~10~

"Anak kecil mana boleh melihat adegan dewasa seperti itu" ucap Riki dengan memasang tampang wajah polosnya menyamaratakan tingginya dengan tinggi ku.

Aku tidak tahu entah sudah berapa lama dia memperhatikan ku melihat Reza dengan tatapan seperti tadi. Apa jangan-jangan Riki tahu apa yang ku pikirkan sedari tadi dan apa jangan-jangan dia juga tahu aku menyukai Reza? aku harus melakukan apa sekarang harus bagaimana? aku seperti ingin berlari saja.

"eh za kamu kalau mau berduaan jangan di depan si jomblo dong, nih lihat kasian kan sampe matung kaya gini ngelihatin kalian" ucap Riki sambil merangkul ku dan membuat Reza melepaskan ciumannya namun tetap tidak melepas pelukannya, perempuan itu pun masih bersandar memeluk Reza tanpa menoleh ke arah aku dan Riki.

"yah dianya aja yang lewat ngeliatin aku mulu, cuekin aja kenapa?" jawab Reza dengan memberikan ekspresi nyolot dan dinginnya.

Hati ku terasa semakin sakit mendengar apa yang dia ucap kan, aku langsung melepaskan rangkulan Riki dan berlalu pergi ke ruang osis dengan cepat.

Ternyata benar dia sudah tahu perasaan aku, dan cinta ku sekarang perasaan aku semuanya bertepuk sebelah tangan. Dia bukan hanya tidak menyukai ku bahkan dia juga membenci ku. Ini balasannya bertahun-tahun aku belajar melupakan dia tapi selalu gagal hanya karena melihat tatapan mata dia yang membuat ku yakin suatu saat aku bisa bersama dia tapi nyatanya. Aku rasa ini sangat tidak adil buat ku.

Aku terus melangkah dengan cepat menuju ruang osis sambil terus menghapus air mata ku yang sudah sangat deras mengalir.

"Intan tunggu aku" Riki berusaha berlari mengejar ku yang sudah sampai di depan pintu osis aku berusaha menghapus air mata ku lagi, sampai riki berdiri di samping ku "Rik, tolong diam-diam aja ya soal yang tadi" ucap ku sambil menahan sesak. Ah hati ku tak kuat lagi menahannya ini sangatlah sakit aku tidak sanggup lagi sampai aku pun akhirnya menangis di depan Riki.

Riki tidak mengatakan apapun hanya mengambil kunci di saku bajunya dan membuka pintu ruang osis kemudian menarik lembut tangan ku masuk ke dalam ruangan ini.

Hanya ada aku dan dia, berdua saja di ruangan ini dan terlebih lagi riki menutup kembali pintu ruang osisnya. Aku hanya menunduk sambil terus menangis, aku ingin sekali berhenti tapi tidak bisa rasanya sangat sakit sekali.

Dia pun langsung mendekat ke arah ku dan dengan cepat memeluk ku dengan sangat nyaman "nangis aja sampai kamu benar-benar puas, aku siap kok meluk kamu sampai kamu sendiri yang melepasnya" ucap riki dengan sangat lembut.

Pelukan yang sangat nyaman hingga aku pun sampai hanyut dengan kenyamanan pelukan ini. Perlahan tangis ku mulai mereda aku mulai sadar tadi bukannya janji ketemu di bawah ruang osis sekarang kenapa malah membawa ku masuk ke dalam ruangan osisnya dan disini, tidak ada orang sama sekali apalagi pintu ruang osisnya tertutup jika ada yang berpikiran aneh-aneh bagaimana?.

"udah selesai nangisnya? kalau mau nangis nangis aja lagi, jangan di tahan mulu keluarin aja rasa sakit di hati mu juga sekalian semuanya jangan di tahan mulu semakin kamu tahan semakin nyiksa perasaan kamu sendiri" ucap Riki memeluk ku sambil tangan nya membelai rambut ku dengan lembut. Aku sangat merasa nyaman dengan pelukan ini.

Pelukan pertama ku yang selalu ku harapkan reza adalah orang pertama yang mendapatknnya tapi ternyata riki lah orang pertama yang memeluk ku.

Sampai akhirnya aku benar-benar merasa lega dan menatap ke arahnya yang saat itu masih memeluk ku dia pun, membalas tatapan ku dengan senyuman yang sangat manis.

"maaf ya, baju mu jadi basah gara-gara aku" ucap ku merasa bersalah karena air mataku baju seragamnya menjadi basah.

"gapapa ini kok, ya wajar basah kan habis di siram pake air mata mu kok barusan" ucapnya dengan lembut sambil tangan nya menghapus air mata yang masih tersisa di pipi ku.

Aku hanya membalas dengan senyuman aku sungguh tidak menyangka Riki selembut dan sebaik ini pantas saja banyak cewek yang ngejar-ngejar dia.

"udah mendingan kan? yaudah duduk dulu gih biar aku ambilin minum bentar" ucapnya sambil menyodorkan kursi osis padaku dan menyuruh ku duduk. Tak lama setelah itu dia pun datang dengan membawakan segelas air minum dan memberikan nya pada ku.

Riki pun juga mengambil kursi dan duduk sangat dekat dengan ku

"gimana sudah enakan kan?" tanya nya yang hanya ku jawab dengan anggukan dan sedikit senyuman "baguslah" jawab nya tanpa sedikitpun mengalihkan tatapan nya dari ku, aku hanya menunduk malu.

"rik makasih ya" ucap ku tulus

"makasih kenapa?" tanya Riki

"makasih kemarin udah anterin aku pulang, dan tadi makasih udah buat aku tenang" aku menjelaskan sambil melihat Riki yang tak sedikit pun mengalihkan pandangan nya dan dari ku.

"gak perlu bilang makasih, sudah seharusnya aku selalu ada buat kamu" Riki tersenyum dan perlahan mendekat ke telinga ku kemudian berbisik di "intan aku menyukaimu mau kah kamu menjadi pasangan ku?".

Terpopuler

Comments

Nineng Oneng

Nineng Oneng

di terima aja tan,,

2020-06-18

0

Rita Tambunan

Rita Tambunan

riki baik

2020-04-20

1

KomaLia

KomaLia

bener tan terima aja riki ngapain ngejar ngejar barang bekas,rugi looj

2020-04-12

4

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 ~1~
3 ~2~
4 ~3~
5 ~4~
6 ~5~
7 ~6~
8 ~7~
9 ~8~
10 ~9~
11 ~10~
12 ~11~
13 ~12~
14 ~13~
15 ~14~
16 ~15~
17 ~16~
18 ~17~
19 ~18~
20 ~19~
21 ~20~
22 ~21~
23 ~22~
24 ~23~
25 ~24~
26 ~25~
27 ~26~
28 ~27~
29 ~28~
30 ~29~
31 ~30~
32 ~31~
33 ~32~
34 ~33~
35 ~34~
36 ~35~
37 ~36~
38 ~37~
39 ~38~
40 ~39~
41 ~40~
42 ~41~
43 ~42~
44 ~43~
45 ~44~
46 ~45~
47 ~46~
48 ~47~
49 ~48~
50 ~49~
51 ~50~
52 ~51~
53 ~52~
54 ~53~
55 ~54~
56 ~55~
57 ~56~
58 ~57~
59 ~58~
60 ~59~
61 ~60~
62 ~61~
63 ~62~
64 ~63~
65 ~64~
66 ~65~
67 ~66~
68 ~67~
69 ~68~
70 ~69~
71 ~70~
72 ~71~
73 ~72~
74 ~73~
75 ~74~
76 ~75~
77 ~76~
78 ~77~
79 ~78~
80 ~79~
81 ~80~
82 ~81~
83 ~82~
84 ~83~
85 ~84~
86 ~85~
87 ~86~
88 ~87~
89 ~88~
90 ~89~
91 ~90~
92 ~91~
93 ~92~
94 ~93~
95 ~94~
96 ~95~
97 ~96~
98 ~97~
99 ~98~
100 ~99~
101 ~100~
102 ~101~
103 ~102~
104 ~103~
105 ~104~
106 ~105~
107 ~106~
108 ~107~
109 ~108~
110 ~109~
111 ~110~
112 ~111~
113 ~112~
114 ~113~
115 ~114~
116 ~115~
117 ~116~
118 ~117~
119 ~118~
120 ~119~
121 ~120~
122 ~121~
123 ~122~
124 ~123~
125 ~124~
126 ~125~
127 ~126~
128 ~127~
129 ~128~
130 ~129~
131 ~130~
132 ~131~
133 ~132~
134 ~133~
135 ~134~
136 ~135~
137 ~136~
138 ~137~
139 ~138~
140 ~139~
141 ~140~
142 ~141~
143 ~142~
144 ~143~
145 ~144~
146 ~145~
147 ~146~
148 ~147~
149 ~148~
150 ~149~
151 ~150~
152 ~151~
153 ~152~
154 ~153~
155 ~154~
156 ~155~
157 ~156~
158 ~157~
159 ~158~
160 ~159~
161 ~160~
162 ~161~
163 ~162~
164 ~163~
165 ~164~
166 ~165~
167 ~166~
168 ~167~
169 ~168~
170 ~169~
171 ~170~
172 ~171~
173 ~172~
174 ~173~
175 ~174~
176 ~175~
177 ~176~
178 ~177~
179 ~178~
180 ~179~
181 ~180~
182 ~181~
183 ~182~
184 ~183~
185 ~184~
186 ~185~
187 ~186~
188 ~187~
189 ~188~
190 ~189~
191 ~190~
192 ~191~
193 ~192~
194 ~193~
195 ~194~
196 ~195~
197 ~196~
198 ~197~
199 ~198~
200 ~199~
201 ~200~
202 ~201~
203 ~202~
204 ~203~
205 ~204~
206 ~205~
207 ~206~
208 ~207~
209 ~208~
210 Epilog
211 SEPUTAR RTD
212 SEASON DUA
213 1
214 2
215 3
216 4
217 5
218 6
219 7
220 8
221 9
222 10
223 11
224 12
225 13
226 14
227 15
228 16
229 17
230 18
231 19
232 20
233 21
234 Pengumuman
235 22
236 23
Episodes

Updated 236 Episodes

1
Prolog
2
~1~
3
~2~
4
~3~
5
~4~
6
~5~
7
~6~
8
~7~
9
~8~
10
~9~
11
~10~
12
~11~
13
~12~
14
~13~
15
~14~
16
~15~
17
~16~
18
~17~
19
~18~
20
~19~
21
~20~
22
~21~
23
~22~
24
~23~
25
~24~
26
~25~
27
~26~
28
~27~
29
~28~
30
~29~
31
~30~
32
~31~
33
~32~
34
~33~
35
~34~
36
~35~
37
~36~
38
~37~
39
~38~
40
~39~
41
~40~
42
~41~
43
~42~
44
~43~
45
~44~
46
~45~
47
~46~
48
~47~
49
~48~
50
~49~
51
~50~
52
~51~
53
~52~
54
~53~
55
~54~
56
~55~
57
~56~
58
~57~
59
~58~
60
~59~
61
~60~
62
~61~
63
~62~
64
~63~
65
~64~
66
~65~
67
~66~
68
~67~
69
~68~
70
~69~
71
~70~
72
~71~
73
~72~
74
~73~
75
~74~
76
~75~
77
~76~
78
~77~
79
~78~
80
~79~
81
~80~
82
~81~
83
~82~
84
~83~
85
~84~
86
~85~
87
~86~
88
~87~
89
~88~
90
~89~
91
~90~
92
~91~
93
~92~
94
~93~
95
~94~
96
~95~
97
~96~
98
~97~
99
~98~
100
~99~
101
~100~
102
~101~
103
~102~
104
~103~
105
~104~
106
~105~
107
~106~
108
~107~
109
~108~
110
~109~
111
~110~
112
~111~
113
~112~
114
~113~
115
~114~
116
~115~
117
~116~
118
~117~
119
~118~
120
~119~
121
~120~
122
~121~
123
~122~
124
~123~
125
~124~
126
~125~
127
~126~
128
~127~
129
~128~
130
~129~
131
~130~
132
~131~
133
~132~
134
~133~
135
~134~
136
~135~
137
~136~
138
~137~
139
~138~
140
~139~
141
~140~
142
~141~
143
~142~
144
~143~
145
~144~
146
~145~
147
~146~
148
~147~
149
~148~
150
~149~
151
~150~
152
~151~
153
~152~
154
~153~
155
~154~
156
~155~
157
~156~
158
~157~
159
~158~
160
~159~
161
~160~
162
~161~
163
~162~
164
~163~
165
~164~
166
~165~
167
~166~
168
~167~
169
~168~
170
~169~
171
~170~
172
~171~
173
~172~
174
~173~
175
~174~
176
~175~
177
~176~
178
~177~
179
~178~
180
~179~
181
~180~
182
~181~
183
~182~
184
~183~
185
~184~
186
~185~
187
~186~
188
~187~
189
~188~
190
~189~
191
~190~
192
~191~
193
~192~
194
~193~
195
~194~
196
~195~
197
~196~
198
~197~
199
~198~
200
~199~
201
~200~
202
~201~
203
~202~
204
~203~
205
~204~
206
~205~
207
~206~
208
~207~
209
~208~
210
Epilog
211
SEPUTAR RTD
212
SEASON DUA
213
1
214
2
215
3
216
4
217
5
218
6
219
7
220
8
221
9
222
10
223
11
224
12
225
13
226
14
227
15
228
16
229
17
230
18
231
19
232
20
233
21
234
Pengumuman
235
22
236
23

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!