Setibanya di kediaman Gavriel Deandra turun dari mobil lebih dulu tanpa menunggu Anes, Anes menatap tajam Deandra yang berjalan tanpa menoleh.
"Dean tunggu Anes dong kamu gimana si." Panggil mama.
"Dia punya kaki dan bisa jalan sendiri." Jawab Deandra, lihat saja Dean Anes tidak akan tinggal diam dengan perlakuan Dean hari ini.
"Anak itu benar-benar menyebalkan." Ucap mama, Anes hanya tersenyum tipis mendengar perkataan mama.
"Sudah tidak apa-apa ma." Ucap Anes, mama merangkul Anes membuat tuan Gavriel tersenyum.
"Mbak tolong bantu bawa barang-barang Anes ke kamar Dean ya." Ucap nyonya Gavriel, kepada salah satu pelayan nya.
"Baik nyonya." Jawab nya, Anes dan nyonya Gavriel masuk kedalam rumah.
Anes melihat seorang anak kecil yang berdiri di tangga, tunggu sepertinya anak itu tidak datang di acara pernikahan Anes.
Dari belakang Liza berjalan dengan cuek dan pergi ke kamar nya, Anes menatap anak yang terlihat lucu dan polos itu.
"Ma itu." Ucap Anes, menunjuk anak kecil yang juga menatap nya.
"Oh itu Kenzie sayang anaknya Liza." Ucap mama.
"Dia tidak di ajak ke secara pesta pernikahan kemarin kan." Ucap Anes, mama mengangguk dan tersenyum.
"Iya Kenzie tidak di ajak ke acara pernikahan kamu dan Deandra." Jawab mama jujur.
"Kenapa?" Tanya Anes, mama menggelengkan kepalanya dengan lemah.
"Liza tidak mengijinkan Kenzie untuk ikut, dan saat mama ingin mengajak nya juga Liza marah dan melarang mama mengajak Kenzie." Jawab mama, Anes menatap bocah itu lagi bocah itu selalu di temani oleh suster.
"Nona barang-barang nona sudah saya rapikan di kamar." Ucap pelayan itu.
"Oh iya terimakasih mbak." Ucap Anes.
"Sama-sama nona." Jawab nya.
"Yasudah kalau begitu kamu pergi dan istirahat ya, kamu pasti capek kan." Ucap mama, Anes mengangguk dan tersenyum.
"Hmmm." Balas Anes.
"Mbak antar Anes ke kamar Dean." Ucap nyonya Gavriel.
"Baik nyonya." Jawab nya.
"Mari nona saya antar nona ke kamar." Ucap pelayan itu.
"Ah iya makasih." Balas Anes, wanita itu berjalan menaiki anak tangga dimana Kenzie sedang berdiri disana.
Jujur saja Anes tidak bisa melepaskan pandangannya dari Kenzie, melihat Kenzie Anes merasa terpesona dengan bocah kecil itu.
"Kenzie kesini sayang." Ucap nyonya Gavriel, Kenzie berajaln dan berlari memeluk nyonya Gavriel.
"Ada apa hmmm, maafkan Oma kemarin meninggalkan Kenzie." Ucap nyonya Gavriel.
"Oma itu siapa?" Tanya nya.
"Oh itu Tante nya Kenzie istri dari om Dean, Kenzie suka?" Ucap mama lalu bertanya kepada Kenzie.
"Hmmm, suka tante nya cantik." Balas Kenzie, nyonya Gavriel tersenyum manis dan mengecup kening Kenzie.
"Cucu kesayangan Oma sudah makan belum?" tanya nyonya Gavriel.
"Sudah." Jawab nya.
"Benar sus Kenzie sudah makan?" Tanya nyonya Gavriel.
"Sudah nyonya, setelah tuan muda selesai mandi saya langsung menyuapi tuan muda." Jawab suster.
"Good, tolong jaga Kenzie dengan baik ya sus jangan sampai telat memberi makan, minum susu dan vitamin untuk Kenzie." Ucap nyonya Gavriel.
"Baik nyonya." Jawab suster.
"Sayang kalau begitu Oma dan opa mau ke kamar dulu ya nak, Kenzie baik-baik sama suster." Ucap nyonya Gavriel.
"Iya Oma." Jawab nya, nyonya Gavriel memberikan Kenzie kepada suster nya dan ia pergi ke kamar bersama dengan suaminya.
Di kamar lain Anes menatap kamar yang mewah dan besar itu, Anes mengedarkan pandangannya melihat kamar itu.
Anes melihat kamar itu benar-benar mendominasi kepribadian seseorang Deandra Gavriel, ia duduk di atas tempat tidur dan merebahkan tubuhnya di sana.
Deandra yang baru saja keluar dari kamar mandi tidak menyadari bahwa Anes sudah berada di kamar nya, Dean baru saja selesai membersihkan tubuhnya dan hanya memakai handuk yang melilit di pinggang nya.
Anes yang semula memejamkan matanya kini terpaksa membuka mata saat mencium aroma maskulin dari tubuh Dean, Anes mencari kebenaran Dean dan betapa terkejutnya Anes melihat Dean yang berdiri di depan nya
"Aaaaaaaa." Teriak Anes, membuat Deandra terkejut dan menoleh.
"Apa yang kamu lakukan?" Tanya Deandra, ia benar-benar terkejut melihat kehadiran Anes.
"Harusnya aku yang bertanya kenapa kamu tidak memakai pakaian." Ucap Anes, wanita itu menutupi wajahnya dengan kedua tangan.
"Aku baru saja selesai mandi, kenapa kamu ada disini." Ucap Deandra.
"Kenapa tidak memakai pakaian di kamar mandi si, tentu saja untuk istirahat." Ucap Anes, Deandra menatap Anes yang terlihat sedikit takut.
"Ini kamarku jadi terserah aku mau pake baju dimana." Ucap Deandra, lelaki itu berjalan mendekati Anes.
"Kau mau apa kau." Tanya Anes, saat merasakan jika Deandra semakin mendekat.
"Mau mengajakmu traveling." Ucap Deandra, Anes menelan saliva nya dengan susah payah.
"Jangan mendekat." Ucap Anes, menunjuk Dean dengan sebelah tangan nya. Karena satu tangan Anes digunakan untuk menutup matanya.
"Tidak, bukankah sudah seharusnya kita melakukan ini." Ucap Deandra semakin membuat Anes ketakutan.
(Si*l aku tidak pernah takut kepada apapun terkecuali ini, tolong selamatkan aku. Dean kau benar-benar membuatku ingin meleny*pkan mu, bagaimana ini kenapa malah semakin mendekat.) Batin Anes, Deandra tersenyum jahil, dan saat Deandra sudah hampir memegang tangan Anes, dengan cepat Anes menggerakkan kakinya lalu menendang Deandra
Buuugghhh.... Anes menendang Deandra tidak cukup keras, namun tepat sasaran.
"Araaagghhh." Pekik Deandra, ia memekik kesakitan dan memegang p*ha nya.
"Jangan macam-macam." Ucap Anes menunjuk Deandra, ia bangun dari duduknya dan berniat untuk kabur.
"Apa kau g*la, mau kemana kau." Ucap Deandra.
"Jangan mendekat." Teriak Anes.
"Kau harus bertanggung jawab Aneska." Teriak Deandra, lelaki itu masih merasa kesakitan.
Kenapa setiap ingin mengerjai Anes atau ingin membuat Anes marah tapi selalu gagal, dan selalu Deandra yang kena batunya.
"Tidak." Ucap Anes, wanita itu berlari dan membuka pintu kamar.
Anes yang tidak hati-hati membuatnya tidak sengaja menabrak Liza, yang saat itu kebetulan lewat depan kamar Anes dan Dean.
"Ahhhh." Desis Liza.
"Ma_maaf aku tidak sengaja." Ucap Anes, Liza menatap Anes yang baru saja keluar dari kamar Deandra.
"Aneska kemari kau." Teriak Dean, yang terdengar oleh Liza.
"Jangan berlari-lari, seperti anak kecil saja." Ucap Liza datar, Anes mengernyit heran Anes berpikir ia juga tidak akan lari jika Dean tidak mengerjainya.
Anes menatap kepergian Liza dan tiba-tiba saja seseorang memegang tangan nya, Anes terkejut dan langsung menoleh.
"Mau kemana kau." Ucap Dean, Anes merasa tubuhnya tidak karuan.
"Lepaskan aku." Teriak Anes.
"Aku tidak akan melepaskan kamu." Ucap Deandra, ia menyeret tangan Anes ternyata mengerjai Anes dan membuat Anes kesal itu cukup menyenangkan. Dean berharap Anes tidak betah tinggal di rumah nya dan memilih untuk pulang kerumah orang tuanya.
"Tidak." Ucap Anes, wanita itu mengigit tangan Deandra membuat Dean melepaskan cengkraman nya.
"Asssh." Desisi nya, tidak perlu lama Dean sudah tidak melihat keberadaan Anes.
Wanita itu melesat menuruni anak tangga, Dean sedikit berpikir apa lagi yang harus ia lakukan agar Anes kesal dan tidak nyaman.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Happy reading 🤗😉 jangan lupa like komen dan vote nya 🙏😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 311 Episodes
Comments
Nana Alvionita
up nya thor
2022-03-24
0
Laurensiaming
kyk anak kecil aja
2022-03-08
0
runma
🤣🤣🤣🤣
2022-03-06
0