Kisah Aline & Rio 2
"Wah, sepertinya kamu mengikuti aku ya gadis galak?" ejek pria itu kepada Aline.
"Malas!" ucap Aline sambil memalingkan muka dan menghadap ke arah Dea yang duduk di seberang mejanya.
"Siapa Rio, kamu kenal dengan perempuan itu? Dan baru kali ini seorang Rio mengajak bicara seorang gadis terlebih dahulu, biasanya kan dingin sekali sama perempuan," ledek Mark teman Rio.
"Aku tidak kenal dia. Dia hanya gadis yang tidak sengaja terkena cipratan air saat mobilku lewat di jalan tadi," jelas Rio sambil matanya sesekali melihat ke arah Aline.
Sedangkan di meja Aline dan Dea.
"Lin, kamu kenal sama Rio?" tanya Dea.
"Rio siapa? Aku tidak kenal sama yang namanya Rio," jawab Aline cuek.
"Itu pria yang barusan bicara sama kamu. Dia itu Rio Abimana, anak dari pengusaha furniture terkenal dan kaya raya. Dia itu seniorku di kampus." Dea mulai menjelaskan kepada Aline.
"Kamu tahu Lin, Rio itu salah satu pria tertampan di kampus dan menjadi idola di kampus ini. Banyak perempuan yang mengejar dia, ingin jadi pacarnya," tambahnya.
"Oh. Tapi menurut aku biasa saja. Malah minus karena sombong dan mengesalkan. Dan aku tidak tertarik dengan pria seperti itu," jawab Aline santai.
"Jangan asal bicara, siapa tahu kamu nanti jatuh cinta sama dia, seperti gadis-gadis yang kejar dia." Dea menggoda Aline sambil tertawa.
"No... No... Aku mau fokus kuliah. Kalau kamu minat, buat kamu saja," sahut Aline.
"Sayangnya dia bukan tipe aku Lin," jawab Dea sambil terkekeh.
"Oh iya Lin, bukannya kakak kamu si Alexa juga kuliah di sini?" tanya Dea
"Ya, dia kuliah di sini juga," jawab Aline singkat.
"Semoga dia tidak mendatangkan masalah buat kamu. Dia kan si ratu pembuat masalah yang kerjaannya hanya bisa mengganggumu." Dea menunjukkan wajah kesalnya mengingat Alexa selalu mendatangkan masalah untuk Aline.
"Tidak Dea. Alexa sekarang sedang sibuk dengan debut modellingnya. Dia lebih suka dunia modellingnya dari pada harus belajar di kampus," jawab Aline sambil menghela nafas.
Dan ternyata percakapan Aline dan Dea tadi didengar oleh Rio. Aline membuat Rio tertarik dan meminta Mark untuk mencarikan informasi tentang Aline.
Seminggu kemudian, saat Aline pergi ke supermarket untuk belanja beberapa bahan untuk dimasak di rumah, tiba-tiba tas belanjaan Aline jatuh karena tertabrak seorang anak kecil yang berlarian di sana. Dan membuat belanjaan Aline jatuh dan tercecer di lantai. Kemudian Aline memunguti satu per satu, tiba-tiba ada seseorang yang menolongnya mengumpulkan barang belanjaannya. Dan saat Aline melihat siapa orang itu, dia pun kaget.
"Kamu?" ujar Aline sambil mengerjapkan matanya.
"Hai, lama tak jumpa. Tidak disangka kita bertemu di sini, Aline," sahut Rio sambil tersenyum menyerahkan barang belanjaan Aline.
Aline memasukkan barang belanjaannya ke dalam kantong plastiknya lagi.
"Terima kasih," ucap Aline dan segera meninggalkan Rio.
Saat Aline melangkahkan kakinya, Rio menahan lengannya. Sontak Aline kaget dan menoleh ke arah Rio.
"Jangan pergi dulu. Aku bolehkan berkenalan denganmu?" pinta Rio.
"Bukannya kamu tadi sudah tahu namaku. Dan aku juga tahu nama kamu, Rio kan. Jadi untuk apa berkenalan lagi." Aline menjawab dengan ketus.
"Baiklah, aku benar-benar minta maaf atas kejadian waktu itu. Aku benar-benar tidak sengaja Aline." Rio memohon sambil mengatupkan kedua telapak tangannya di depan dada.
"Ya, sudah aku maafkan. Tidak perlu dibahas lagi," jawab Aline dengan wajah datarnya.
"Aku bolehkan jadi teman kamu? Aku tidak ada maksud apa-apa, aku hanya ingin lebih mengenal kamu dan berteman sama kamu." Rio menjelaskan dengan wajah memelas.
Aline masih terdiam dan dia melihat ke dalam mata Rio mencari kebohongan, tetapi tatapan Rio menunjukkan bahwa dia tulus. Kemudian dia menghela nafasnya dan menjawab, "Baiklah, aku mau berteman dengan kamu. Sekali lagi aku ucapkan terima kasih atas bantuan kamu, sekarang aku harus pulang. Aku pamit dulu." Aline hendak meninggalkan Rio.
"Aline, bolehkah aku mengantarkanmu pulang? Hemm... Sebagai ucapan terima kasih karena kamu sudah mau menjadi temanku," pinta Rio.
"Terima kasih. Tapi aku tidak mau merepotkan kamu. Aku bisa pulang sendiri," jawab Aline sambil tersenyum tipis.
"Kamu tidak merepotkan. Aku mohon sebagai awal pertemanan kita. Please." Rio memohon lagi.
"Baiklah. Tapi jangan salahkan aku jika kamu merasa direpotkan." Akhirnya Aline mengalah.
"Siap Bos. Tidak merepotkan sama sekali. Sini aku bantu bawa barang belanjaan kamu," ucap Rio sambil mengambil beberapa barang belanjaan Aline dan membawanya ke mobil.
Aline hanya tersenyum melihat kelakuan Rio. Aline bukan tipe perempuan yang mudah dekat dengan laki-laki, bahkan dengan kakak laki-lakinya dia seperti musuh.
Semenjak kejadian itu, Rio semakin dekat dengan Aline. Bahkan Rio juga berteman dan akrab dengan Dea, sahabat Aline. Kadang mereka makan dan jalan-jalan bersama. Aline merasa nyaman di dekat Rio. Meskipun Rio terkenal dingin dan sombong kepada para perempuan, ternyata dia bisa menjadi sosok yang hangat ketika berada di dekatnya. Dan perasaan nyaman itu tumbuh menjadi perasaan sayang dan cinta. Tapi Aline berusaha menutupi perasaannya, dia tidak ingin pertemanan mereka hancur karena ada rasa cinta.
Enam bulan kemudian, saat mereka sedang makan bersama di salah satu restoran. Rio menyatakan perasaannya kepada Aline bahwa dia mencintai Aline dan memintanya untuk menjadi kekasihnya.
Aline yang mendapatkan penyataan cinta dari Rio merasa bahagia bercampur haru karena cintanya tidak bertepuk sebelah tangan. Aline pun menerima Rio menjadi kekasihnya.
Berita tentang Rio mempunyai kekasih pun cepat beredar di kampusnya dan sontak hal itu membuat banyak perempuan yang patah hati dan cemburu, termasuk Alexa kakak tiri Aline. Alexa tertarik dan jatuh cinta pada Rio sejak awal dia masuk kuliah. Saat pertama kali bertemu dengan Rio yang tampan dan dari keluarga kaya raya, Alexa langsung jatuh cinta dan selalu berusaha mendekat untuk menarik perhatian Rio, tetapi usahanya tidak pernah berhasil. Alexa semakin marah saat tahu kekasih Rio adalah Aline, adik tirinya yang sangat dia benci.
Suatu hari Aline pulang kuliah dan diantarkan oleh Rio, Alexa yang melihatnya dari jendela kamarnya sangat cemburu dan marah. Begitu Aline memasuki rumah, Alexa langsung menariknya dengan kasar dan menjatuhkannya ke lantai. Kemudian dia menampar Aline dengan membabi buta. Aline terdiam karena kaget dan tidak bisa melawan. Papa dan mama mereka yang melihat kejadian itu langsung melerai. Tuan Robby langsung menarik Alexa dan menghentikannya untuk memukuli Aline.
"Apa yang kamu lakukan Alexa? Mengapa kamu memukuli Aline? Apa salah Aline sama kamu?" tanya Tn. Robby sambil menahan amarahnya.
"Dia sudah merebut pria yang aku cintai, Pa. Anak sialan ini sudah mengambil Rio, pria yang sangat berarti dalam hidup aku, Ma," adu Alexa kepada orang tuanya sambil menangis.
Aline terkejut karena dia tidak tahu jika Alexa mencintai Rio. Dan dia juga tidak salah karena Rio selama ini tidak memiliki kekasih dan tidak dekat dengan perempuan manapun selain Aline dan Dea.
"Tapi aku tidak merebut Rio kak. Rio sendiri yang menyatakan perasaannya padaku dan memintaku jadi pacarnya. Dan selama ini Rio berstatus single tidak berpacaran dengan siapapun termasuk kakak. Kakak tidak berhak mengatakan bahwa aku merebut Rio dari kakak. " Aline membela diri.
"Dasar perempuan j****g!" bentak Alexa dan hendak memukul Aline, tapi ditahan oleh Tuan Robby.
"Dasar ibu dan anak sama saja, sama-sama perebut laki orang. Perempuan murahan," hina Ibu tiri Aline.
"Cukup, Ma. Jangan keterlaluan. Lebih baik Mama sekarang bawa Alexa ke kamarnya dan tenangkan dia," ucap Tuan Robby
"Terus saja Papa bela anak sialan ini!" sahut Nyonya Erisa kemudian membawa Alexa ke kamarnya.
Tuan Robby mendekati Aline dan mengecek kondisi Aline. "Kamu tidak apa-apa, Nak? Tolong maafkan kakakmu," ucap Tuan Robby dengan lembut kepada Aline.
"Aline tidak apa-apa, Pa. Tapi Aline benar-benar tidak tahu kalau Kak Alexa suka sama Rio Pa. Aku tidak bermaksud merebut pria yang disukai oleh kakak," jawab Aline sambil menangis.
"Papa tahu kamu anak yang baik. Sudah sekarang kamu ke kamar dan bersihkan badan kamu, setelah itu makan," pintaTuan Robby.
"Baik, Pa. Aline ke kamar dulu," ucap Aline kemudian pergi ke kamarnya.
Semenjak kejadian itu sikap Alexa dan ibunya semakin kejam kepada Aline membuat Tuan Robby tidak tega. Sedangkan Adrian, kakak laki-laki Aline hanya diam saja, hanya ketika ibu dan adiknya sudah keterlaluan dia akan menegur mereka supaya tidak berlebihan. Akhirnya Tuan Robby membelikan sebuah apartemen atas nama Aline untuk Aline tinggali agar dia jauh dari jangkauan istri dan anaknya. Dengan begitu, Tuan Robby berharap istri dan anaknya tidak menyiksa Aline lagi. Awalnya Nyonya Erisa dan Alexa tidak setuju, tapi karena ancaman Tuan Robby dan dukungan dari Adrian akhirnya mereka tidak bisa menolak.
Dan semenjak Aline tinggal di apartemen, Aline melakukan kerja part time di salah satu hotel ternama di Jakarta untuk menambah pemasukannya, karena uang yang diberikan ayahnya selalu dipotong oleh ibu dan adik tirinya. Awalnya Rio tidak setuju karena dia khawatir jika pacarnya kerja di hotel. Tetapi Aline berhasil meyakinkan bahwa dia akan baik-baik saja di tempat kerjanya. Dan hubungan mereka pun tetap langgeng sampai sekarang.
TCB
Jangan lupa vote, like , favorite dan kasih comment ya readers.
Karena comment kalian sangat berarti bagi author. Terima kasih🙏😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 132 Episodes
Comments
Dianita Indra
next thor
2022-05-03
1
Oi Min
Kasihan Aline
2022-02-08
1
Wirda Lubis
kerja di hotel hati hati Aline,ntar di jebak
2022-02-01
1