Entah sampai pukul berapa Bryan memikirkan tindakan selanjutnya hingga tak sadar ia mulai tertidur
Keesokan harinya Agatha menggeliat pelan dan mengerjapkan matanya beberapa kali menyesuaikan cahaya yang masuk.
Euh....lenguhnya, Agatha merubah posisinya yang tadinya berbaring kini duduk, dilihatnya pakaianyang bertebaran dilantai lalu Agatha melihat ke tubuhnya yang hanya berbalut selimut. Polos lah tubuh Agatha akibat perbuatannya semalam
Agatha menengok ke samping, dilihatnya Reyhan masih tertidur dengan selimut yang membungkus tubuhnya dengan posisi miring membelakanginya. Agatha merasa senang karena telah menyerahkan pada Reyhan aset paling berharganya, dengan ini Reyhan tak akan pernah lepas darinya. Perihal soal Sellena itu akan dipikirkan langkah selanjutnya nanti
Agatha berlahan turun dari kasurnya ingin mandi terlebih dahulu sebelum membangunkan Reyhan. Auhhh....rintih Agatha saat kakinya baru saja sekali melangkah, diantara kedua pahanya Agatha merasakan perih juga dibagian selangkangannya
Perlahan lahan Agatha memunguti pakaiannya yang bertebaran dilantai, beruntung semalam Reyhan tak langsung menyobek bajunya hingga ia tak harus bingung akan memakai pakaian apa pagi ini.
Agatha melangkahkan kakinya pelan pelan meskipun rasa perih masih mendera intibdari tubuhnya. Hampir setengah jam Agatha berendam air hangat dalam bath up, setelah merasakan tubuhnya segar kembali Agatha pun memakai pakaiannya lalu keluar dari kamar mandi
Agatha menyisir rambutnya menggunakan jari jari nya hingga ia rasa rambutnya sudah sedikit rapi meskipun tak seperti jika ia menggunakan sisir. Agatha mendekati tubuh Reyhan yang masih dalam posisi semula, ia sedikit berjongkok ingin membangunkan Reyhan
"Rey...." Deg....
Agatha mematung dengan raut wajah terkejutnya. Bagaimana tak terkejut? Laki laki yang sejak semalam bersamanya yang ia itu adalah kekasihnya, Reyhan ternyata? Bukan Reyhan itulah jawabannya. Dia..dia Bryan? Yah dia Bryan, aku masih ingat laki laki ini lah yang pernah memesan lukisan padaku. Aku tau dia adalah anak dari orang kaya, ia adalah seorang CEO Agatha tau akan hal itu karena waktu itu Milla lah yang memberitahunya
Bagaimana ini? Hancur harga dirinya, mau ditaro dimana mukanya? Ia menyerahkan mahkotanya pada seorang laki laki yang baru ditemuinya sekali. Mungkin ini karma karena ia telah mengatai Sellena seorang ******? Lihatlah saat ini bahkan ia tak ada bedanya dari seorang ******
Meskipun semalam ia tengah berada dibawah pengaruh alkohol, namun ia masih ingat dengan jelas bahwa ia sendirilah yang memaksa bahkan menggoda laki laki yang dianggapnya Reyhan tadi malam dan ternyata adalah Reyhan
Agatha menangis dalam rasa terkejutnya, ia seakan akan tak mampu lagi untuk melanjutkan hidup. Mengapa? Mengapa masalah lagi lagi datang padanya. Padahal baru saja kemarin ia mendapati kabar pahit tentang kekasihnya sendiri yaitu Reyhan yang telah menghamili saudara tirinya sendiri, Sellena. Lalu apa lagi ini? Ia bahkan telah tidur dengan orang lain?
"Sebelum Bryan terbangun dari tidurnya, aku harus pergi dari sini...iya aku harus pergi" monolog Agatha.
Agatha melihat tasnya terletak di atas nakas, ia pun langsung mengambilnya ternyata isi nya masih utuh dan handphone nya juga ada di dalam tas itu. Agatha langsung pergi meninggalkan hotel tersebut.
"Aku harus kemana?" monolog Agatha didepan hotel
"Gak...aku gak boleh ada di kota ini, aku gak mau bikin Papa malu sama kelakuan aku meskipun aku kecewa padanya"
"Luar kota...yah keluar kota saja "
"Tidak ....jika hanya keluar kota Bryan pasti akan dengan mudah menemukanku, meskipun aku sama sekali tak berharap dia akan mencariku tapi lebih baik jika aku menghindari kemungkinan kemungkinan tersebut
Agatha menghentikan taksi sembari mencari cari tiket lewat aplikasi yang ada di handphone nya
"Ada" sumringah Agatha saat melihat ada tiket ke tempat yang dianggapnya cocok untuk melarikan diri
"Pak kita kebandara" ucap Agatha pada supir taksi tersebut
"Baik buk" jawab supir taksi tersebut
Didalam taksi Agatha terus memikirkan hal hal yang terjadi pada dirinya. Marah? Yah....Agatha tentu saja sangat marah, Benci? Yah...Agatha pun benci dengan apa yang terjadi dalam hidupnya namun benci dan marah yang ada pada dirinya hanyalah kata kata semu, bagaimana tidak? Agatha sendiri pun tak tau harus marah dan benci pada siapa, ini semua diluar kendalinya
Euh....lenguh Bryan mencoba bangun ia berusaha merubah posisi dari tidur miring ke duduk. Pening lah yang pertama kali ia rasakan mungkin karena semalam.ia begadang dan harus terbangun saat kantuk masih menderanya. Dilihatnya kesamping tak ada wanita yang semalam.menemaninya
Deg...."Dimana dia?" gumam Bryan karena tak mendapati Agatha diranjang nya. Bryan pun berlari ke kamar mandi, siapa atau Agatha tengah berada didalamnya. Tanpa menunggu lama Bryan pun mengecek kamari mandi. Di pegangnya handle pintu, berlahan lahan tangannya membuka dan mendorong pintu tersebut, persetan jika nanti Agatha akan marah karena ia dengan lancang membuk Kamar mandi saat ada dia didalamnya sudah tak Bryan hiraukan lagi, yang terpenting ia tahu keberadaan Agatha.
Kosong? Itulah yang pertama kali Bryan lihat saat berhasil membuka pintu, lalu dimana Agatha jika tak berada di kamar mandi? Pikiran kalut pun mulai menghampiri Bryan, bagaimana dia bisa pergi padahal dirinya dan dirinya belum berbicara sama sekali mengenai tindak lanjut dari kejadian semalam.
Atau jangan jangan wanita itu sama sekali tak perduli dengan apa yang telah dilalui semalam, tanpa menunggu lebih lama lagi Bryan langsung mengambil pakaiannya yang masih berserakan dilantai dekat dengan ranjangnya. Bryan memakainya dengan cepat, siapa tau saja Agatha baru keluar dari kamar karena ia merasa lapar dan tak enak hati jika harus membangunkannya...pikir Bryan positif
Seusai memakai kembali pakaiannya Bryan langsung berlari menuju meja resepsionis
"Mbak apa anda melihat wanita yang tasi malam datang dengan saya?" tanya Bryan, karena jam belum menunjukkan waktu umun untuk berganti shift, oleh karena itu ia menanyakan dengan langsung pada sang resepsionis
"Oh....wanita yang semalam mabuk?" tanya sang resepsionis memastikan
"Ha...iya mbak ..iya" jawab Bryan antusias
"Emmm...wanita yang tadi malam datang bersama bapak tadi saya lihat keluar dari hotel pak dan saat saya kedepan tak sengaja saya meliha wanita itu menaiki taksi, sepertinya selisih waktunya cukup lama pak dari keluarnya ia dari hotel hingga memasuki taksi sekitar hampir 20 menitan" jelas respesionis panjang lebar
Bryan menghela nafas frustasi, kemana perginya wanita itu? Kemana aku harus mencarinya...pikir Bryan. Entah mengapa Bryan memjadi sangat kacau dengan kepergian Agatha yang tak pamit dengan dirinya, bukan karena suka atau apa tapi Bryan masih merasa bersalah dengan kejadian tadi malam karena ia tak dapat mengintrol dirinya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 130 Episodes
Comments
Wirda Lubis
Agatha kok pergi Bryan kan tanggung jawab
2022-01-04
1
A.0122
dan sama² berpikir yg lain dr pikiran orang yg dipikirkan
2021-12-22
0
anggun
lnjut
2021-11-18
0