Beberapa saat kemudian, Reyhan pun telah sampai ditoko lukisan milik Agatha. Ternyata kekasihnya tersebut kini telah menunggunya didepan
"Maaf...kamu udah lama ya nunggunya?" tanya Reyhan usai turun dari mobilnya
"Nggak kok" jawab Agatha tersenyum manis, hingga menampilkan deretan gigi putih bersihnya
"Yaudah ayo" ajak Reyhan. Agatha pun mengikuti Reyhan
"Emmm kita mau kemana?" tanya Agatha saat sudah berada didalam mobil
"Gimana kalo kita nonton aja" tawar Reyhan
"Emmm...oke deh, tapi habis itu beliin aku mie setan yah" pinta Agatha.
"Kamu itu kok makan makanan pedes gitu sih?" kesal Reyhan
"Gak papa kali, sumber energi itu mah biar daya tahan hidupku kuat" jawab Agatha
"Huftt....ya udah iya terserah kamu" pasrah Reyhan
Agatha dan Reyhan pun berangkat, selam perjalanan mereka banyak menceritakan hal hal kecil unfaedah namun bisa mengundang tawa
Katanya orang orang hal yang paling membahagiakan dari suatu moment ialah dengan siapa moment itu sendiri diciptakan
Hari ini Agatha dan Reyhan benar benar menghabiskan waktu bersama, istilahnya sih quality time dengan pasangan. Dimulai dari menonton, makan dan dilanjut dengan acara jalan jalan. Hingga tak terasa hari sudah mulai petang
"Dari mana aja kamu?" tanya Mama Sinta tak suka melihat kedatangan Agatha
"Toko" jawab Agatha singkat dengan muka datar lah wajah yang ia tunjukan untuk Mama tirinya ini
"Alah, kaya tuh toko rame aja sampe jam segini baru pulang kamu" sinis Mama Sinta
"Huffff"...Agatha mengambil nafas panjang lalu dihembuskan sebelum akhirnya ia menjawab nyinyiran Mama tirinya tersebut
"Maaf ya mak, tuh toko kan toko gue"
"Nih badan juga badan gue sendiri jadi terserah gue lah mau pulang jam berapa"
"Sibuk banget deh situ ngurusin hidup gue" karena terlanjur kesal Agatha pun mengeluarkan ketidaksopanannya, sekalian saja jika tadi pagi ia dihina karena katanya ia tak memiliki sopan santun. Maka detik ini juga tak akan ada sopan santun lagi untuk Mama tirinya tersebut
"Cih..Das..." ucap Mama Sinta belum tuntas
"Anak gak tau diri kan?" potong Agatha, karena ia sudah hafal betul dengan kata kata pedas yang akan dilontarkan Mama tirinya tersebut
"Baguslah, akhirnya lo sadar juga" sahut Sellena yang baru saja datang
"Gak nyadar lo, emang ada hal yang bisa dibanggain dari lo" sinis Agatha
"Apa maksud lo" geram Sellena tak terima dengan ucapan Agatha
"Yayaya....lo kan sering banget yah sama mak lo ini ngehina toko gue"
"Ya...meskipun bener kata kalian kalo toko gue kecil, tapi toko kecil gue itu dari hasil usaha gue sendiri"
"Sedangkan lo, kuliah sih kuliah tapi hasil dari lo minta uang ke Papa"
"Mending sih kalo lo bisa kuliah dengan bea siswa, lo boleh bangga sama diri lo sendiri"
"Nah ini? ...apa yang bisa lo banggain?" sindir Agatha
"Karena gue masih punya orang tua lengkap, makanya mereka biayain hidup gue"
"Seharusnya lo musti tau diri dan juga sadar diri akan posisi lo" Skak Sellena
Benar saja, mendengar kata kata pedas yang Sellena ucapkan itu bagai busur panah yang langsung melesat tepat kejantungnya. Seketika itu juga mata Agatha tampak berkaca kaca
Tak kuasa jika harus mendengar hinaan dari Sellena dan Mama Sinta lebih dalam lagi, akhirnya Agatha memutuskan untuk bergegas pergi dari tempat itu. Yah...Agatha langsung berlari menuju kamarnya
Brakkkk...Agatha menutup pintu dengan keras, seakan akan tengah melampiaskan semua kekasalan dan kemarahannya
Hiks...hiks....hiks....sroooks...tangis Agatha pecah saat itu juga. Agatha membanting dirinya keatas ranjang, menangis sejadi jadinya. Agatha tak sadar jika ada seseorang yang melihat dirinya menangis dibalik celah pintu. Terlalu lelah menangis, Agatha sampai sampai tertidur
Dimeja makan Pak Surya
"Agatha mana?" tanya Pak Surya yang baru duduk
"Kayaknya ada dikamar deh pa" jawab Sellena
"Kok nggak ikut makan?" tanya Pak Surya
"Kecapaian kali pa" jawab Sellena
"Iya pa, mungkin ada masalah ditokonya sampai Agatha lelah" sahut Mama Sinta
Pak Surya hanya diam, diam dengan pikirannya sendiri selama beberapa saat. Lalu ia menyendok nasi yang ada dipiringnya, baru beberapa suapan nasi yang masuk kedalam mulutnya tapi terasa kenyang dan hambar untuk lidah Pak Baskoro
Tanpa menunggu makanannya habis, Pak Baskoro langsung berdiri, belum sampai ia melangkah meninggalkan meja makan tersebut
"Mau kemana pa?" tanya Mama Sinta melihat suaminya tiba tiba berdiri dengan tidak menghabiskan makanannya
"Ke kamar Papa udah selesai makannya, capek mau istirahat" jawab Pak Surya
Pak Surya pun berjalan meninggalkan meja makan menuju kamarnya, saat hendak menaiki tangga Pak Surya berpapasan dengan pembantunya yang baru turun dari tangga
"Eh bik, tolong kamu anterin makan malam buat Agatga kekamarnya ya" perintah Pak Surya
"Baik tuan" jawab pembantu tersebut dengan patuh
Sehabis cuci muka Pak Surya belum melihat tanda tanda kedatangan istrinya. Dilihatnya jam sudah menujukkan pukul 10 Malam. Memang biasanya dijam segini istrinya tersebut tengah menonton televisi, menghabiskan waktu dengan Sellena diruang keluarga
Pak Surya pun berjalan menuju balkon dengan membawa sebatang rokok yang ia selipkan diantara jari telunjuk dan jari tengahnya
Wushhh...hembusan kepulan asap rokok yang mengudara. Pak Surya menghisapnya kembali sambil memejamkan matanya, seperti tengah mendalami akar dari pikirannya yang kalut lalu dihempaskannya keudara bersamaan dengan hembusan kepulan rokok yang menguap diudara
Tok....tok...tok...non? Non Agatha
Tak ada sahutan dari dalam,, Bi Inah pun memutar handle pintu dan ternyata pintunya tidak dikunci
Bi Inah pun masuk kedalam kamar Agatha, dilihatnya nonanya kini tengah tertidur dengan posisi meringkuk ditambah dengan sisa sisa air mata dipipinya yang telah mengering. Diusapnya kepala Agatha dengan penuh kasih sayang dan lembut
"Non, non bangun non" Bi Inah mencoba membangunkan Agatha dengan mengguncang kecil bahunya, namun tak ada respon sama sekali
"Non" panggilnya lagi
"Eummmm" Agatha menggeliat dan mengerjapkan matanya beberapa kali, merasa terusik dengan sentuhan dan panggilan dari Bi Inah
"Bangun non udah malem, sebaiknya non makan dulu" ucap Bi Inah
Agatha mencoba duduk agar kesadarannya lekas kembali
"Makan dulu non" ucapnya lagi
"Iya bi, aku mau mandi dulu" jawab Agatha dengan suara serak khas bangun tidurnya
"Yaudah, kalau gitu bibi keluar dulu ya non" pamit Bi Inah
"He eum, makasih ya bik" ucap Agatha
Agatha pun bangun lalu memasuki kamar mandinya, membersihkan tubuhnya dibawah guyuran shower. Beberapa saat kemudian Agatha keluar dari kamar mandinya dengan tubuh yang jelas jelas terlihat lebih fresh.
Didekatinya makanan yang tadi dibawakan oleh Bi Inah. Ada nasi, ayam goreng, tumis kangkung, tempe goreng dan juga jus Alpukat. Tak menunggu lama Agatha pun langsung memakan makanan tersebut hingga tandas
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 130 Episodes
Comments
Sukliang
bapaknya lum sadar, msh di alam awang2 jd dak tsu yg mana anak kandung yg mana anak tiri
2022-06-15
1
Rinjani
pak Baskoro ooo nulis salah pak Surya seharusnya ya..kasian anaknya jd kayak anak Tiri ..kenapa Surya jahat yaa pasti Agatha pergi deh dr rumahnya dan pasti deh
2022-03-21
0
Wirda Lubis
kasihan aghata
2022-01-04
0