Aku dengan cepat membereskan buku-buku yang berantakan di meja ku. Aku tidak ingin Riki menjadi lama menunggu ku.
Brakkk (suara buku berjatuhan) di saat ku melangkah ingin keluar dari pintu kelas, tanpa sengaja aku menabrak seseorang. Sepertinya orang itu ingin masuk ke dalam kelas ku "kamu gapapa" pertanyaan yang berhasil menyadarkan ku dari lamunan seper sekian detik.
Ternyata Riki kalau di lihat dari jarak dekat seperti ini jauh lebih manis dan aroma parfumnya harum banget. Tunggu, bukannya sekarang aku dan dia sangat dekat. Ternyata bukan hanya manis Riki juga lumayan tinggi aku mungkin hanya setinggi bahunya. Jantungku berdetak lebih kuat, kenapa aku jadi malu?
"maaf rik aku gak lihat kalau kamu di sini, tapi bukannya kamu katanya mau nunggu aku di depan ruang osis ya? kenapa nyusul kesini" kataku sambil berjongkok merapikan buku yang barusan terjatuh akibat tak sengaja menabrak Riki tadi.
"habis kamu lama banget jadi aku takut kamu kenapa-napa makanya aku susulin ke kelas kamu deh" ucapnya sambil membantuku membereskan buku.
Pipi ku rasanya seperti memerah entahlah kenapa, semenjak Riki mengantarkan ku pulang semalam perasaan ku seperti ada yang berbeda. Apa saat ini aku lagi baper sama Riki? sekilas ketika ku melihatnya sempat terbesit kalimat "seandainya yang ngomong barusan itu Reza, mungkin aku bukan lagi baper tapi pasti langsung seperti orang gila meloncat kegirangan saking terlalu senangnya".
"nih buku mu" ucapnya sambil memberikan buku yang dia bantu bereskan padaku "oh iya rik" ucapku tersadar dari lamunan.
Riki pun mengajak ku ke ruang osis dan aku hanya mengangguk sambil berjalan di samping beriringan dengannya. Di dalam hati ku berbisik "aku gak nyangka bisa jalan sampingan sama anggota osis, apalagi anggota osisnya semanis Riki". Bukan hanya anggota osis, dari cerita para wanita di sekeliling ku Riki juga sangat pintar dan dia juga salah satu anak pemegang saham terbesar di sekolah ini. Sekali pun dia anak terkaya di sekolah ini dia tidak pernah memilih-milih dengan siapa dia berteman, anaknya terkenal ramah dan aku tak pernah mendengar gosip dia dekat dengan cewek manapun di sekolah.
Padahal banyak banget perempuan di sekolah ini yang mengejar-ngejar dia. Riki yang seperti ini jauh banget sifatnya dengan Reza yang siapa pun mendekati dia sudah pasti jadi ceweknya.
Otak ku berpikir keras dan mata ku selalu menunduk ke bawah. Tapi hati ku, mendadak muncul perasaan tidak karuan lagi perasaan seperti jantung ingin sekali terlepas dari tempatnya. Hati ku kenapa lagi sekarang? apa jangan-jangan ada Reza di sekitar sini. Aku pun menengok di sekeliling kiri dan kanan ku.
Mataku terhenti ketika melihat seseorang yang sedang berpelukan sekaligus berciuman di sebuah sudut sekolah ini. Aku terhenti melangkah kaki ku terasa berat sekali untuk berjalan serasa jatuh hancur berkeping-keping.
Mungkinkah aku salah mengira? benarkah itu Reza? apa benar? siapa perempuan itu. Kenapa? kenapa harus mencium dia? kenapa harus perempuan itu kenapa bukan aku saja? siapa yang dia peluk harus se-erat itu. Mereka berpelukan erat sambil berciuman, tanpa merasa malu dan tanpa mereka sadari ada hati yang sangat terluka melihat ini.
Aku sungguh ingin menangis tapi ini sudah sangat terlalu sakit, terlalu sering melihat Reza dengan wanita lain bergandengan tangan atau bahkan ngerangkul perempuan lain. Tapi saat ini? ini pertama kalinya bagiku melihat Reza memeluk perempuan se-erat itu dan juga berciuman seperti itu. Mereka sangat menikmatinya, Reza bisakah kau mengerti perasaan ku saat ini? aku hanya bisa terdiam dengan kaku melihat mereka jarak yang tidak begitu jauh dari ku.
Siapa perempuan itu? aku tidak bisa mengenalinya, dia membelakangi ku, aku hanya bisa melihat dengan jelas bagaimana Reza menikmatinya.
Sekilas selang beberapa menit aku dan reza saling menatap. Dia menatap ku dan ini pertama kalinya aku berani menatap dia lebih lama, jantungku mungkin sudah menghilang aku tidak merasakan detakan nya lagi. Atau mungkin hati ku yang sudah hancur sampai aku pun tidak bisa mengeluarkan air mata ku lagi.
Menatap ku sangat dalam seperti itu tapi tidak melepaskan pelukannya, Reza malah semakin menjadi mencium perempuan itu.
Oh bisakah kau hentikan itu? hati ku sungguh sangat ingin menjerit, aku sangat ingin berteriak. Tidak kah kamu memikirkan sedikit perasaan ku za? aku sekarang menatap mu dengan penuh harap kamu melepaskan wanita itu, berhentilah menyakiti perasaan ku? tidak bisakah hati mu memberikan ruang sedikit untuk ku? biarkan aku berjuang mendapatkan mu.
Bahkan menatap mu seperti ini pun tiada artinya. Kamu tidak melepaskan pelukannya dan kamu masih menciumnya. Untuk apa tadi menatap ku dengan tatapan yang selalu membuat ku yakin kamu juga menyukai ku, tapi kamu malah semakin bersemangat mencium perempuan itu setelah menatap ku.
Kamu jahat! tidak berperasaan! kenapa aku bisa menyukai lelaki sejahat kamu Reza!!.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 236 Episodes
Comments
Diana Meisyah
cerita nya hampir sama dengan "Aku Hanya figuran"
2022-09-22
0
Nineng Oneng
aaaaacccccchhhhhhkkk,,,,,,remuk hatiku
2020-06-18
0
Yeyen Yusuf
Sakitnya tuh di sini 💔
2020-05-02
0