"Oh, maafkan saya, silahkan masuk pak" ucap Agatha
Bryan mengangguk kecil menyetujui mengikuti langkah kaki Agatha
"Silahkan duduk dulu pak" ucap Agatha mempersilahkan
"Terima kasih" ucap Bryan lalu duduk dikursi yang telah disediakan
"Em ...Maaf pak, mana media yang akan menjadi objek lukisan saya yah?" tanya Agatha ragu ragu, barangkali pria dihadapannya ini lupa memberikan padanya
"Oh iya maaf...ini" ucap Bryan seraya menyodorkan sebuah foto yang akan dilukis. Agatha pun menerima dengan senang hati
"Terima kasih pak"
"O iya, maaf sebelumnya hanya camilan ini yang saya miliki untul bapak"
"Itung itung sebagai ganjal agar nantinya bapak tidak merasa jenuh saat menunggu saya melukis" sesal Agatha dengan sopan
"Its oke, gak masalah"ucap Bryan acuh
Agatha pun langsung duduk didepan kanvasnya, diletakkannya foto tadi dijepitkan diatas kanvasnya agar memudahkan ia dalam melihat dan melukisnya sekaligus
Dilihatnya foto tersebut yang tergambar sebuah keluarga dengan anak laki laki dengan pakaian wisuda bersama seorang Anak kecil dalam gendongan sang Ayah, sementara Mamanya berdiri disamping anak laki laki tersebut seraya merangkul pundaknya
Agatha yakin bahwa anak laki laki dalam foto tersebut ialah laki laki yang kini tengah memainkan ponselnya disampingnya tersebut
Melihat foto tersebut pula tiba tiba Agatha merasa sesikit nyeri didadanya karena mengingatkannya pada kenangan masa kecilnya yang kini telah berubah 100% dengan keadaannya sekarang. Sekuat tenaga Agatha berusaha menepis rasa sakit tersebut
3 jam berlalu, akhirnya Agatha mampu menyelesaikan lukisannya tentunya dengan hasil yang memuaskan pula
"Permisi pak, ini lukisannya sudah jadi" ucap Agatha mengalihkan pandangan laki laki tersebut dari ponselnya
"Apakah anda suka?" tanya Agatha
Bryan pun meraih lukisan yang disodorkan Agatha, diamatinya lekat lekat. Perlahan lahan bibirnya melengkung membentuk sebuah senyuman
"Wahhh ini bagus sekali, luar biasa" puji Bryan.
Agatha pun tersenyum bahagia mendengar pujian yang dilontarkan Bryan, merasa puas dengan hasil lukisannya
"Anda terlalu berlebihan pak" ucap Agatha namun dalam hatinya tentu saja berbunga bunga
"No, aku tidak berlebihan. Ini benar benar bagus"
"Mengapa kau tidak bekerja sama dengan perusahaan besar saja, agar bisa menyokongmu"
"Aku yakin, kau pasti bisa mendirikan Art Dealer nantinya dan hasil karyamu pasti akan booming" saran Bryan
"Sebelumnya saya mengucapkan terima kasih atas saran bapak"
"Namun, aku akan memulai usahaku sendiri, meskipun toko kecil ini yang saya punya, namun saya sudah sangat bersyukur"
"Setidaknya saya bisa bangun diatas kakiku sendiri" jawab Agatha tersenyum
Mendengar penuturan gadis tersebut membuat Bryan terkagum kagum, jika biasanya orang akan melakukan trobosan instan agar usahanya meroket, namun tidak dengan gadis tersebut. Ia begitu optimis dengan usahanya sendiri. Apalagi senyuman yang dilontarkan pada Bryan
"Baiklah aku mengerti sekarang, kenapa Mamaku untuk datang kesini"
"Ternyata meskipun tempatmu hanya toko kecil, namun hasil lukisanmu sangat memuaskan" ucap Bryan mangut mangut
"Terima kasih banyak atas pujian bapak" ucap Agatha tersenyum
"Baiklah....sepertinya saya harus pergi, terima kasih atas karyamu" ucap Bryan mengangkat bokongnya dari kursi
"Em pak, maaf sebelumnya anda melupakan sesuatu" cicit Agatha
Bryan mengerutkan kening heran, tak paham dengan maksud Agatha
"Uangnya pak" cicit Agatha karena melihat respon Bryan
"Oh iya maafkan aku, aku hampir lupa membayarnya" salting Bryan menahan malu dengan keteledorannya
Seusai menyelesaikan urusannya ditoko Agatha, Bryan pun langsung melajukan mobilnya pulang kerumah
Didalam perjalanan pulang pikiran Bryan tertuju pada sosok Agatha. Gadis cantik dengan rasa percaya diri yang tinggi namun memiliki rasa rendah hati. Entahlah tiba tiba dalam hati Bryan ia berharap semoga kedepannya ia bisa bertemu lagi dengan Agatha
"Maaa" teriak Bryan
"Mama..." teriaknya lagi kerena tak kunjung mendapat sahutan
"Apa sih yan kok teriak teriak" kesal sang Mama dengan suara dari jauh
"Ma, lihatlah lukisannya sudah jadi" teriak Bryan sembari berjalan menuju ruang keluarga dan benar saja, Papa dan Mamanya kini tengah duduk berdua menikmati acara siaran Televisi
"Udah? Mana? Mama mau lihat" girang Mama Henny menoleh kearah Bryan
"Ini ma" ucap Bryan menyodorkan lukisannya dan langsung diambil oleh Mama Henny dibukanya dengan tak sabaran kertas yang membungkus lukisan tersebut
"Wah....Pa pa lihat deh lukisannya bagus banget" girang Mama Henny. Sang suami pun mendekat melihat lukisan yang dipegang sang istri
"Iya ma, bagus banget" jawab Papa Hamdan tersenyum lebar mengimbangi kesenangan sang istri
"Kalo hasilnya bagus kayak gini sih, Mama mau langganan nih" ujar Mama Henny
Selepas melihat drama keluarganya karena sebuah lukisan, Bryan pun memutuskan untuk kembali kekamarnya berniat ingin mandi lagi
Seusai mandi Bryan pun berbaring diatas ranjangnya memejamkan mata. Namun entah kenapa bayangan bayangan Agatha hadir dalam pikirannya. Bayang bayang saat Agatha berbicara dengan percaya dirinya dan saat ia tersenyum kini berputar putar dikepalanya seperti sebuah kaset film
Apakah ini karena ia terlalunmerindukan belaian sang kekasih?. Ah...tiba tiba Bryan teringat pada Viola, ia pun beranjak dari ranjang mengambil foto Viola.
Dipandanginya foto tersebut, selama ia berpisah dengannya dirinya dan Viola sama sekali tak mendapatkan kabar apapun tentang Viola. Bagaimana bisa seorang kekasih bisa memutuskan komunikasi selama itu? Entah apapun itu, seiring berjalannya waktu Bryan merasa terbiasa tanpa kehadiran Viola
Tut....tut....tut....terdengar suara dering dari Ponsel Agatha
"Halo"sapa Agatha setelah memngangkan panggilan tersebut
"Gimana kerjaan kamu tadi?" tanya Reyhan
"Lancar dong" jawab Agatha penuh semangat
"Wih...keren banget pacar aku" puji Reyhan
"Hahaha....gue gitu loh, Oiya...gimana kuliah kamu?" tanya Agatha
"Alhamdulillah lancar"
"Oiya kamu udah pulang belum?" tanya Reyhan
"Belum, ini aku masih ditoko" jawab Agatha
"Yaudah kamu jangan kemana mana"
"Setengah jam lagi aku jemput kamu. Oke" perintah Reyhan
"Loh emang kuliah kamu udah selesai?" tanya Agatha
"Gak penting, sekarang tuh yang penting kamu"
"Jarang jarang loh kamu bisa tutup toko lebih awal" jawab Reyhan
"Yaudah deh terserah kamu aja" pasrah Agatha, tak bisa dipungkiri ia pun merasa senang dengan perhatian sang kekasih
Beberapa saat kemudian Reyhan tergesa gesa menuju parkiran, takut Agatha akan menunggunya terlalu lama.
Sellena yang memang satu kampus dengan Reyhan pun melihat itu, dengan terburu buru pula Sellena mengikuti mobil Reyhan. Yah...memang selama ini Sellena menyukai Reyhan. Berkali kali ia mencoba mendekati Reyhan, namun ternyata Reyhan sudah memiliki pacar yang ia sendiri belum tau siapa orangnya
Ditengah tengah perjalanan, Sellena merasa ada yang aneh dengan mobilnya. Ia pun turun dari mobil dan mengecek keadaan mobilnya, ternyata ban mobilnya kempes
"Sial, pake acara kempes segala lagi bannya" kesal Sellena, alhasil ia pun kehilangan jejak mobil Reyhan
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 130 Episodes
Comments
Sukliang
jodohkah agatha dg bryan
2022-06-15
1
Rinjani
Selena pasti jebak Reyhan dan selingkuh deh ..Agatha .. Bryan lagi bete eee ada Agatha pasti deh ...lupain Viona sip deh
2022-03-21
0
Eonni Maharani
curiga deh sama viona..jangan"dia selingkuh lagi SMA spupu brayen,
2021-12-25
0