Pagi ini Amanda dan James berlari pagi seperti biasanya. Mereka melewati sebuah taman yang sangat rimbun. Ketika hampir di ujung taman, Amanda mendengar seorang anak kecil menangis dan Amanda pun menghentikan langkahnya.
"Ada apa, nak? Kenapa kau berhenti tiba-tiba?"
"Dengar yah, apa ayah tidak mendengar tangisan anak kecil?"
James menajamkan telinganya dan mendengar seseorang menangis. Amanda dan James pun memutuskan untuk mencari asal dari suara tersebut.
Amanda dan James memasuki taman dan menyusuri taman tersebut. Mereka berpencar untuk mencari asal suara. James yang lebih dulu menemukan seorang anak perempuan kecil berjongkok dan menangis.
Anak kecil tersebut memanggil-manggil ibunya sambil menangis. James mendekati anak kecil tersebut dan dengan lembut bertanya kepada anak kecil itu.
"Halo gadis kecil. Kenapa kau menangis?"
Gadis kecil itu mengangkat kepalanya dan melihat James yang tersenyum hangat.
"Aku kehilangan ibuku. Ibuku dibawa pergi oleh seseorang."
"Jangan menangis, ayo kita cari ibumu."
James pun mengulurkan tangan mencoba untuk menggendong gadis kecil tersebut, tapi gadis itu makin menangis dengan kencang karena ketakutan dan memanggil nama Axel dan Amanda.
"Huaaaa!! Bibi Amanda tolong aku!! Paman Axel tolong aku!!"
James terkejut dan dengan perlahan mengusap kepala gadis kecil itu sambil berkata.
"Ana, cucuku sayang. Jangan menangis lagi nak. Ayo kita pergi menemui bibi Amanda. Dia ada disana mencarimu." Kata James sambil menunjuk ke arah dimana Amanda berada, dan Ana mengikuti arah telunjuk jari James.
Melihat Amanda berada disana, Ana langsung berdiri dan berlari sambil menangis meneriakkan nama Amanda.
"Bibi Amanda!! Bibi Amanda!!"
Amanda yang mendengar namanya disebut langsung menoleh dan mendapati Ana berlari sambil menangis sesenggukan.
Amanda langsung berlari mendekati Ana dan berlutut memeluk gadis kecil tersebut.
"Sayang, apa yang terjadi padamu? Kenapa kau menangis disini? Dimana ibumu?"
"Bibi, ibuku hilang. Mereka membawa ibuku dan meninggalkanku disini sendirian."
Ana menangis sejadi-jadinya, hingga membuat Amanda kebingungan. Amanda menggendong dan memeluk Ana dengan erat. Ana pun tidak mau melepaskan pelukannya dari Amanda. Berkali-kali Amanda mengecup kepala Ana dengan sangat lembut.
"Tenanglah sayang. Jangan menangis lagi. Ayo kita cari ibumu. Kakek James sudah menunggu kita disana."
Ana hanya mengangguk sambil masih terus menangis dan memeluk leher Amanda dengan erat.
Amanda dan ayahnya berjalan pulang kembali. Setibanya di rumah, Amanda langsung membawa Ana untuk ke dapur dan menuang air kedalam gelas untuk diminum Ana.
"Sayang, minum dulu ya."
Ana meminum airnya dengan masih sesekali sesenggukan.
"Kau bisa ceritakan apa yang terjadi, sayang?"
"Aku dan ibuku sedang berjalan kaki untuk pergi ke restauran. Lalu beberapa orang pria mendekati kami dan marah-marah kepada ibuku. Ibuku ditarik masuk kedalam mobil berwarna hitam dan mereka meninggalkanku disana."
Ana kembali menangis dan memeluk Amanda. Saat sedang menenangkan Ana yang menangis, James menghampiri putrinya dan mengatakan untuk membawa Ana ke kamar Amanda agar bisa beristirahat.
"Gadis kecilku, jangan menangis lagi. Kakek akan mencari ibumu sampai ketemu."
"Kakek berjanji?"
"Tentu saja sayang. Kakek janji."
Ana mengulurkan jari kelingkingnya dan James menyambutnya dengan tersenyum lembut. Mereka pun saling mengaitkan jari kelingking mereka masing-masing.
"Kakek sudah berjanji kelingking denganku, jadi jika kakek tidak menepati janji, kakek akan didatangi monster."
Amanda menahan tawanya karena celotehan Ana, begitu juga dengan James.
"Baiklah sayang, sekarang ayo kita pergi ke kamar bibi. Bibi memiliki bayi-bayi mungil, apa kau mau melihatnya?"
Ana mengangguk dengan semangat, sedangkan James masuk kedalam kamarnya untuk mengambil ponsel dan menghubungi Victor.
James menceritakan semua yang telah terjadi kepada sahabatnya itu. Victor sangat marah mendengar apa yang terjadi, dia langsung mengajak Laila dan juga Axel yang saat itu sedang bekerja untuk pergi ke rumah James.
Axel yang bingung bertanya tentang apa yang terjadi, kemudian Victor hanya mengatakan sesuatu yang membuat Axel terpicu amarah dan khawatir.
"Terjadi sesuatu di rumah keluarga James, dan kita harus kesana sekarang juga."
Mereka bertiga pun berangkat ke rumah James dengan tergesa-gesa.
⬇️⬇️⬇️⬇️⬇️⬇️⬇️⬇️⬇️⬇️
Irene yang saat itu masih setengah mengantuk dibangunkan oleh suaminya.
"Sayang, bangunlah. Terjadi masalah."
Irene yang mendengar kata masalah dari mulut suaminya langsung terbangun dan bertanya kepada suami tercintanya itu.
"Ada apa James? Apa yang terjadi?"
"Britney diculik dan Ana ditinggalkan di sebuah taman. Untung saja aku dan Amanda menemukan gadis kecil itu."
"Ya ampun! Bagaimana hal itu bisa terjadi?"
"Entahlah, yang pasti keluarga Mallcom sedang dalam perjalanan kemari dan mereka pasti belum sarapan."
"Aku akan memasak sarapan untuk mereka kalau begitu. Lalu dimana Amanda dan Ana?"
"Aku menyuruh Amanda untuk membawa Ana ke kamarnya agar gadis kecil itu lebih tenang dan tidak menangis lagi."
"Ya ampun, gadis kecil yang malang."
Ketika Irene naik ke lantai 2 untuk melihat Ana, dia mendengar suara cekikikan seorang gadis kecil yang Irene rasa itu adalah suara Ana.
Saat Irene masuk kedalam kamar Amanda, Irene melihat Ana sedang bermain bersama bayi-bayi yang baru saja belajar berjalan tersebut.
"Bibi, apakah mereka juga minum susu?"
"Tentu saja sayang, mereka juga minum susu."
Wajah Ana berubah terlihat sedih lalu gadis kecil itu berkata.
"Pagi ini, aku belum minum susu, bi."
"Ayo kita ke dapur, nenek punya banyak susu untukmu, sayang."
Amanda dan Ana langsung menoleh mendengar suara Irene.
"Sayang, itu adalah nenek Irene. Nenek Irene adalah ibu dari bibi."
Ana memperhatikan kata-kata Amanda lalu tersenyum kepada Irene.
"Halo nenek. Aku adalah Anastasia, tapi semua orang memanggilku Ana."
"Oh lihatlah, dia imut sekali. Sini peluk nenek, sayang."
Ana meletakan Alicia yang digendongnya ke tempatnya dan menghampiri Irene untuk memeluknya.
"Oh sayangku, ayo kita minum susu di dapur."
Ana mengangguk dan Irene menggendong gadis kecil itu ke dapur. Amanda menyelesaikan kegiatannya yang membersihkan tempat tidur bayi-bayi itu, setelah selesai Amanda menyusul Ana dan Irene ke dapur.
Saat melewati ruang tamu Amanda mendengar bel rumahnya dibunyikan berkali-kali.
"Siapa yang datang pagi-pagi begini dengan tidak sabaran."
Amanda menggerutu sambil berlalu untuk membukakan pintu.
Ketika pintu rumahnya terbuka, Axel berdiri di depan sana dengan wajah khawatir nya.
"Sayang! Kau baik-baik saja? Apa kau terluka?" Kata Axel sambil memeriksa tangan dan lengan Amanda.
Amanda yang bingung hanya mengerutkan keningnya. Tidak lama Victor menyusul dan memukul belakang kepala putranya tersebut.
"Apa kau sudah gila? Amanda tentu saja baik-baik saja!"
"Tapi kata ayah, terjadi masalah disini!"
Kata Axel sambil menoleh ke belakang.
Amanda yang mulai mengerti pun tertawa terpingkal-pingkal melihat Victor memukul kepala putranya.
"Aku baik-baik saja. Silahkan masuk om Victor, tante Laila." Kata Amanda sambil masih tertawa.
"Kau tidak menyuruhku masuk juga?" Tanya Axel setelah ayah dan ibunya masuk.
"Tentu saja kau juga masuk. Ada apa denganmu, kenapa kau sensitif sekali?"
Amanda menggerutu sambil meninggalkan pintu yang masih terbuka.
Axel bingung dan mulutnya sedikit terbuka karena dia ditinggalkan begitu saja oleh Amanda dengan ocehan yang masih terngiang di kepalanya.
"Apa aku begitu sensitif?" Tanya axel dalam hati sambil masuk lalu menutup pintu rumah Amanda dan menyusul mereka semua ke dapur.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
JANGAN LUPA LIKE DAN VOTE NYA YA GUYS.. THANK YOU 🙏🏻🙏🏻
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments
Agna
🤗🤗🤗🤗🤗🤗
2020-10-10
0