Setelah ibu membersihkan bayi-bayi axel, dia mengganti selimut yang ia letakkan di dasar kotak. "Kenapa hanya diletakkan di dalam kotak. Kasihan sekali bayi-bayi ini. Sayang, aku akan pergi keluar sebentar membeli sesuatu." Kata ayah kepada istrinya.
"Kau mau kemana?" tanya ibu kepada suaminya yang hanya dijawab dengan "Aku akan segera kembali." dan juga lambaian tangan. "Lihat! Dia bahkan tidak menjawab pertanyaan ku!" kata ibu dengan terkekeh.
"Sekarang kalian sudah bersih dan hangat. Kuharap kalian bisa tidur dengan nyenyak." kata ibu sambil mengelus lembut keempat bayi itu.
Tidak lama saat ibu selesai mencuci tangan bel pintu berbunyi dan ibu segera membuka pintu rumahnya.
"Apa benar rumah ini kediaman nona amanda?" tanya seorang kurir kepada ibu.
"Iya benar, aku adalah ibunya."
"Ada kiriman untuk anak anda, nyonya." lalu kurir itu memberikan sebuah buket bunga mawar putih besar dengan bungkus kain merah dan pita berwarna pink.
"Cantik sekali bunga ini, siapa pengirimnya?"
"Aku tidak tau nyonya. Seorang pria datang ke toko ku dan memintaku mengirimkan bunga ini untuk putri anda. Bahkan pria itu memilih sendiri setiap kuntum bunganya dengan mata yang bercahaya. Kurasa pria itu mencintai putri anda."
Setelah mengatakan itu kurir tersebut pergi meninggalkan ibu dengan terheran-heran. "Mencintai putriku? Aku harus menanyakan hal ini pada amanda."
Lalu ibu berteriak manggil amanda yang sedang menyisir rambutnya setelah mandi di kamarnya.
"Amanda! Sayang! Kemarilah! Ada kiriman bunga untukmu!"
"Kiriman bunga?" amanda langsung tersenyum. Dia berharap adam yang mengirim bunga itu untuknya. Dengan cepat amanda menyelesaikan kegiatan menyisir rambutnya dan segera turun ke bawah.
Amanda melihat bunga itu di atas meja ruang tamu dan mengambilnya, ada sebuah kartu terletak di tengah-tengah bunga mawar putih itu. Amanda mengambil kartunya dan membacanya
SELAMAT MENIKMATI LIBURANMU, CANTIK
-PENGGEMARMU-
Amanda sedikit kecewa, karena bukan adam yang mengirimkan bunga itu padanya. Tapi rasa penasaran amanda sangat besar tentang siapa orang yang mengirimkan bunga itu, bahkan seseorang itu tau dia sedang berada di rumah orang tuanya dan alamat orang tuanya.
Dengan rasa penasaran yang dalam, amanda menghampiri ibunya yang berada di dapur.
"Bu, apa ibu tau siapa yang mengirim bunga ini?"
Ibu pun menoleh dan berkata "Justru ibu ingin bertanya padamu."
"Aku tidak tau siapa yang mengirimkan bunga-bunga itu padaku, bu. Aku mendapatkan kiriman bunga itu setiap hari di klinik." Jawab amanda sambil menyerahkan kartu yang sudah dia baca itu kepada ibunya.
Ibu menerima kartu yang diberikan oleh amanda dan membaca isinya "Well, kurasa kau mempunyai penggemar pria."
"Darimana ibu tau jika pengirimnya adalah pria?"
"Kurir yang mengantar bunga itu yang mengatakannya. Dia bilang jika pria itu terlihat sangat mencintaimu karena dia memilih setiap kuntumnya dengan tangannya sendiri."
"Benarkah itu bu?"
"Entahlah, kurir itu yang mengatakannya."
"Kurasa mungkin dia hanya seorang penggemar saja." Kata amanda dengan nada tidak yakin.
"Well, ibu akan kembali menyiapkan makan malam. Maukah kau mengatur meja makan untuk kita?" Tanya ibu.
"Tentu saja, bu. Aku akan mengaturnya sekarang."
Beberapa belas menit telah berlalu dan ayah datang dengan membawa sebuah tempat tidur khusus yang hangat untuk bayi-bayi mungil axel.
"Lihat apa yang aku bawa, Irene." ( Irene adalah nama ibu amanda )
"Oh sayang, kau perhatian sekali kepada bayi-bayi itu." Kata Irene dengan sayang.
"Ayah, kau memang ayah terhebat! Aku mencintaimu, ayah." Kata amanda dengan bahagia dan memeluk ayahnya.
Amanda bahkan tidak kepikiran untuk membelikan tempat tidur khusus untuk bayi-bayi axel.
"James, cucilah tanganmu sekarang. Makan malam sudah siap." Kata Irene kepada suaminya.
Setelah James selesai cuci tangan, mereka bertiga duduk di meja makan bersama dan mulai makan malam.
Mereka makan malam sambil bercengkrama dan bercanda, mereka bertiga melepas rindu karena sudah berbulan-bulan tidak bertemu. Rumah kecil James kembali ramai dengan kehadiran putri semata wayangnya.
⬇️⬇️⬇️⬇️⬇️⬇️⬇️⬇️⬇️⬇️
Selesai makan malam Amanda dan James memindahkan keempat bayi itu kedalam tempat tidur khusus yang sudah dibeli oleh James.
"Tambahkan selimut itu, sayang, agar mereka menjadi semakin hangat." Kata James kepada putrinya.
Setelah memindahkan bayi-bayi itu, Amanda berpamitan tidur kepada orang tuanya dan membawa bayi-bayi itu kedalam kamarnya.
Saat Amanda akan pergi tidur, ponselnya berdering. Amanda melihat nomor tidak dikenal di layar ponselnya.
"Siapa yang menelepon ku malam-malam begini?" Kata Amanda menggerutu sendiri tetapi dia mengabaikan panggilan itu.
Tidak lama ponselnya berdering lagi menampakkan nomor penelepon yang sama. Amanda penasaran dan menjawab panggilan ponselnya.
"Hallo, selamat malam."
"Selamat malam, amanda."
"Siapa kau?"
"Kau tidak mengingat suaraku? Sayang sekali."
Amanda mengingat-ingat suara yang sekarang sedang didengarnya.
"Axel?" Kata amanda dengan ragu-ragu.
"Kau benar sekali. Jadi, hadiah apa yang harus kuberikan karena kau mengingat suaraku?" Kata axel sambil terkekeh yang membuat amanda ikut terkekeh juga.
"Ya ampun axel, bagaimana kau bisa mendapatkan nomor ponselku?"
"Tentu saja aku meminta nomormu kepada asisten mu."
"Well, kau pasti ingin melihat keempat putrimu."
"Aku juga ingin tau bagaimana harimu."
"Kenapa kau sangat perhatian padaku, axel? Adam saja tidak peduli bagaimana hariku." Kata amanda dalam hati, dia sangat terharu diperhatikan oleh pria yang baru saja berteman dengannya.
"Amanda, kau masih disitu?"
"Yea, maaf, well, hariku menyenangkan. Aku sedang berada di rumah orang tuaku. Dan mereka sangat bahagia ketika melihat bayi-bayi mu."
"Aku tau. Kelly memberitahuku bahwa kau sedang pergi keluar kota, ke rumah orang tuamu. Dan bagus jika putri-putriku bisa menghibur mereka. Oh ya, apa kau sudah makan malam?"
"Tentu saja sudah. Dan kau? Apa kau sudah makan?"
"Hhhmm, aku baru selesai makan malam. Well, aku akan membiarkanmu pergi tidur sekarang. Aku tau kau lelah. Selamat malam, amanda."
"Terima kasih untuk perhatianmu, axel. Selamat malam."
"Mimpi yang indah, amanda."
"Kau juga."
Setelah berpamitan amanda langsung menutup panggilan ponselnya, mematikan lampu kamarnya lalu segera pergi tidur dan tidak lama amanda sudah terlelap.
Tanpa diketahui amanda bahwa axel menelepon amanda dari seberang rumahnya. Saat axel melihat lampu dimatikan di jendela kamar amanda, axel langsung berlalu pergi menuju hotel dimana orang tuanya menginap.
Ketika tiba di hotel tersebut, axel langsung disambut oleh sekretaris pribadi ayahnya, John.
"Selamat malam, tuan axel. Tuan Victor dan Nyonya Laila menunggu anda di kamar mereka."
"Selamat malam, John. Aku akan langsung menemui mereka, dimana kamar mereka?"
"Di lantai paling atas tuan. Suit 1."
Setelah mendengar dimana orang tuanya menginap, axel langsung pergi ke kamar mereka. Di depan pintu sudah ada 2 bodyguard mereka menjaga pintu.
Maklum saja, karena dulu ada seseorang yang pernah berusaha mencelakai Laila, Victor mempekerjakan 2 bodyguard untuk menjaga istri tercintanya.
Setelah axel masuk kedalam kamar suit orang tuanya, axel disambut dengan pelukan hangat sang ibu. "Aku merindukanmu bayi kecilku."
Mendengar itu Axel hanya terkekeh dan berkata "Aku bukan bayi lagi, bu. Dan aku juga sangat merindukanmu."
"Jadi katakan, son. Bagaimana kau akhirnya menyetujui permintaan kami untuk menjodohkan mu dengan amanda?" Kata Victor dengan tenang.
.
.
.
.
.
.
.
.
JANGAN LUPA LIKE DAN VOTE NYA YA GUYS!! THANK YOU 🙏🏻
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments