Jack kakakku yang baik, akhirnya setuju untuk membantu menyelesaikan urusan Merry lalu meninggalkan kota ini.
"Tentu saja aku akan membantumu. Kamu tenang saja. Sahabat mu itu akan segera keluar dari penjara." Balas Jack padaku.
Keesokan harinya, aku dan Jack bergegas menuju kantor polisi untuk berupaya membebaskan Merry. Setelah beberapa jam terasa alot, akhirnya semuanya selesai juga. Sebentar lagi, Merry akan terbebas dari penjara.
Setelah semua urusan tentang Merry selesai, aku langsung mengantar Jack ke bandara. Jujur saja aku tidak bisa membohongi hatiku, meski aku sendiri yang meminta Jack pulang. Tapi hatiku sangat sedih karena sudah tidak ada lagi yang merawat ku sebaik kakakku ini.
"Velicia, aku ingin kau tahu kalau kau itu wanita paling terhormat di kota ini. Aku akan melindungi mu selamanya." Ucap Jack seraya menatapku dengan serius.
Aku sangat bersyukur pada kedua orang tuaku yang sudah memberikan aku seorang kakak sebaik ini padaku.
"Terima kasih Kak." Kataku pada Jack seraya memeluknya erat.
Sepertinya ini akan menjadi pelukan terakhirku pada Jack, karena beberapa hari lagi aku akan segera menutup mataku. Aku berharap Jack akan selalu bahagia bersama dengan kakak ipar. Begitu juga dengan sahabatku Merry.
Ku harap Merry juga dapat menemukan kebahagiaannya, meski itu harus bersama Hansen yang tidak memiliki masa depan. Tapi, asalkan dia bahagia, aku akan senantiasa mendukung pada setiap langkahnya.
Pesawat Jack pergi, meninggalkan aku kembali sendirian. Sekarang kemana tujuanku? Aku belum ingin pulang, karena tak ingin melewati hari ini dengan sendirian.
Kini aku sudah resmi bercerai dengan Arnold. Meski begitu aku belum menyerahkan seluruh aset dan perusahaan ku padanya. Karena aku sudah meminta pengacara ku untuk menyerahkan semuanya saat aku sudah tak ada lagi di dunia ini.
Berjalan keluar dari bandara, sangat kebetulan sekali aku ditelepon dosen piano untuk membantunya mengajar kelas sore. Saat aku masih kuliah dulu, aku juga sering membantu mengajar.
"Baik Pak, saya akan segera kesana." Ucapku mantap.
Setidaknya aku punya kegiatan yang bisa aku lakukan untuk melewati hari ini.
Setelah beberapa saat berkendara, aku akhirnya tiba di kampus. Baru saja melangkahkan kaki masuk ke dalam gedung kampus, ponselku kembali berdering dengan menampilkan nama Tuan Besar Setyawan dilayar nya.
'Apalagi yang ingin dibahas Pak Tua ini denganku.' pikirku.
"Halo Velicia, kau dimana? Papa ingin membahas sesuatu denganmu. Untuk itu Papa perlu bertemu denganmu." Ucap Pak Tua itu dengan serius.
Aku tak ingin bertemu dengannya lagi, atau dengan siapapun yang berhubungan dengan keluarga Setyawan terutama Arnold.
"Apa yang ingin anda bicarakan Tuan Besar Setyawan? Silahkan katakan saja melalui telepon. Karena maaf, aku sedang sibuk dan tidak punya waktu luang untuk bertemu dengan anda." Ucapku sinis.
Dengan jelas aku dapat mendengar, suara helaan napas dari Tuan Besar Setyawan.
"Begini Velicia, ini masalah kontrak dengan keluarga Jack. Papa ingin meminta bantuan padamu untuk membujuk keluarga Jack untuk tidak membatalkan kontrak dengan kami." Ucap Tuan Besar Setyawan dengan nada uang memelas.
Aku tidak tahu menahu tentang kerjasama yang dilakukan Tuan Besar Setyawan dengan keluarga Jack. Dan, aku tidak ada urusan dengan semua ini. Tapi, aku yakin, Jack memang sengaja melakukan semua ini karena ia tak ingin lagi berhubungan dengan keluarga Setyawan karena diriku.
"Maafkan aku, Tuan Besar Setyawan. Aku sama sekali tidak ada hubungannya dengan semua ini. Ini semua mungkin sudah keputusan dari Jack sendiri. Dan aku benar-benar tidak bisa melakukan apapun." Ucapku pada Tuan Besar Setyawan.
"Velicia anakku. Papa sebenarnya tak ingin kau dan Arnold berpisah. Kamu itu sudah seperti anak kandung Papa sendiri. Papa ingin kamu kembali bersatu dengan Arnold. Velicia kembalilah menikah dengan Arnold. Kalian itu sangat cocok sebagai pasangan suami istri." Ucap Tuan Besar Setyawan lagi-lagi dengan nada memelas.
Cih, dasar Pak Tua penuh drama. Tapi, sejujurnya dia memang sosok mertua yang sangat baik. Dia peduli padaku, bahkan memang benar dia menyayangi dan memperlakukan aku seperti putri kandungnya sendiri.
Hanya saja dibalik semua itu ada maksud tersendiri. Yaitu untuk membuat nama besar keluarga Setyawan lebih terkenal dan posisi yang kuat dengan tetap bersanding bersama keluarga Arista yang memang menjadi keluarga nomor satu di kota Ternate ini.
"Maafkan aku Pa. Aku tidak bisa lagi bersatu dengan Arnold. Aku tidak mau memaksakan suatu hubungan yang sejak awal memang sudah salah. Biarkan Arnold dan Viona menyambut kebahagiaan mereka. Dan aku disini akan mencari kebahagiaan ku sendiri." Ucapku menolak dengan tegas permintaan Tuan Besar Setyawan.
Setelah berbicara seperti itu, aku langsung memberi salam sebagai penutup telepon.
Sudah cukup, jika dulu aku bersikukuh untuk mendapatkan cinta Arnold disisa hidupku yang tinggal sebentar. Kali ini aku sudah mengalah, jika dia bisa lebih bahagia bersama Viona maka biarlah.
Aku akan mencari kebahagiaan dan kedamaian ku sendiri disisa hidupku yang tinggal beberapa hari lagi.
Aku kemudian melanjutkan jalanku menuju kelas dimana aku akan mengajar musik. Memasuki kelas, kesan pertama yang aku dapat adalah para siswa di kelas ini sepertinya akan baik kepadaku.
Dan akhirnya terbukti, saat aku mulai mengajar, mereka terlihat sangat antusias dan menyukai kelas yang aku bawakan.
Salah seorang murid bertanya padaku,
"Bu Veli, hari ini mita semua mau belajar lagu apa?"
Dengan tenang aku menjawab: "Sleep in the Deep Sea.”
Aku mulai memainkan tuts piano. Semua murid menatapku dengan serius. Dalam alunan piano, semua perasaan ku dulu seperti lenyap perlahan-lahan, rasa suka, duka, rahasia, pernikahan, kebencian, kebahagiaan, cinta, semuanya dimulai seperti alunan piano ini, lalu berakhir saat alunan ini selesai.
Bayangan Arnold berlarian dalam ingatanku. Saat pertama aku bertemu dengannya. Saat kami menikah, saat aku mengetahui bahwa ia mencintai wanita lain. Saat bayangan Viona yang tengah bermanja-manja padanya. Semuanya tampil begitu saja dalam ingatanku.
Selain itu bayangan sahabatku Merry juga ikut muncul. Dia satu-satunya seorang sahabat yang sangat baik bagiku. Aku yakin saat aku nantinya akan kembali menghadap Tuhan, Merry pasti akan sangat bersedih dan kehilangan diriku.
Begitu juga dengan Jack. Bayangannya juga menari-nari di kepalaku. Rasa sayang dan melindunginya membuatku benar-benar bahagia.
Semakin dalam aku memainkan tuts piano, semakin dalam pula ingatanku terhadap Arnold. Aku kemudian menutup mataku, seolah ingin berusaha menghapus semua bayangan Arnold dalam ingatanku.
Tepat setelah lagu berhenti, aku membuka mataku dan melihat Arnold.
Apa ini mimpi atau kenyataan. Bagaimana mungkin Arnold bisa ada disini?
Wajah Arnold terlihat sendu, kemudian dia berkata,
“Velicia Arista, aku menyesal sudah bercerai denganmu.”
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 157 Episodes
Comments
queen quart
ih brasa ngupas bawang thor
2021-10-06
0
Ayu Cantika
lanjut thoor...
2021-09-17
1
Yuli Astuti
Ditunggu selalu kelanjutannya thor
2021-09-16
0