KEJUTAN DI PAGI HARI

Setelah makanan penutup habis, mereka semua melanjutkan acara dengan minum teh di ruang keluarga. Amanda yang duduk di samping ayahnya selalu melirik kepada axel yang sedang menceritakan bisnisnya kepada James.

Sesekali Axel memergoki amanda memperhatikannya ketika sedang bicara, dan axel membalasnya dengan senyuman.

Tetapi ketika axel tersenyum, amanda mengalihkan pandangannya dan hal itu membuat axel gemas.

Setelah jam sudah menunjukkan pukul 10, Victor dan keluarganya pamit karena malam semakin larut.

"Besok pagi, aku akan sudah berada di depan pintumu jam 6 pagi." Kata axel sambil berbisik di telinga amanda lalu mengecup pelan pipinya.

James yang melihat itu berdeham keras.

"Kau belum menjadi menantuku, son. Jadi kau dilarang terlalu dekat dengan putriku."

"Ayah!" Kata amanda dengan malu.

"Baiklah, sir. Aku akan segera mencuri hati putrimu dan menikahinya."

"Axel!" Kata amanda sambil memukul lengan atas pria itu.

"Itu sakit sayang."

Mendengar kata sayang amanda langsung masuk kedalam rumah dan meninggalkan para tamu di depan pintu rumahnya. Mereka menertawakan nasib axel yang menurut mereka menyedihkan.

"Oh lihatlah itu! Calon menantuku manis sekali!" Seru Laila yang kegirangan.

James terkekeh dan memberi axel nasehat

"Kau harus bekerja keras, son. Putriku sama sepertiku, keras kepala."

"Tenang saja, om, aku akan selalu sabar menunggunya hingga dia mencintaiku."

James terkesan dengan kegigihan axel dan memberikan tepukan pelan di bahu pria itu.

"Selamat berjuang." Bisik James kepada axel.

Setelah mereka semua pulang, James dan istrinya menghampiri Amanda kedalam kamarnya.

"Sayang, bolehkah ayah dan ibu masuk?"

Amanda membuka pintu kamarnya dan berkata "Tentu saja bu."

Setelah mereka masuk ke kamar amanda, James dan Irene memilih untuk duduk mengapit putri mereka.

Sebelum keduanya memulai pembicaraan, Amanda sudah mengeluarkan pertanyaan kepada kedua orang tuanya.

"Ayah dan ibu sudah tau tentang ini?"

"Maafkan kami sayang. Om Victor dan tante Laila ingin mengatakannya secara pribadi padamu. Jadi kami tidak bisa menolak permintaan mereka." Kata Irene kepada putrinya.

"Apa kau sedang dekat dengan seorang pria saat ini sayang?" Tanya James kepada Amanda.

Amanda mulai bersedih dan berkata "Aku menyukai seorang pemilik pasien di klinik ku yah. Kami sempat berkencan beberapa kali. Tapi sayangnya pria itu hanya mempermainkan ku. Axel menunjukkan bukti-bukti padaku."

"Kau sudah pernah bertemu dengan axel sebelumnya?" Tanya Irene dengan terkejut.

"Aku mengenal axel beberapa minggu yang lalu. Dia menolongku saat aku hampir tertabrak mobil saat menyeberang jalan. Sejak saat itu kami berteman. Dan aku sama sekali tidak tau bahwa axel adalah putra om Victor dan tante Laila."

"Penilaian apa yang kau berikan kepada axel?" Tanya James kemudian.

"Dia pria yang baik, yah. Selama ini pria yang selalu mengirim bunga favorit ku setiap hari adalah axel."

Irene menganga kaget "Benarkah itu?"

"Itu benar bu. Saat dia datang tadi, dia memberikan bunga mawar putih itu padaku." Kata Amanda sambil menunjuk satu vas bunga mawar di meja kamarnya.

"Dengan kartu yang bertuliskan 'Sekarang kau tau siapa aku' dengan kata penggemarmu seperti biasanya."

Irene pun tersenyum lalu mengatakan sesuatu yang membuat Amanda semakin yakin bahwa keputusannya tidak salah.

"Yakinlah sayang, jika seorang pria memberimu perhatian kecil setiap harinya, maka seumur hidupmu akan selalu bahagia bersamanya."

Irene tersenyum kepada suaminya penuh arti, begitu pula James yang membalas senyuman istrinya.

"Itu benar sayang. Apa yang dikatakan ibumu benar."

Amanda memeluk ayah dan ibunya lalu berkata "Aku tau kalian tidak mungkin membiarkan aku menderita. Pilihan kalian selalu yang terbaik untukku. Terima kasih, ayah, ibu. Aku sangat menyayangi kalian."

James terkekeh dengan perkataan putrinya lalu mengelus kepala Amanda dengan lembut. "Kami juga mencintaimu, sayang. Sekarang tidurlah, besok pagi kita akan lari pagi seperti biasanya."

"Oh iya ayah, besok pagi kita akan kedatangan tamu saat lari pagi. Dia adalah orang tua dari bayi-bayi itu."

"Benarkah? Ini betul-betul sebuah kejutan sayang. Irene, besok buatlah sarapan pagi yang lezat untuk tamu kita."

"Tentu saja, suamiku. Dia adalah tamu penting."

Amanda hanya tersenyum saja. Dia berhasil menjahili orang tuanya.

Amanda pikir malam ini axel tidak mungkin menghubunginya seperti biasanya, ternyata dugaannya salah. Tidak lama setelah Amanda menyandarkan kepalanya di sandaran tempat tidunya, ponselnya berdering dan Amanda melihat nama Axel pada layarnya.

"Halo axel."

"Halo sayangku."

"Berhentilah memanggilku begitu!"

"Kenapa? Apa kau mau aku memanggilmu cintaku?"

"Haaaahhh, terserah kau saja axel."

"Baiklah, kalau begitu biarkan aku memanggilmu sayang mulai sekarang."

Amanda hanya terkekeh saja.

"Kau sedang apa, sayang?"

"Aku baru saja naik ke tempat tidur. Kalau kau?"

"Aku sudah tiba di hotel dan baru selesai mandi. Aku juga sudah di atas tempat tidur. Aku menghubungimu karena aku merindukan suaramu."

"Dasar kau perayu. Sudah berapa banyak wanita yang kau rayu?"

"Tidak pernah! Aku tidak pernah merayu wanita. Dan apa yang kukatakan padamu adalah kejujuran. Aku memang merindukan suaramu. Bahkan aku belum puas melihat wajahmu."

"Besok pagi kita akan bertemu, jadi lebih baik kau tidur."

"Baiklah sayang. Selamat malam dan selamat tidur. Mimpikan aku."

"Selamat malam axel."

Setelah menutup telepon, mereka berdua terlelap dalam tidur mereka.

⬇️⬇️⬇️⬇️⬇️⬇️⬇️⬇️⬇️⬇️

Pagi-pagi sekali Amanda sudah berada di dapur bersama James.

"Selamat pagi ayah."

"Selamat pagi, sayang, apa tidurmu nyenyak?"

"Tidurku nyenyak sekali."

Lalu terdengar suara bel rumah yang berbunyi.

"Kurasa tamu kita sudah datang."

"Apa tamu kita ikut lari pagi bersama kita?"

"Tentu saja. Aku akan membuka pintu untuknya."

Amanda berlalu pergi dari dapur untuk membuka pintu rumahnya, dia sangat terkejut melihat adam berdiri di depan pintu rumahnya setelah pintu terbuka.

"Apa yang kau lakukan disini, adam?"

"Selamat pagi Amanda. Bagaimana kabarmu? Aku datang kemari karena aku merindukanmu."

Mendengar perkataan Adam, Amanda menjadi bingung. Kemudian matanya memperhatikan pakaian yang dikenakan Adam. Dan pakaian itu adalah pakaian yang sama yang dikenakannya kemarin saat pria itu mencium seorang wanita di dalam foto yang ditunjukan oleh Axel.

"Kurasa kau datang terlalu pagi untuk bertamu ke rumah seorang wanita, tuan Adam." Suara berat Axel terdengar dari balik punggung Adam.

Adam berbalik dan menemukan seorang pria di balik punggungnya. Amanda yang melihat Axel langsung sumringah dan berkata "Kau sudah datang?"

"Aku tidak terlambat kan?" Kata Axel dengan tersenyum manis kepada Amanda.

"Tidak, ayah sudah menunggumu di dapur."

"Kurasa sebaiknya kau pergi Adam."

"Tapi aku merindukanmu." Kata Adam sambil menarik tangan Amanda.

"Lepaskan tanganmu dari wanitaku, tuan Adam." Kata Axel sambil melepaskan genggaman tangan Adam dari Amanda.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

JANGAN LUPA LIKE DAN VOTE NYA YA GUYS.. THANK YOU 🙏🏻🙏🏻

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!