Bryan menggeliatkan badannya mengumpulkan kesadaran sesikit demi sedikit, kepalanya sedikit pusing karena terlalu banyak minum semalam.
Setelah duduk termenung sekitar 30 menit, kini Bryan melangkahkan kakinya menuju kamar mandi. Membasahi seluruh tubuhnya dibawah guyuran shower berharap rasa kesalnya karena Viola kemarin ikut larut bersama air yang membasahi tubuhnya.
Mengambil setelan kemeja kerjanya lalu bersiap siap turun kebawah menuju meja makan dan ternyata sudah ada Mama dan Papanya yang menunggu dirinya
"Kok kamu lama banget sih yan?" tanya Mamanya yang tengah mengambilkan sepiring nasi goreng untuk Bryan
"Tau nih Kakak, lama banget" sahut Ratih dengan kesal
"Iya iya maap" ucap Bryan agar tak banyak drama lagi
"Gimana keadaan perusahaan yan?" kali ini Papa Hamdan yang bertanya
"Baik kok pa, aman aman aja" jawab Bryan menatap Papanya
"Alhamdulillah" ucap Papa Hamdan
Seusai sarapan Bryan langsung meraih tas kerjanya berjalan menuju keluar
"Kak" panggil Ratih adik Bryan membuat Bryan menghentikan langkah kakinya menatap adiknya
"Apa?" tanya Bryan dengan malas
"Aku mau nebeng ya kak, soalnya nanti pulng cepet aku langsung kerumah temen aku" ucap Ratih
"Terus?" tanya Bryan heran
"Ya gak papa kan kak, sekali kali lah aku dianterin sama kakak masa sama supir terus" ketus Ratih
"Lagian Kakak kan juga udah naik jabatan jadi CEO, ga papa lah sekali kali telat"
"Cuma nganterin Adeknya juga kan" lanjut Ratih
Bryan menghela nafas panjang menimang nimang ajakan Adiknya, memang selama ia menjabat menjadi CEO ia jarang menghabiskan waktu bersama sang Adik, mungkin saja Adiknya kini tengah merindukan waktu bersamanya. Tak salah rasanya mengiyakan ajakan Adiknya
"Iya udah ayo" ajak Bryan melangkahkan kakinya menuju mobilnya dan langsung mendapatkan senyuman bahagia dari sang Adik mengikuti langkah sang Kakak
"Kak kerja kantoran enak ya?" tanya Ratih membuka suara didalam mobil
"Biasa aja" balas singkat Bryan
"Ishhh...kakak nyebelin banget deh"
"Eh kemarin sore, eh bukan sore sih agak maleman gitu aku lihat kak Viola di mall"
"Sama Kakak nggak sih? Soalnya aku lihatnya agak jauhan gitu" ucap Ratih
Mendengar ucapan sang Adik spontan Bryan langsung menginjak pedal rem secara tiba tiba, untung saja jalanan yang ia lalui tak ramai karena memang belum memasuki jalan utama
"Kakakkkk" pekik Ratih karena kepalanya sedikit terbentur
"Kamu yakin itu Viola?" tanya Bryan tak mengindahkan pekikan Ratih
"Jadi bukan sama Kakak?" Ratih balik bertanya menatap Bryan melupakan kekesalannya pada sang Kakak
"Nggak" jawab Bryan singkat
"Aku pikir itu Kakak, terus kalau bukan Kakak itu siapa dong?" tanya Ratih yang tak mendapatkan jawaban dari Kakaknya
Setelahnya hanya ada keheningan didalam mobil, tak terasa kini telah sampai di Universitas tempat Adiknya kuliah
"Kak, minta uang dong buat jajan" pinta Ratih mengadahkan tangannya
Bryan menghela nafas tak habis pikir dengan Adiknya, padahal ia telah dijatah uang bulanan olehnya, namun Bryan tetap merogoh dompet dalam saku kemejanya mengambil beberapa lembar uang seratus ribuan
"Nih" ucap Bryan menyodorkan uang yang diambilnya dan dengan cepat Ratih mengambil uang tersebut dari tangan sang Kakak lalu mengambil tangan Kakaknya untuk diciumnya barulah Ratih benar benar turun dari mobil Kakaknya
Bryan menatap kepergian sang Adik, jujur saja Bryan merasa terusik dengan ucapan Adiknya tadi. Apa benar itu Viola? Apa benar kemarin setelah bertengkar Viola pergi ke mall. Ah...bukan itu masalahnya tapi dengan siapa Viola pergi? Siapa laki laki yang dimaksud Ratih tadi
Tak ingin berperang dengan pikirannya sendiri lebih lama, Bryan pun melajukan mobilnya menuju perusahaanya.
Tok...tok...tok...
"Masuk" perintah Bryan
"Selamat pagi bos" sapa Agam sekretarisnya
"Pagi, apa agendaku hari ini?" tanya Bryan
"Sebentar lagi anda harus meeting bos"
"Saya sudah menyiapkan laporannya" ucap Agam
"Baiklah, panggil aku jika sudah waktunya" balas Bryan
"Baik bos" ucap Agam langsung membalik badannya melangkah keluar dari ruangan bossnya
"Tunggu" panggil Bryan menghentikan langkah Agam yang bahkan belum sampai di pintu
"Ada yang boss inginkan?" tanya Agam membalik badannya
Bryan memejamkan matanya sejenak
"Tidak jadi, pergilah" usir Bryan membuat Agam heran namun ia tak mau ambil pusing dengan hal itu
"Baik boss, saya pamit dulu" pamit Agam membungkukkan badannya pada Bryan
Ceklekkk. Pintu tertutup dan dipandanginya oleh Bryan dengan gamang. Yah...tadinya ia ingin meminta bantuan Agam untuk mencari informasi tentang siapa pria yang bersama Viola namun ia urungkan karena sudah terlanjur janji dengan Viola untuk tidak mengikut campuri urusannya.
Bryan pun melanjutkan membaca dan menandatangani berkas berkas nya satu persatu
Tokk...tok...tok...pintu ruangan kerja Bryan diketuk
"Masuk" ucap Bryan
"Selamat pagi pak, meeteng akan dimulai dalam 10 Menit lagi" ucap Agam setelah sampai didepan Bryan
"Baiklah" ucap Bryan langsung berdiri dan meninggalkan ruangannya diikuti oleh langkak kaki Agam
Dikediaman Pak Surya
Agatha tadi pagi melewatkan makan paginya bersama keluarganya ia memilih turun terlambat dan menyantap sarapannya seorang diri
"Tuan putri baru bangun" ejek Mama Sinta. Agatha tak memberikan respon sama sekali dengan ucapan Mama tirinya. Ia tetap melanjutkan mengunyah omeletnya
"Maaa aku berangkat dulu ya" suara Selena terdengar menghampiri Mamanya yang tengah berdiri menatap Agatha
"Maa aku berangkat" pamit Selena mengecup pipi kiri Mamanya
"Iya sayang, belajar yang rajin yah biar gak jadi orang rendahan kaya orang itu" ucap Mama Sinta menyindir Agatha
"Iya ma" ucap Selena lalu pergi disusul oleh Mama Sinta
Seusai menyantap sarapannya Agatha pun melangkahkan kakinya menuju motor kesayangannya. Yah...Agatha memang selalu menggunakan motornya untuk bepergian tak seperti Selena yang mendapatkan mobil dari sang Papa
Bukan, bukan untuk kuliah Agatha pergi ia bahkan tak melanjutkan pendidikan usai menamatkan sekolah menengah atasnya. Agatha melajukan motornya menuju toko lukisan yang menjual karyanya
Toko kecil ini menjadi rumah kedua untuk Agatha meskipun toko ini masih terbilang kecil. Ia mengelola toko ini dibantu oleh Mila, sahabatnya sedari ia duduk dibangku Sma.
" Udah lama?" tanya Agatha melihat Mila yang mengelap kaca depannya
"Baru juga kok" jawab Mila
"Kamu udah sarapan belum?" tanya Agatha
"Udah kok ta" jawab Mila yang dibalas anggukan kepala oleh Agatha
"Oiya ta, gimana kalo nanti siang kita makan soto yok" ajak Mila
"Kamu ini, baru aja sarapan kok udah mikirin makan siang sih" ucap Agatha geleng geleng kepala
"Planning dong, itu namanya perencanaan kedepannya" ucap Mila
"Yayaya... Terserah kamu aja
Begitulah keseharian Agatha dan Mila ditoko. Walaupun Agatha adalah boss namun ia tak pernah mempertegas medudukannya itu pada Mila. Agatha lebih suka dengan Mila saat menjadi temannya dari pada Bossnya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 130 Episodes
Comments
Sukliang
ehm ibu turi saudara itri🙄🙄
2022-06-15
1
Maria Simatupang
berati dirumah bukan di apartemen
2021-11-19
0
M Dimas Putra
lnjuttt
2021-11-14
0