Anes keluar dari kamar mandi dan tidak melihat kehadiran Deandra, Anes mencari Dean ke setiap sudut kamar tapi tidak ada. Namun Anes melihat ponsel Dean yang terletak di atas tempat tidur.
"Kemana raja singa." Gumam Anes, wanita itu berjalan ke ruang ganti dan menyiapkan pakaian kerja untuk Deandra.
Saat Anes sudah selesai bersiap-siap pintu kamarnya terbuka dan memperlihatkan Deandra, Anes menatap Dean dari cermin.
"Aku sudah selesai." Ucap Anes.
"Selesai nya kamu itu hampir bertepatan dengan saya selesai mandi." Ucap Dean, Anes mengulum bibir nya.
"Kamu mandi di mana?" Tanya Anes, jiwa kepo Anes meronta-ronta.
"Kamar Kenzie." Jawab nya, Anes melihat Dean yang langsung bersiap-siap ia yakin jika Dean akan langsung pergi ke kantor.
Setelah selesai Dean langsung keluar dari kamar nya tanpa menatap Anes, Anes tersenyum dan ikut keluar hari ini Anes akan berkunjung ke rumah Buna nya.
"Selamat pagi ma pa." Sapa Anes, mama dan papa Dean tersenyum.
"Pagi sayang." Balas mereka.
"Dean kamu mau ke kantor?" Tanya papa.
"Iya pa, ada meeting penting hari ini." Jawab Deandra.
"Kamu juga mau ke kantor Nes?" Tanya mama.
"Enggak ma, hari ini aku mau berkunjung ke rumah Buna." Ucap Anes, mama mengangguk melihat pemandangan pagi hari di rumah Dean membuat Anes merindukan mommy dan Daddy nya.
"Kamu di antar Dean kan?" Tanya mama.
"Enggak usah aku bisa naik taksi." Jawab Anes, karena memang ia belum membawa mobilnya.
"Kamu tidak bisa mengantar Anes Dean?" Tanya papa.
"Gak bisa pa aku sudah terlambat." Jawab Deandra, Liza hanya menatap Anes dan Deandra yang sedang sarapan dengan tenang.
"Bagaimana jika kamu di antar oleh supir saja sayang." Ucap mama.
"Enggak ma gak perlu repot-repot, Anes naik taksi saja lagipula Anes sudah memesan taksi kok." Ucap Anes, Deandra sedikit melirik Anes.
Setelah selesai sarapan Anes dan Deandra pamit kepada papa dan mama, Deandra berjalan lebih dulu sementara Anes berjalan di belakang Dean.
Anes memesan taksi dan Dean sudah pergi begitu saja, Anes berjalan menuju gerbang utama.
"Pak buka gerbang nya." Ucap Anes, gerbang yang baru saja di tutup itu kembali dibuka.
"Nona mau kemana?" Tanya penjaga gerbang dengan sopan.
"Saya mau kerumah Buna saya pak." Jawab Anes.
"Tidak di antar oleh tuan muda?" Tanya nya lagi.
"Tidak, tuan sedang ada meeting pagi hari ini." Jawab Anes.
"Nona tidak minta antar supir?" Tanya penjaga lagi.
""Tidak pak, taksinya sudah datang kalau begitu saya permisi dulu ya pak." Ucap Anes.
"Baik nona hati-hati dijalan." Ucap penjaga gerbang utama, Anes hanya tersenyum saja.
Dalam perjalanan Anes hanya diam menatap jalanan kota, hingga tanpa terasa kini ia sudah tiba di kediaman ayah Rio dan buna Sisil.
"Ini uang nya pak, kembalian nya di ambil saja." Ucap Anes.
"Terimakasih banyak nona." Ucap supir taksi, Anes mengangguk dan turun dari taksi.
Anes menatap gerbang yang menjulang tinggi, ternyata setelah mansion utama yang diberikan kepada uncle nya kini ayah dan buna masih tinggal dirumah megah meskipun hanya berdua saja.
"Nona Anes." Sapa penjaga gerbang.
"Selamat pagi pak, ayah dan Buna ada?" Ucap Anes.
"Pagi nona, tuan dan nyonya besar ada di dalam. Sebentar saya buka dulu gerbang nya." Ucap penjaga gerbang.
"Silahkan nona." Ucap penjaga gerbang.
"Terimakasih pak." Ucap Anes, penjaga gerbang pun mengangguk dan tersenyum manis kepada nona muda nya.
Anes berjalan cukup jauh menuju rumah utama, ia ingin sekali memprotes Buna nya kenapa setiap memiliki mansion pintu utama dan gerbang begitu jauh.
Dan yang paling menyebalkan adalah mommy dan Daddy nya meniru semua itu, kini akhirnya Anes sampai di pintu utama membuat nya merasa telah tiba di sebuah istana.
"Selamat pagi nona." Sapa kepala pelayan.
"Pagi pak, Buna ada." Ucap Anes.
"Nyonya sedang berada di taman belakang nona." Jawab nya.
"Kalau ayah?" Tanya Anes lagi.
"Tuan besar sedang pergi ke perusahaan." Jawab nya, Anes mengangguk ia berjalan memasuki rumah untuk mencari keberadaan Buna nya.
Dari kejauhan Anes melihat Buna yang sedang duduk dengan menatap foto-foto anak nya, Anes berpikir mungkin Buna tidak menyangka jika anak-anak nya sudah berkeluarga semua.
"Buna." Panggil Anes, bunda Sisil menoleh menatap cucu kesayangan nya.
"Sayang." Balas Buna.
"Buna apa kabar Anes kangen sama Buna." Ujar nya.
"Kabar Buna baik sayang, bagaimana pernikahan kamu baik-baik saja?" Ucap bunda Sisil.
"Buna Anes dan pernikahan Anes baik-baik saja.' Ucap nya, bunda Sisil tersenyum.
"Suami kamu baik?" Tanya bunda Sisil, Anes yang semula ingin mengadukan perlakuan Deandra kini memikirkan nya kembali.
"Buna tenang saja suami Anes baik kok, malah setiap malam kita selalu bercanda." Ucap Anes, katakan saja bercanda padahal mereka selalu berebut tempat tidur.
"Syukurlah kalau begitu, Buna senang mendengar nya." Ucap bunda Sisil.
"Buna." Panggil Anes.
"Ada apa hmmm?" Tanya bunda Sisil.
"Tidak apa-apa." Jawab Anes tiba-tiba.
"Ada yang kamu pikirkan?" Tanya bunda Sisil,Anes terdiam ia bingung mau bicara apa.
"Hmmm." Hanya itu yang keluar dari mulut Anes.
"Anes sayang Buna?" Tanya bunda Sisil.
"Tentu saja Anes sangat menyayangi Buna." Jawab nya.
"Kalau begitu katakan apa yang sebenarnya membuat kamu menemui buna, Buna tahu jika kamu sedang tidak baik-baik saja." Ucap Bunda Sisil, Anes menatap mata bunda yang terlihat bening dan memiliki tatapan yang tulus.
Dengan mengumpulkan keberanian Anes mengatakan jika Deandra belum mencintai nya, saat itulah air mata Anes mengalir di pipinya.
Bunda Sisil merasakan apa yang Anes rasakan, sama-sama seorang perempuan bunda Sisil jelas tahu bagaimana berhadapan dengan lelaki datar yang berstatus sebagai seorang suami.
"Sayang wajar jika dia belum mencintai kamu karena Kelian menikah atas dasar perjodohan, tapi dibalik itu kamu harus sabar. Jika suami kamu keras kamu jangan membalas keras suami kamu, bersikap lah sedikit mengalah." Ucap bunda Sisil.
"Buna dia selalu berusaha untuk membuat aku tidak nyaman." Ucap Anes.
"Biarkan saja, jika kalian bisasa berdebat namun tiba-tiba kamu diam itu akan memancing rasa penasaran dalam diri nya. Buat dia jatuh cinta kepada kamu, jadikan pernikahan yang berawal tanpa cinta ini bertahan dan berakhir dengan penuh cinta." Ucap bunda Sisil, Anes menunduk membuat bunda Sisil tersenyum.
"Mommy dan Daddy juga dulu tidak saling mencintai, tapi karena mommy berusaha untuk menuruti setiap perkataan Daddy akhirnya tidak perlu waktu lama Daddy kamu jatuh cinta kepada mommy, hinggal lahirlah Aiden lalu tiga tahun kemudian lahirlah kamu dan Alexi." Ucap bunda Sisil.
"Benarkah?" Tanya Anes.
"Hmmm, tidak ada pernikahan yang akan selalu berjalan mulus. Pasti ada saja sebuah masalah di dalam nya, mommy dan Daddy dulu bertengkar karena mommy lalai menjaga Aiden. Tapi setelah itu Buna tidak pernah mendengar jika mommy dan Daddy bertengkar lagi." Ucap bunda Sisil.
Anes mnunduk haruskah ia yang bar-bar mengikuti sikap mommy dan Buna nya, tapi rasanya untuk menghadapi seorang Deandra itu cukup sulit untuk Anes.
Anes perlu memikirkan semuanya lagi, berbincang dengan bunda Sisil membuat Anes nyaman dan tenang. Ia tidak terlalu pusing memikirkan masalah nya.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Happy reading 🤗😉 jangan lupa like komen dan vote nya 🙏😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 311 Episodes
Comments
Nana Alvionita
lanjuttt
2022-03-24
0
Nina Puji Handayani
semoga anes menuruti perkataan Buna,biar si Dean cepet bucin duluan
2022-02-19
0
Rienandha Fuji
kyk'y sblm novel ini ada yg hrus aku baca.
2022-02-14
1