat ke arah Reza yang terlihat seperti tidak senang.
"Eh ada reza juga ya di sini aku gaada maksud loh yah ngegodain cewek kamu, aku kesini cuman pengen godain intan doang" jawab kakak kelas tersebut sambil merangkul ku. Aku pun langsung merespon menolak nya, aku menatap Reza seperti ingin meminta perlindungannya aku sangat tidak nyaman di perlakukan seperti ini apalagi dengan orang yang tidak aku kenal.
Aku melihat tatapan Reza yang tatapannya berubah menjadi tajam seperti sedang menahan amarah.
"Aih jangan ngelihatin aku galak kaya gitu dong aku kan cuma pengen godain intan bukan cewek kamu kok, aku mana mungkin berani godaiin cewek mu" ucap kakak kelas tersebut yang membuat Reza bangun dari tempat duduk nya dan langsung menarik kerah bajunya "ngomong lagi sekali, kalau kamu masih mau hidup jauhin dia" ancam Reza yang membuat kaka kelas itu sedikit keliatan gemetaran dan melirik ke arah ku.
"Masih berani ngelirik dia?" bentak Reza "oke aku bakalan jauhin dia" jawab cowok tersebut kemudian berlalu pergi.
"bagus!pergi sana jauh-jauh! awas kalau sampai aku lihat kamu berani gangguin dia lagi" ucap Reza santai sambil duduk kembali di kursinya. Namun aku bisa merasakan dia sungguh marah.
Barusan dia melindungi ku kah? tadi dia terlihat begitu peduli pada ku, apa hanya sebatas perasaan ku tapi kenapa hati ku merasa kalau dia juga ada rasa dengan ku?.
Aku terdiam, jujur aku masih sangat gugup saat ini Reza duduk tepat di depan ku.
"Sayang kamu tadi keren banget deh" puji Tina sambil duduk bersandar lagi di bahu Reza.
"Tapi kenapa kamu kaya gitu sama intan, cowok itu kan tadi cuma pengen dekat sama dia?" tanya Tina yang membuat hati ku seperti sedang di tembak dengan busur panah mengandung racun yang mematikan.
"Kalau aku bilang intan suka sama aku gimana?" ucap Reza sambil melihat ke arah ku.
"Ya asal kamu gak suka sama dia aku gak masalah" jawab Tina polos, mungkin dia berpikir kalau Reza sedang bercanda.
"Aku gak mungkin suka sama dia, tadi aku cuma ngebantuin Riki doang. Dia kan sudah punya cowok masa iya mau dekat-dekat sama cowok lain" ucap Reza membelai lembut rambut Tina dan menatap ke arah ku.
Oh aku tidak bisa menjelaskan bagaimana sakitnya mendengar apa yang Reza katakan terlebih, sikap manisnya yang seperti itu aku tidak pernah melihat dia selembut itu kenapa dia bisa selembut ini? ada yang spesial kah dari tina? kenapa hati ku sangat sakit melihat ini, melihat tatapan nya yang seperti itu! andai aku tahu jika akhirnya dari mengungkapkan perasaan itu berakhir seperti ini mungkin lebih baik aku memendamnya.
Bagaimana jika satu sekolah ini tau aku menyukai Reza, dan Reza menolak perasaan ku dengan tertawa dan menghina ku.
"Aku balik ke kelas dulu ya" ucap ku sambil berdiri dan melangkah pergi. Aku tidak ingin melihat dia lagi hati ku selalu saja sakit setiap melihat Reza.
Rasanya sebentar lagi air mata ini akan jatuh dan memang benar sekali ku berbalik badan membelakangi mereka air mata ku langsung jatuh untuk ke sekian kalinya, hanya karena perasaan ku pada Reza.
Ada apa dengan ku apa yang ku pikirkan tadi tidak ada bedanya dengan saat dulu dia bersama indah. Tapi kenapa ini terasa lebih sakit? apa perasaan ku semakin dalam buat dia tapi, bukankah ini perasaan luka? kenapa? seharusnya aku membencinya! seharusnya aku membenci perasaan ini!.
Setiap melihat tatapan matanya aku selalu merasa dia menyukai ku tetapi sikapnya itu sangat jauh dia tidak mungkin menyukai ku dia pasti membenci ku karena aku menyukai dia.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 236 Episodes
Comments
irtaza
seharusnya intan lbih kuat bisa nunjukin jalau dia bukan cwe yg lemah...
2020-08-22
0
Nineng Oneng
baper bgt aku,,,,
2020-06-18
0
Kris Wanti
nyesek banget sih reza itu pengecut intan itu terlalu polos cenderung bodoh 🤦🤦🤦🤦
2020-05-17
0