~6~

Tetapi ini sudah tiga tahun berlalu sampai SMA pun aku masih belum berani mengungkapkan mau sampai kapan aku terus tidak berani? gak boleh aku harus berjuang. Pokoknya aku harus bisa dapatin Reza mau sampai kapan aku memendam rasa ini mungkin sekarang aku harus berani mengambil resiko, mau dia suka balik atau engga dia harus balik suka. Aku harus ambil hati dia harus bisa dapatin Reza gimana pun caranya.

Sepanjang langkah ku pagi ini di perjalanan menuju ke kelas terus memikirkan bagaimana aku bisa mendapatkan Reza. Semenjak saat aku tidak sengaja jalan bersebelahan dengan dia itu sungguh sangat berhasil membuat memori perasaan ini semakin kuat sekali pun hanya terbilang hitungan detik tapi efeknya, bisa sampai hitungan menit, jam, hari, berminggu-minggu dan bahkan sampai sekarang, hitungan tahun.

Aku masih ingat saking terlalu merasa bahagianya bisa sedekat itu dengan dia ketika masuk kelas aku di beri tahu kalau remedial matematika lagi untuk yang ketiga kalinya pun, aku menganggapnya santai semacam tidak perduli. Padahal, kemarin-kemarin kalau sudah tahu remedial sampai tiga kali begini bakalan stress tak tertolong pastinya diri ku.

Merasa seperti dia selalu menjadi pangeran penyelamat di setiap mood ku seperti berjasa dalam menjauhkan ku dari rasa stress yang tidak tertolong. Bagaimana caranya aku bisa mendapatkan reza, aku sangat ingin memiliki dia. Apa aku harus mencoba seperti yang di ajarkan internet semalam ya? tapi, cari perhatian gimana sama dia sedangkan kalau ketemu reza saja aku semakin gugup. Bagaimana aku bisa mendapatkan perhatian, ya minimal dia melirik ku atau bahkan mengejarku.

Aku berpikir dan terus berpikir bagaimana caranya aku bisa mendekati reza sampai, perasaan ku mulai berdetak dengan kuat lagi aku pun tersadar dan melihat ke arah siapa yang masuk ke kelas ku di jam kosong seperti ini.

Aku menatap dengan sangat dalam, Reza ke kelas ku lagi. Beberapa hari setelah mos selesai aku tidak pernah lagi merasakan sekelas dengan dia, memandang dia pun hanya bisa dari jauh sekarang. Aku sungguh merindukan laki-laki yang ku tatap dengan dalam saat ini, bagaimana cara ku mendekati dia?

Hati ku semakin merasa tidak karuan hanya karena memikirkan hal ini, aku melirik ke arahnya yang sekarang duduk di meja bersama dengan anggota lelaki yang mungkin kenal baik dengan reza. Mereka terlihat sangat akrab tapi, untuk apa reza sering ke kelas ku? dulu setiap dia mau nembak cewek atau mau deketin dia pasti selalu datang ke kelas cewek itu. Apa mungkin sekarang ada seseorang yang mau dia dekati di kelas ini? tapi siapa?.

Tidak, aku tidak boleh menyerah aku sudah menyukai dia selama ini. Mungkin ini saatnya aku harus mendekati dia lebih dulu. Aku menguatkan diri ku sendiri.

Mengumpulkan begitu banyak keberanian untuk melangkahkan kaki ku mendekatinya.

Aku berdiri dengan pikiran yang kacau perasaan yang berkecamuk, aku harus apa? bagaimana cara mendekatinya? bagaimana caranya? Ah bagaimana dengan menyapanya seperti "hai za" oh ini terlalu klise.

"sudahlah lebih baik ku mencoba dulu" hati ku menguatkan dan kaki ku melangkah maju mendekat ke arah reza namun, belum saja aku sampai reza telah turun dari meja yang dia duduki.

Akupun berhenti melangkah melihatnya turun dari meja "mana tina ya? daritadi kok aku gakada lihat dia" ucap Reza yang seketika membuat jantung ku terasa seperti berhenti berdetak. Benar apa yang ku kira, dia gak mungkin sering ke kelas ini tanpa alasan. Ternyata dia mencari tina, teman sekelas ku yang tempat duduk nya ada di depan meja ku.

"Sudahlah tan ngapain sih kamu berdiri kaya gini, cowok kaya Reza mana mungkin mau sama kamu" ucap hati ku yang membuat ku kembali duduk ke kursi ku. Teman sebangku ku melihat ku dengan heran, aku hanya terdiam dan berharap tidak ada yang tahu jika aku sejak lama menyukai Reza.