Kembali
Lima tahun kemudian
Aline dan Dea memutuskan untuk kembali ke Indonesia. Akhirnya mereka menginjakkan kaki mereka kembali di Jakarta. Empat tahun lalu, Aline dan Dea bekerja sama membuka butik dengan brand sendiri DńA Fashion di Paris. Nama DńA Fashion sudah terkenal di Paris, Perancis dan beberapa negara di Eropa. Dan sekarang mereka akan membuka butik baru di Jakarta, sedangkan butik di Paris mereka percayakan kepada Charlotte, istri Rendra untuk mengelolanya.
Aline dan Dea tiba di bandara bersama putra kecil Aline, Axello Z (dibaca: Axello Zhi) yang berumur 5 tahun. Anak laki-laki yang tampan, bernetra safir, berwajah dingin dan tak mudah disentuh yang memiliki kepribadian seperti ayahnya. Axel memiliki kecerdasan yang luar biasa. Di usia 4 tahun dia sudah menguasai beberapa bahasa asing. Axel bahkan menguasai teknologi dan komputer yang setara dengan hacker dan analys, semua itu merupakan hasil didikan dari Narendra. Axel juga menguasai ilmu bela diri.
Adrian sudah menunggu kedatangan mereka di bandara. Begitu melihat Adrian, Axel langsung berlari ke arahnya.
"Ayah!" teriak Axel sambil berlari ke dalam pelukan Adrian.
"Oh jagoan Ayah. Kamu sekarang sudah semakin besar dan berat ya," ucap Adrian sambil berjalan menggendong Axel. Aline dan Dea berjalan mengikuti mereka menuju mobil dan memasukkan barang ke bagasi mobil.
"Bagaimana keadaan Papa?" tanya Aline dalam perjalanan.
"Sudah lebih baik. Papa sangat merindukanmu dan ingin bertemu denganmu juga Axel. Pulanglah ke rumah," jawab Adrian.
Aline menghela napas berat. "Aku belum siap kembali ke rumah Papa."
"Apa kalian akan kembali ke apartemen?" tanya Adrian.
"Tidak Kak. Aline dan Axel akan tinggal denganku di mansion keluargaku. Kata Daddy itu jauh lebih aman," sahut Dea.
Adrian menyetujuinya, tinggal di bawah pengawasan Tuan Hermawan membuat Aline dan Axel lebih aman. Adrian melajukan mobilnya ke mansion Dea.
Setelah beberapa hari Aline dan Dea sibuk mempersiapkan pembukaan butik, DńA Fashion pun resmi dibuka. Banyak pelanggan yang datang termasuk para model dan artis ibu kota karena nama DńA Fashion Paris sudah terkenal di media sosial. Aline sangat bersyukur butik mereka sangat ramai selama satu minggu ini. Mereka juga mempekerjakan beberapa karyawan di butik. Rencana Aline dan Dea kedepannya ingin DńA Fashion bisa masuk ke distro di Mall.
Siang ini Aline dan Dea mengajak Axel makan di sebuah restoran di salah satu mall terbesar di ibukota Jakarta untuk merayakan keberhasilan pembukaan butik mereka. Axel sangat senang akhirnya Mama dan Miminya punya waktu untuk mengajaknya jalan-jalan. Dea memang meminta Axel memanggilnya Mimi. Axel makan dengan lahapnya sambil duduk di pangkuan Mamanya. Dan kebersamaan ketiganya menarik perhatian seorang pria yang juga sedang makan di sana, dan pria itu mengambil foto mereka menggunakan ponselnya untuk mengabadikannya. Pria itu tersenyum bangga melihat hasil jepretannya.
"Axel, besok Mama akan mendaftarkanmu di sebuah sekolah. Axel mau kan? Jadi Axel bisa punya banyak teman," rayu Aline.
"Axel tidak mau Ma. Axel homeschooling saja seperti di Paris," sahut Axel.
"Tapi kenapa Axel tidak mau pergi ke sekolah?" tanya Aline.
"Axel tidak suka ada banyak orang. Mama jangan paksa Axel, Axel mohon," pinta Axel.
"Sudahlah Lin jangan dipaksa. Yang penting Axel merasa nyaman," ucap Dea.
Aline menghela napas panjang. Axel tidak pernah mau belajar di sekolah. Saat di Paris, Aline pernah memasukkan Axel ke sekolah play group. Hari pertama Axel sekolah, Aline dipanggil pihak sekolah karena Axel membuat masalah dengan memukul teman sekelasnya. Orang tua anak itu tidak terima lalu meminta ganti rugi dan memindahkan anaknya ke sekolah lain. Saat ditanya apa alasannya Axel memukul anak itu, Axel hanya diam tanpa mau menjawab. Dan sejak itu Axel tidak mau belajar di sekolah.
*Mansion Alvaro*
Seorang pria tampan, tubuh atletis, bernetra safir, berahang tegas dan memiliki wajah yang mirip dengan Zayn keluar dari mobilnya dan memasuki mansion. Dia adalah Vero yang sudah beranjak dewasa. Vero berusia 29 tahun, 2 tahun di bawah Zayn. Dia juga memiliki kepribadian yang dingin seperti Zayn dan susah didekati wanita.
Vero masuk ke dalam mansion dan menuju ruang keluarga. Dia tersenyum saat melihat kedua orang tuanya berada di sana.
"Mama, Papa," sapa Vero.
"Biasakan salam dulu, Ver," tegur Nyonya Savira.
"Assalamualaikum Mama, Papaku sayang." Vero mengucapkan salam.
"Waalaikumsalam," jawab keduanya.
Vero mencium pipi Mamanya dan duduk di sampingnya.
"Papa, kapan Kak Zayn pulang ke Indonesia? Sudah hampir 6 bulan dia tidak pulang. Vero telpon berkali-kali juga tapi ponselnya tidak aktif. Apa Kak Zayn mau menetap di Jerman?" tanya Vero.
"Kakakmu sedang menangani perusahaan di sana yang kemarin sempat bermasalah karena ada penghianat yang ingin menghancurkan perusahaan kita," jawab Tuan Alex. "Dan kakakmu juga masih sibuk mencari Aline dan anaknya. Sudah hampir 6 tahun dia tetap tidak menyerah."
"Mama sangat mengkhawatirkan Zayn. Tapi mau bagaimana lagi Mama juga sudah berjanji tidak akan menjodohkan Zayn dengan perempuan manapun mengingat alergi yang dimiliki Zayn," ucap Nyonya Savira sedih.
Vero mengeluarkan ponselnya dan membuka galeri fotonya. Vero menunjukkan sebuah foto kepada orang tuanya.
"Coba Mama dan Papa perhatikan foto anak ini. Bukankah dia sangat mirip dengan Kak Zayn?" ucap Vero.
Nyonya Savira membelalakkan matanya. Wajah anak itu sangat mirip dengan Zayn bahkan dengan netra safirnya. Dia seperti melihat Zayn kecilnya.
"Papa anak ini benar-benar mirip Zayn. Apakah anak ini anak Zayn?" ujar Nyonya Savira pada suaminya.
"Mama benar dia sangat mirip dengan Zayn. Kamu dapat dari mana foto anak ini Ver?" tanya Tuan Alex.
Vero menggeser layar ponselnya yang menunjukkan foto anak laki-laki itu dengan dua orang wanita, satu wanita dengan rambut hitam lurus sebahu dan satu lagi dengan rambut cokelat sepunggung.
"Aku tadi tidak sengaja melihat mereka saat makan di salah satu restoran di mall M2 dan mengambil foto mereka. Vero rasa wanita yang berambut hitam ini adalah ibunya, dia juga lebih mirip dengan anak ini," ucap Rio sambil menunjuk foto Aline yang sedang memangku Axel.
"Kita harus mencari informasi tentang mereka, Pa," pinta Nyonya Savira.
"Mommy tenang saja, Vero sudah menyuruh anak buah untuk mengikuti dan menyelidiki mereka," terang Vero.
Nyonya Savira sangat bahagia. Dia yakin bahwa anak laki-laki itu adalah anak Zayn dan wanita yang memangku anak itu adalah Aline.
"Lihatlah Pa, menantu kita cantik sekali. Pantas saja Zayn sampai tidak bisa melihat ke arah wanita lain," ucap Nyonya Savira sambil tersenyum. Tuan Alex memeluk istrinya.
"Papa akan menghubungi Zayn agar segera pulang ke Indonesia. Setelah dia sampai saja kita beritahukan masalah ini padanya," ucap Tuan Alex.
...***...
Di sebuah ruangan terlihat seorang pria sedang berlutut dengan wajah ketakutan dan badan gemetar juga keringat yang bercucuran. Wajahnya tertunduk dan tidak berani melihat ke arah pria yang ada di hadapannya yang tak lain adalah bosnya
"Apa kamu bisa menjelaskan semua ini?" bentak seorang pria sambil melempar beberapa berkas ke hadapan pria yang sedang berlutut.
"Ma-maaf Tuan, saya tidak mengerti apa yang Tuan maksud," ucap pria itu dengan suara bergetar.
"Apa masih perlu aku jelaskan lagi? Kamu tinggal pilih mau masuk penjara atau anak buahku akan membuatmu cacat seumur hidup?" tanya sang bos dengan wajah dinginnya.
"Am-ampun Tuan Zayn. Saya mohon ampuni saya. Saya mengaku salah karena tergiur dengan uang dari perusahaan pesaing Anda. Saya mohon kasihanilah keluarga saya, jangan buat saya cacat," mohon pria itu sambil menakupkan kedua telapak tangannya. Pria itu adalah salah satu manager di Alvaro Group Jerman yang telah berkhianat dan membocorkan data penting perusahan ke rival Alvaro Group.
"Mudah sekali kau bilang ampun. Setelah banyak kerugian yang harus dialami perusahaan ini akibat ulahmu. Apa ini balasanmu atas semua kebaikan dari perusahaan Alvaro Group?" bentak Zayn.
"Saya mohon ampuni saya Tuan . Saya terima jika saya harus mendekam di penjara, tapi saya mohon jangan buat saya menjadi cacat," ucap pria itu sambil menangis.
"Arya, bawa dia ke kantor polisi beserta barang bukti ini. Pastikan dia mendekam di penjara," perintah Zayn.
"Baik Tuan." Arya segera membawa pria itu keluar dari ruangan Zayn.
Saat Arya keluar, masuklah seorang wanita cantik dengan rambut dikuncir kuda.
"Bagaimana? Apakah masalahnya sudah selesai?" tanya wanita itu sambil berjalan dan duduk di kursi depan meja Zayn.
"Kau lihat sendiri, Arya membawanya ke kantor polisi," jawab Zayn sambil memijit kepalanya.
"Apa Kakak mematikan ponsel? Paman Alex tadi menelponku karena tidak bisa menghubungi ponselmu," ujar wanita itu.
"Aku sengaja mematikannya tadi. Dan bagaimana tugas yang aku berikan, apa sudah kau kerjakan, Nad?" tanya Zayn.
Wanita itu adalah Nadine adik sepupu Zayn, anak dari dokter Narita. Karena kecerdasan di bidang IT dan kepribadiannya yang sedikit tomboi dan dingin, Zayn merekrutnya menjadi salah satu orang kepercayaannya selain Arya. Yang pasti Zayn masih merasa aman dekat dengan adik sepupunya itu. Selama ini Nadine membantu menjauhkan wanita-wanita ular dari Zayn.
"Aku menemukan jejaknya di Paris. Sistem keamanannya luar biasa ketat. Aku hanya bisa meretas sedikit datanya. Selama ini dia tinggal di Paris, tapi aku masih belum tahu di mana dan dengan siapa dia tinggal. Dan aku mendapatkan ini. Apakah benar dia wanita yang kau cari?" Nadine menunjukkan gambar dari rekaman CCTV saat Aline berada di bandara Charles de Gaulle saat akan terbang ke Indonesia, dia tidak sengaja menatap ke arah CCTV.
Zayn tersenyum bahagia saat melihat wajah wanita yang selama ini dia rindukan. Dia mengambil ponsel dan mengaktifkannya. Ada banyak panggilan dan pesan yang masuk. Benar apa kata Nadine, ayahnya menyuruhnya untuk segera pulang ke Indonesia. Dan yang paling menarik perhatiannya adalah pesan dari Vero, "Cepatlah pulang, atau aku akan merebut calon istri dan anakmu!"
Seketika wajah Zayn memerah dan dia melempar ponselnya ke atas meja.
"Menurutmu Aline pergi ke mana?" tanya Zayn.
"My guess is Indonesia," jawab Nadine dengan senyum tipisnya.
"Hubungi Arya, malam ini juga kita pulang ke Indonesia," perintah Zayn.
"Tunggu aku datang, My Cherry." Zayn menampilkan senyumnya.
TBC...
Jangan lupa dukung author dengan meninggalkan comment, like, vote dan favorite.
Terima kasih🙏🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 132 Episodes
Comments
Astri
akhirnya tiba jg d bab yg kutunggu2
2024-08-30
0
Muhammad Iqbal
buah fery ya.. zain
2023-03-08
1
miwmiuᥫ᭡
Aaaaa plis lah cita cita gw mo jadi hacker
2022-04-27
1