Kepergian Aline
Aline sangat sedih karena tidak bisa bertemu ayahnya. Sepanjang jalan dia terus menangis. Membuat Dea geram terhadap sikap Alexa dan ibunya.
Sesampainya di apartemen, mereka dikejutkan dengan kedatangan Nyonya Maria, ibunya Rio, yang berdiri di depan aparteman Aline.
"Selamat siang Tante," sapa Aline menghampiri Nyonya Maria.
"Plakk!" Nyonya Maria menampar Aline dengan keras.
"Dasar wanita j*****. Beraninya kau menyakiti hati putraku. Dasar wanita tidak tahu diri. Sejak awal aku memang tidak suka padamu, karena aku tahu seorang wanita m*****n pasti akan melahirkan anak yang m*****n juga. Setelah kau memperdaya anakku, seenaknya kau menghancurkan hatinya. Wanita sepertimu itu mendekati anakku hanya karena hartanya kan. Itu pasti sifat yang diturunkan oleh ibumu yang j***** itu. Menjijikkan!" Nyonya Maria terus menghina dan merendahkan Aline.
"Cukup Nyonya. Anda boleh menghina saya, tapi jangan pernah menghina ibu saya. Ibuku seorang wanita baik-baik," sanggah Aline.
"Wanita baik-baik tidak akan menjadi simpanan dan duri dalam rumah tangga wanita lain. Dasar perempuan matre," ucap Nyonya Maria.
Hati Aline semakin panas mendengar Nyonya Maria terus menghina almarhum ibunya. Dia pun membalas ucapan Nyonya Maria karena geram.
"Iya saya memang perempuan matre, saya cinta uang dan saya tidak butuh cinta dari pria seperti putra Anda. Saya juga tidak sudi punya mertua sombong dan hanya memandang seseorang dari hartanya. Jadi, saya mohon silahkan Anda angkat kaki dari sini Nyonya," ujar Aline.
"Dasar wanita k****g a**r! Aku juga tidak sudi berada di sini," umpat Nyonya Maria sambil melangkahkan kakinya pergi dari sana.
Aline dan Dea segera masuk ke dalam apartemen. Aline menangis meratapi nasibnya. Mengapa selalu hinaan yang dia terima selama ini. Bukan salahnya yang terlahir dari seorang istri kedua. Dea pun mendekat dan memeluk sahabatnya itu.
"Dea, aku sudah tidak sanggup lagi. Aku ingin pergi dari sini, pergi jauh dari orang-orang jahat seperti mereka," keluh Aline.
"Ikutlah denganku ke Paris. Kamu bisa memulai hidupmu di sana," bujuk Dea.
"Tapi aku tidak ingin merepotkan kamu dan keluargamu Dea. Aku tidak ingin nantinya hanya akan menjadi benalu," ucap Aline murung.
"Kamu tidak perlu khawatir. Aku dan keluargaku sangat senang jika kamu mau tinggal bersama kami. Daddy dan Mommyku juga setuju. Dan aku juga sudah bicara dengan Kak Adrian. Aku mohon ikutlah denganku. Aku tidak ingin meninggalkanmu sendirian my bestie." Dea memohon dengan raut wajah memelasnya.
Aline sangat terharu dan tak kuasa menolak bujukan sahabatnya. Dea benar di Paris dia akan bisa memulai hidup baru dan jauh dari orang-orang dari masa lalunya. Nantinya, dia akan mencari pekerjaan selama berada di sana agar tidak terlalu merepotkan keluarga Dea.
"Baiklah. Aku akan ikut denganmu ke Paris. Tapi aku akan bicara dengan Kak Adrian dulu."
Dea sangat senang akhirnya Aline mau ikut dengannya ke Paris.
Sore hari, Adrian tiba di apartemen bersama Bayu, asistennya. Bayu sudah mendapatkan hasil Lab dari minuman Aline. Dan saat membuka hasilnya, wajah Adrian berubah merah padam. Ternyata apa yang ada dalam pikirannya terbukti.
"Ada apa Kak? Bagaimana hasilnya?" tanya Aline penasaran melihat raut wajah kakaknya.
"Seperti dugaan Kakak, minumanmu sudah dicampur dengan obat perangsang tapi dengan dosis rendah sehingga kamu tidak akan merasakan efeknya dalam waktu cepat," terang Adrian.
Aline tak percaya dan menutup mulutnya dengan kedua tangannya. Siapa yang tega melakukan hal serendah ini padanya.
"Apa kamu punya musuh selama ini? Atau punya masalah dengan teman kerjamu di sana?" tanya Adrian.
"Aku tidak merasa punya musuh Kak. Dan hubunganku dengan teman kerja di sana juga baik. Kecuali memang Neny selalu bersikap ketus padaku, tapi dia tidak pernah menyakiti atau membuat masalah denganku," jawab Aline.
"Kakak sudah mengecek CCTV di sana, tapi tidak mendapatkan apa-apa karena CCTV di lantai itu sedang rusak saat kejadian. Dan pegawai yang bernama Neny sudah mengundurkan diri dari sana." Adrian menjelaskan.
Aline tertunduk. Dia seakan sudah menyerah. Yang dia inginkan sekarang adalah pergi dari sini dan memulai hidup baru.
"Kak, aku akan ikut Dea ke Paris. Aku ingin melupakan semua masalah di sini dan memulai hidupku yang baru. Apa kakak mengijinkan?" Aline mengungkapkan keinginannya.
"Kakak tidak masalah selama itu yang terbaik untukmu. Kapan rencananya kalian akan berangkat?" tanya Adrian kemudian.
"Secepatnya Kak. Malam ini pun bisa. Daddy sudah mengirimkan private jetnya sejak kemarin," seru Dea.
"Tapi bagaimana dengan Papa. Apa Papa mengijinkan Aline pergi ke sana? Bagaimana keadaan Papa, Kak?" tanya Aline dengan raut khawatir.
"Papa sudah jauh lebih baik. Kakak yakin, Papa pasti akan mengijinkanmu," jawab Adrian.
"Tadi siang kami ke sana ingin menjenguk Om Robby, tapi Alexa dan Nyonya Erisa mengusir kami. Mereka juga mengatakan kalau Aline bukan bagian dari keluarga Hadinata lagi," adu Dea. Aline hanya menundukkan kepalanya.
"Apa? Mereka mengusir kalian? Mama dan Alexa benar-benar keterlaluan. Jangan pernah dengarkan apa kata mereka. Sampai kapanpun kamu adalah seorang Hadinata, kamu akan tetap jadi adikku. Dalam tubuh kita sama-sama mengalir darah Papa, meskipun ibu kita berbeda," terang Adrian untuk menenangkan adiknya. Setelah Adrian bertemu dengan ayahnya, dia segera berangkat ke kantor karena ada masalah yang urgent. Adrian juga belum berani menceritakan kenyataan tentang kisah ibunya di masa lalu, karena sekarang bukanlah waktu yang tepat.
"Terima kasih, Kak." Aline terharu mendengar ucapan kakaknya.
Bayu ijin permisi keluar untuk mengangkat telpon dari anak buahnya. Dan tak lama kemudian dia masuk kembali menghadap Adrian.
"Tuan, ada hal penting yang harus Anda ketahui. Anak buah kita sudah mengecek kondisi CCTV di hotel XXX. Mereka menemukan bahwa CCTV di sepanjang lantai 3 memang sengaja dirusak oleh seseorang. Penjebakan terhadap Nona Aline memang sudah direncanakan. Tapi mereka masih belum mengetahui siapa dalang di baliknya," lapor Bayu.
Adrian, Aline dan Dea terkejut mendengar laporan Bayu. Ada orang yang sengaja ingin menjebak dan mencelakai Aline. Aline semakin terpukul mengetahui ada orang yang tega berbuat jahat padanya. Adrian mengepalkan tangannya, dia benar-benar marah. Yang ada dalam pikirannya sekarang adalah keselamatan Aline yang paling penting.
"Sebaiknya kalian segera pergi dari sini. Kakak khawatir orang itu masih mengincar Aline. Kakak takut orang itu juga ada hubungannya dengan pria yang sudah menidurimu," tegas Adrian kepada Aline dan Dea.
"Kak Adrian benar Lin. Sebaiknya kita segera pergi dari sini. Aku akan menghubungi pilot pesawat Papa, kita berangkat malam ini," ucap Dea.
"Baiklah jika itu yang terbaik. Kita berangkat malam ini. Aline titip Papa ya Kak. Tolong sampaikan pada Papa, aku tidak bisa berpamitan langsung. Katakan pada Papa bahwa aku akan selalu menyayangi Papa," pinta Aline pada Adrian.
"Kamu tidak perlu khawatir, aku pasti akan menjaga Papa," jawab Adrian. "Sebaiknya kita juga harus merubah identitasmu, aku khawatir ada orang yang akan melacak jejakmu dan menemukan keberadaanmu," lanjutnya.
"Kak Adrian tidak perlu khawatir. Perusahaan keluarga bergerak di bidang IT, kami salah satu pencipta berbagai software terbaik di dunia. Banyak hacker dan analyst handal yang kami miliki. Aku akan meminta bantuan kakakku untuk membuatkan identitas baru untuk Aline, dan menghapus semua data dan jejak Aline. Sehingga siapapun tidak akan bisa melacak Aline," ucap Dea dengan bangganya.
Aline dan Dea segera mengemas barang yang akan mereka bawa. Aline melihat beberapa benda pemberian Rio yang pastinya memiliki banyak kenangan di dalamnya. Dea mengetahui ke mana arah pandangan Aline.
"Tinggalkan saja itu. Jangan pernah mengingatnya lagi. Pria seperti Rio tidak pantas untukmu. Bilang cinta tapi semudah itu mencampakkanmu di saat kamu jatuh dan terpuruk," ucap Dea ketus karena dia marah dengan sikap Rio.
"Dea benar. Pria seperti itu tak layak kamu harapkan. Kakak yakin kamu akan mendapatkan pria yang jauh lebih baik darinya." Adrian tiba-tiba berdiri di samping pintu dan menimpali perkataan Dea.
"Kalian benar. Sudah saatnya membuka lembaran hidup yang baru." Aline tersenyum dan segera menyelesaikan mengemas barangnya, begitu pun dengan Dea.
Saat ini mereka sudah tiba di bandara diantarkan oleh Adrian dan Bayu. Pilot pesawat sudah siap di tempatnya. Anak buah dari ayah Dea datang membawakan passport baru untuk Aline. Merekapun berpamitan dengan Adrian.
"Kak, Aline pergi dulu. Salam untuk Papa. Aku pasti akan merindukan kalian. Tunggu aku kembali," ucap Aline.
"Hati-hatilah di sana. Kalau ada waktu, Kakak akan mengunjungimu. Kami akan menunggumu pulang. Berjanjilah kamu akan pulang dengan membawa kesuksesan. Buktikan pada dunia bahwa kamu adalah wanita hebat dan kuat." Adrian menyemangati adiknya. Merekapun berpelukan sebelum berpisah.
"Dea, aku titip Aline ya," pinta Adrian.
"Kakak tidak perlu khawatir. Kami berangkat, Kak," pamit Dea.
Aline dan Dea segera masuk ke dalam pesawat. Dan tak selang berapa lama, pesawat pun lepas landas meninggalkan bandara.
TBC...
Jangan lupa dukung author dengan meninggalkan comment, like, vote dan favorite.
Terima kasih🙏🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 132 Episodes
Comments
Astri
zayn spertix kalian tdk akan mudah bertemu untuk beberapa tahun
2024-08-30
0
Nurliana Saragih
Aku kira Neny baik ma Aline!!!
Ternyata Virus yang menyakitkan, pantesan dia dapat Bandot Tua.
😡😡😡
2022-07-18
1
REZKIA
Jadi ingat my BESTie
2022-05-05
1