Deandra turun dari mobil dan berjalan mengikuti Anes yang sudah berada jauh di depan nya, para karyawan butik menyapa Anes dan Deandra dengan sopan.
"Selamat datang tuan dan nona muda, nyonya Gavriel sudah menunggu di dalam." Ucap seorang karyawan, membuat Anes dan Dean mengangguk.
Anes berjalan dengan elegan dan melihat calon mertua nya yang sedang duduk bersama dengan pemilik butik, nyonya Gavriel menoleh senang melihat Deandra yang datang bersama dengan Anes.
"Sayang kalian sudah tiba." Ucap nyonya Gavriel, memeluk Anes dan mencium pipi kiri dan kanan calon menantu nya.
"Nona muda Abrisham." Ucap pemilik butik, membuat Anes menoleh dan tersenyum.
"Iya ini saya nyonya." Jawab Anes.
"Jadi calon menantu nyonya Gavriel nona muda Abrisham." Ucap pemilik butik itu, Anes tersenyum manis menanggapi pertanyaan itu.
"Benar Anes calon menantu saya, yang artinya calon istri Deandra." Ucap nyonya Gavriel, Deandra hanya tersenyum tipis saja.
"Waaaah saya tidak menyangka jika nyonya Gavriel bisa meluluhkan hati seorang nona Anes." Ujar nya.
"Perlu perjuangan untuk saya meyakinkan nya." Ucap nyonya Gavriel.
"Benar, anda beruntung sekali tuan muda Gavriel karena bisa mendapatkan calon istri seperti nona Anes. Banyak orang yang ingin memperistri nya namu tidak pernah bisa meyakinkan nona Anes, jangankan orang lain saya sendiri ingin nona Anes menjadi menantu saya. Tapi sayang kalian yang bisa meyakinkan nya." Ucap pemilik butik, membuat Deandra hanya tersenyum tipis.
Sementara Anes menatap Deandra dengan tatapan mengejek nya, Dean hanya memutar bola matanya malas melihat tatapan Anes.
"Kau terlalu berlebihan dalam memuji nya nyonya." Ucap Deandra, Anes hanya tersenyum manis menanggapi itu.
Bagi Anes tidak perlu mengakui setinggi apa dirinya, karena jika ia benar-benar baik orang lain akan mengakui itu tanpa diminta oleh nya.
"Aku tidak berlebihan tuan, aku mengatakan yang sebenarnya." Ucap pemilik butik.
"Jadi bagaimana kamu sudah menyiapkan gaun yang bagus untuk menantuku?" Tanya nyonya Gavriel.
"Tentu saja, kau tahu gaun seperti apapun akan terlihat cantik jika dia yang memakai nya." Ucap pemilik butik, Anes dan nyonya Gavriel melihat beberapa gaun yang terlihat bagus dan menarik.
"Kau suka sayang?" Tanya nyonya Gavriel.
"Aku suka, tapi tergantung Tante saja." Ucap Anes, nyonya Gavriel mengangguk dan tersenyum.
"Baiklah bagaimana jika kita pesan semua gaun ini." Ujar nya, mata Anes membulat sempurna.
"Untuk apa?" Tanya Anes.
"Tentu saja untuk kamu sayang." Ucap nyonya Gavriel.
"Satu saja cukup Tante." Ucap Anes, bukan apa-apa Anes sudah memiliki banyak pakaian seperti itu di lemari nya.
Bahkan terkadang Anes bingung baju apa yang akan ia kenakan jika pergi-pergi ke pesta, bukan hanya pergi ke pesta saja. Untuk sehari-hari pun Anes selalu bingung dengan penampilan nya.
Setelah selesai memilih gaun yang disepakati oleh Anes dan nyonya Gavriel mereka memutuskan untuk pulang, Anes kembali di antar oleh Deandra.
"Antarkan aku ke kantor saja." Ucap Anes.
"Kenapa tidak ke rumah?" Tanya Dean, Anes menoleh menatap Deandra.
"Untuk apa? Kau mau mencari muka kepada mommy dan Daddy." Ucap Anes, Deandra mencibir perkataan Anes.
"Kenapa kau takut jika keluargamu lebih menyukai aku." Ledek Deandra, Anes ingin sekali membenturkan kepala Dean kepada stir mobil.
"Cih, itu tidak akan pernah terjadi." Ucap Anes, Deandra mencibir perkataan Anes.
Akhirnya Anes pun tiba di kantor nya, sebelum turun Anes tidak lupa mengucapkan terimakasih kepada Deandra. Meskipun merasa kesal kepada lelaki itu, Anes tidak melupakan kata terimakasih.
"Terimakasih." Ujar nya, lalu keluar dari mobil bertepatan dengan Aleta yang keluar dari kantor.
"Anes." Panggil Aleta, Anes menoleh menatap Aleta.
"Ada apa." Ucap Anes.
"Bagaimana apakah ada perubahan?" Tanya wanita itu.
"Tidak ada perubahan-perubahan, sudah aku mau pulang." Ucap Anes.
"Eh, ikut hari ini Azka tidak menjemput aku karena kemungkinan dia lembur." Ucap Aleta.
"Yasudah ayok masuk." Ucap Anes, Aleta mengangguk dan masuk kedalam mobil Anes.
"Cieee yang sebentar lagi akan bertunangan." Ucap Aleta.
"Apaansi ta, berhenti mengatakan itu atau aku akan menurunkan kamu dipinggir jalan." Ucap Anes, Aleta langsung menutup mulutnya.
"Iya-iya maaf tidak lagi mengatakan itu." Ucap Aleta, Anes diam dan fokus mengemudi.
Sementara di tempat lain Deandra baru saja tiba di kediaman nya, Liza menatap Dean yang baru saja memasuki rumah nya.
"Darimana saja kamu." Ucap Liza, Dean menatap Liza dengan datar.
"Bukan urusan kamu mau aku darimana." Ucap Deandra.
"Bukan urusanku katamu, kau pergi meninggalkan kantor setelah meeting Deandra." Ucap Liza, Deandra menatap Liza.
"Memangnya kenapa jika aku meninggalkan kantor setelah meeting?" Ucap Deandra.
"Kau sangat tidak profesional dalam bekerja." Ucap Liza, Deandra tertawa kecil menanggapi perkataan Liza.
"Tidak profesional? Liza kau lupa jika itu perusahaan milikku, aku yang mendirikan dan membesarkan nya dengan susah payah. Jadi apa hubungannya dengan kamu? Mau aku profesional atau tidak itu bukan urusanmu." Ucap Deandra, membuat Liza geram.
"Kau seperti ini karena wanita itu bukan, kau mulai mencintai nya." Ucap Liza, Deandra menatap kesal kakak sepupu nya.
"Apa katamu aku mencintai nya? Jika kau tidak tahu kebenaran antara aku dengan dia, lebih baik kau diam dan jangan banyak mencampuri urusanku." Ucap Deandra, Liza menatap tajam Deandra.
"Cih, aku yakin kau akan masuk kedalam perangkap nya." Ucap Liza.
"Aku bukan kamu yang mudah dibutakan oleh cinta hingga kehilangan segalanya, kehilangan semua yang sudah kau perjuangkan bahkan kau kehilangan_" Ucap Deandra menggantung, membuat Liza memicingkan mata nya.
"Lanjutkan." Ucap Liza.
"Sudahlah jangan pernah ikut campur dalam urusanku apapun itu." Ucap Dean, setelah mengatakan itu Deandra pergi dari hadapan Liza.
Dari kejauhan mama melihat perdebatan Liza dan Deandra, mama sudah cukup merasa jengah dengan sikap Liza kepada Deandra.
Mama ingin membuat Liza pergi dari rumah, namun mama juga berpikir jika hanya keluarga Deandra lah yang bisa menerima Liza. Sementara keluarga yang lain tidak mau menerima Liza karena keangkuhan nya, padahal Liza tidak memiliki apapun.
"Mama sudah pulang." Tanya Liza.
"Hmmm, mama mau ke kamar dulu. Kamu istirahat lah." Ucap mama, Liza mengangguk dan menatap kepergian mama.
Ia merasa sikap mama semakin hari semakin berbeda, namun itu tidak masalah untuk Liza. Wanita itu berjalan menaiki anak tangga dan masuk kedalam kamar nya.
Deandra merebahkan tubuhnya di sofa kamar, ia menatap langit-langit kamar. Dean merasa lelah dengan sikap Liza, ia ingin keluar dari rumah namun Dean memikirkan prasaan mama nya.
Masalah nya mama haya memiliki satu anak saja yaitu Deandra, jika Dean pergi lalu bagaimana mama dan papa nya nanti.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Happy reading 🤗😉 jangan lupa like komen dan vote nya 🙏😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 311 Episodes
Comments
Betty Nurbaini
banyak emg sodara sda diksi hati tinggal diruma tpi gak tau diri... gak tau trimksi mlah bikin sakit hati
2022-09-04
0
Eni Trisnawati Mmhe Winvan
Liza cinta xali sama Dean
2022-06-28
0
Hasanah Amrullah
knpa gk beli in rumah aja buat si liza biar gk ikut campur urusan keluarga deandra....
2022-04-20
1