"Rey, kamu mau kemana?" tanya Sellena yang saat ini tengah berada di depan pintu aparent Reyhan
"Keluar" jawab Reyhan singkat
"Pasti kamu mau nyari Agatha lagi kan?" tebak Sellena dengan nada tak suka
"Iya" jawab Reyhan dingin
"Rey kamu itu udah mau nikah sama aku, buat apa lagi sih kamu nyari Agatha segala" kesal Sellena
Mendengar itu Reyhan mengalihkan pandangan pada Sellena yang tengah berada disampingnya ini
"Denger ya, kita nikah cuma karena anak yang hadir dengan cara licik kamu, jadi kamu gak usah ikut campur urusan aku" ucap Reyhan dingin namun penuh ketegasan
"Qeq, dasar tu orang emang murahan banget ya? Pasti dia masih deketin kamu kan?" tebak Sellena sok tau
Mendengar Sellena yang telah menjelek jelekkan Agatha membuat emosi langsung datang begitu saja hingga Reyhan pun langsung mencengkram rahang Sellena, membuat Sellena mendongak dan meringis kesakitan, pasalnya cengkeraman tangan Reyhan terbilang sangat kuat
"Jangan pernah lo ngejelk jelekin Agatha lagi, asal lo tau aja sel, Agatha sama sekali gak bisa dibandingin sama lo yang cuma jadi wanita murahan yang menjebak gue. Dasar wanita jalanggg" teriak dan maki Reyhan dengan nafas yang memburu karena telah gagal menahan emosinya dan langsung melepaskan cengkeraman tangannya dengan kasar hingga membuat tubuh Sellena terhuyung kesamping
"Kenapa lo jadi kasar gini rey?" tanya Sellena dengan suara terisak menahan tangis akibat Reyhan yang menghempaskan cengkeraman tangannya dengan kasar hingga membuat tubuhnya terhuyung dan yang lebih menyakitkan lagi adalah ia dibilang ****** oleh orang yang paling dicintainya
"Qeh, gue bisa jadi baik atau jahat sama orang, dan untuk lo" tunjuk Reyhan pada Sellena
"Lo sama sekali gak pantes buat dibaikin, kalau bukan karena ada anak di janin lo, gue gak bakalan sudi nikah sama lo"
"Gue aja nggak yakin kalau itu anak gue" lanjut Reyhan lagi, setelah itu Reyhan pun pergi meninggalkan Sellena tanpa memperdulikan isakan tangis Sellena
"Hiks...hiks...hiks...lo jahat Rey" lirih Sellena sembari menatap kepergian Reyhan
Setelah mendapatkan alamat Agatha, Bryan pun langsung bergegas mendatangi kediaman Agatha. Padahal hari sudah melewati jam makan siang dan bahkan Bryan belum memakan nasi sesuap pun, namun rasanya perutnya kini sama sekali tak merasakan lapar dan yang ada di dalam pikiran Bryan saat ini adalah ia harus bisa bertemu dengan Agatha. Yah...hanya itu saja, bertemu dengan Agatha
Selama diperjalanan yang dirasakan Bryan adalah jarah tempuh menuju rumah Agatha yang lama, padahal jika dipikir dengan logika manusia normal jarak tempuh menuju kediaman Agatha hanya sekitar 25 Menitan saja
Akhirnya Bryan pun sampai juga dikediaman Agatha, bergegas ia turun menghampiri satpam. Pak Satpam yang melihat kedatangan seseorang pun langsung bergegas ingin menghampiri orang tersebut
"Maaf pak saya mau tanya" ucap Bryan saat sudah menghampiri Pak Satpam
"Iya pak, ada apa?" tanya Pak Satpam tersebut
"Apakah benar, ini rumah Agatha?" tanya Bryan memastikan lagi
"Bener pak" jawab Pak Satpam mangut mangut membenarkan
"Apakah Agatha ada di rumah pak?" tanya Bryan
Pak Satpam pun terkejut mendengar pertanyaan Bryan karena ia sendiri tau jika Agatha pergi dari rumah setelah pertengkaran semalam dan sampai kini belum kembali lagi kerumah
"Maaf pak, non Agatha nya nggak ada di rumah" ucap Pak Satpam
Bryan pun mengguyur rembutnya kebelakang. Lagi lagi ia harus menelan kekecewaan, mengapa susah sekali untuk bertemu dengan Agatha.
"Ya sudah pak, saya permisi dulu. Terima kasih" ucap Bryan
"Iya pak sama sama" jawab Pak Satpam
Bryan pun langsung memasuki mobilnya, didalam mobil Bryan msncoba menenagkan pikiran dan meredakan emosinya lagi. Harus bagaimana lagi ini? Mengapa sakan akan tak ada satu orang pun yang mengetahui keberadaan Agatha. Tak punya pilihan lain, Bryan pun menghubungi Milla kembali untuk meminta bantuan partner kerja Agatha tersebut
"Halo" ucap seseorang diseberang sana
"Em, boleh kan aku meminta bantuanmu?" tanya Bryan
"Boleh, Apa?" tanya Milla
"Kalau Agatha sudah pulang nanti, tolong lo hubungi gue" pinta Bryan, entahlah tiba tiba bahasa formal yang selelu ia gunakan kepada orang lain tiba tiba lenyap begitu saja
"Kalo boleh tau, ada urusan apa ya pak?" tanya Milla diseberang sana dengan suara takut takut
"Lo gak usah banyak tanya, gue butuh banget bantuan lo, tenang aja gue bakalan ngasi imbalan ke elo" tegas Bryan
"Oke oke gue bakal bantuin lo, lo ga usah ngasi apa apa ke gue" jawab Milla
"Makasih, em...lo tau sesuatu nggak dimana kira kira Agatha pergi?" tanya Bryan
"Emmm gue sama sekali nggak tau, soalnya semalem ya itu...tiba tiba Agatha nyuruh gue buat jaga tokonya yang belum tau sampe kapan"
"Emm....Oke oke, lo bisa nggak ketemu gue hari ini? Soalnya kita kan belum pernah ketemu. Biar lebih jelas aja ngomongnya" usul Bryan
Memang saat itu Bryan hanya menghubungi Milla selaku asisten juga partner kerja Agatha untuk mem boking toko Agatha agar lebih fokus pada pesanan lukisan Mamanya dan saat itu ia sama sekali tak melihat keberadaan orang lain kecuali Agatha sendiri
"Emmm boleh, kapan?" tanya Milla
"Sekarang" jawab Bryan cepat
"Se...sekarang? Oke oke, gue tunggu di cafe deket toko oke" usul Milla
"Oke" jawab Bryan langsung mengakhiri panggilan dan langsung melajukan mobkl menuju lokasi yang dijanjikan
Sesampainya di cafe, Bryan langsung memilih tempat duduk dekat dengan jendela sehingga ia dapat melihat dengan jelas orang orang yang berlalu lalang dijalanan besar tersebut dengan harapan ia dapat melihat keajaiban Agatha yang sedang lewat dijalan tersebut. Namun...sama sekali Bryan tidak dapat menemukan keberadaan Agatha disana
"Pak Bryan?" suara seseorang yang menanggilnya mengalihkan pandangannya dari luar jendela
"Iya, Milla ya?" tanya Bryan
"Iya" jawab Milla
"Silahkan duduk" ucap Bryan mempersilahkan Milla untuk duduk dikursi di depannya tersebut
"Iya" ucap Milla kemudian langsung duduk
Setelah memesan minuman sebagai pemanis, mereka langsung mengutarakan inti dari pertemuan mereka kali ini
"Emmm... Jadi apa ada petunjuk dimana kira kira Agatha saat ini?" tanya Bryan to the point
"Gue nggak tau pak, kalo gue nggak salah semalem kayaknya suara Agatha tuuu...kayak abis nangis deh pak" ucap Milla
"Lo tau kenapa?" tanya Bryan lagi
"Nggak pak, soalnya kemarin tuh kita cuti buat refresing setelah kita sering lembur"
"Dan tiba tiba aja semalem dia telepon gue dan nyuruh gue buat jagain toko"
"Itu aja pak, kita sama sekali belum ketemu kemarin" jelas Milla
"Apa lo tau siapa itu Reyhan?" tanya Bryan tiba tiba. Milla semakin merasa ada yang aneh dengan pertanyaan Bryan, mengapa tiba tiba ia bertanya soal Reyhan? Batinnya
"Emmm maaf pak, biar kita lebih afdol sebenarnya Bapak ada hubungan apa sama Agatha?"
"Nggak mungkin dong saya kasih tau semuanya sama Bapak, sedangkan saya sendiri nggak tau apa tujuan Bapak mencari Agatha" ucap Milla tegas tanpa perduli lagi dengan siapa ia tengah berbicara, yang Jelas ia tak akan sembarangan berbagi informasi lebih lanjut lagi mengenai Agatha
"Oke, saya bisa memahami ketidaknyamanan kamu" ucap Bryan
"Gue Bryan yang pernah pesen lukisan sama lo, lo masih inget kan?" tanya Bryan, Milla mengangguk ngangguk mengiyakan
"Semalem gue ketemu Agatha dalam kondisi mabuk dan dia terus merancau memanghil nama Reyhan dan dia...terlihat sangat putus asa, jadi gue tanya sama lo? Lo tau siapa Reyhan?" tanya Bryan lagi
"Gue tau, Bryan itu pacarnya aagatha" jawab Milla
"Dan? Untuk apa Bapak ingin bertemu Agatha?" tanya Milla lagi
"Gue ada urusan pribadi sama Agatha dan...maaf gue gak bisa kasih tau lo" ucap Bryan tegas
Milla mangut manggut memahami privasi orang kaya didepannya ini.
"Akh...namanya juga orang kaya pasti otak nya gak jauh jauh amat sama urusan bisnis. Mungkin aja nih orang udah ada janji sama Agatha mau kerjasama sama Agatha, karena kan lukisan Agatha udah nggak bisa diragukan lagi"
"Biar bisa merajalela juga lukisan Agatha karena kerjasama sama perusahaan besar seperti punya Pak Bryan ini"
"Lagian si Agatha kemana juga sih, main ngilang ngilang aja"
"Mana urusan kerjasamanya belum selesai lagi, kan sayang kalo sampe Pak Bryan berubah pikiran karena nunggu lo ta, nanti malah keburu direbut orang lain lagi" begitulah pikir Milla
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 130 Episodes
Comments
Rafanda 2018
ceo ko ngomongnya lo gue
2023-05-04
1
Yunia Abdullah
terlalu bnyk drama yg pnjang dngn kalimat y JD terkesan monoton crita jdi mudah jenuh bca y
2021-11-27
1
Firman Junior
cerita y bagus..tp maaf kalimat per kalimat y msh blm pas...jd krg dp feel y...mdh" an k depan y lbh dnperhatikan lagi..biar mkn byk yg suka..
2021-11-13
1