Prangggg......gelas berisi air putih dimejanya terjatuh dilantai hingga menimbulkan suara nyaring. Itu terjadi karena Bryan meratakan isi meja sebelah kananya dengan sapuan tangannya
Srekkkk....kertas yang tadi diharap harapkan cemas nya kini dirobeknya dengan brutal seolah olah sama sekali tak ingin melihat informasi itu lagi
Bagaimana tidak informasi yang tadi aangat diharapkannya tinggi tinggi untuk membuktikan pada Mama dan keluarganya bahwa Viola adalah wanita baik baik yang dapat dipercaya akan kesetiaannya, Namun semuanya hilang dengan bukti informasi yang baru saja dilihatnya.
Viola sendiri yang meminta agar mampu meraih impiannya, agar orang lain bangga dengan dirinya karena pencapian dari bakat yang katanya dimilikinya
Kini matanya nanar menatap foto foto yang berisi mulai dari Viola yang bergandengan tangan, jalan jalan, bahkan berkahir diranjang hotel dengan pria yang sama, Bryan sendiri sama sekali tak tau menahu siapa laki laki yang bersama Viola tersebut
"Wanita murahan" teiak Bryan frustasi, menggebrak gebrak mejanya beberapa kali hingga menimbulkan bunyi keras dan nyaring yang tak sedap untu didengarkan. Diluar ruangan Bryan, Agam menghela nafas panjang beberapa kali dan mencoba memahami situasi yang saat ini tengah dirasakan oleh Bossnya tersebut sembari menunggu aba aba yang akan diperintahkan Bryan nantinya
Didalam sana Bryan teriak teriak dan memukul apapun yang bisa dipukulnya beberapa kali hingga tangannya kini terdapat bercak kemerahan yang ia sendiri tak merasakan dari mana tepatnya cairan merah itu keluar
Puas dengan luapan emosinya, Bryan keluar dari ruangannya dengan wajah sangar, berlalu begitu saja melewati tubuh Agam. Padahal Agam sendiri telah siap siaga jika tiba tiba Bossnya tersebut akan memberikan perintah lanjutan
Bryan memasuki mobilnya tanpa memperdulikan Agam asistennya, mobil yang dibawanya lamgsung melesat membelah jalanan malam. Agam yang melihat itu merasa prihatin dengan yang dirasakan Bossnya juga Khawatir karena melihat cara Bossnya itu melajukan mobilnya sepeeti pembalap. Mungkin bahan bakar yang ada didalam mobil bertambah dengan bahan bakar tambahan dari luapan emosi Bryan
Tujuannya adalah padepokan agar ia bisa meluapkan emosinya dengan beradu kekuatan dengan para peserta yang akan mengikuti pertandingan silat bergengsi yang akan diadakan sebentar lagi. Sekaligus untuk mengasah kemampuan para peserta nantinya yang akan Bryan ajak sebagai partner beradu kekuatan
Tidak...tidak tempat itu bukanlah tempat singgah yang tepat untuk saat ini. Bisa jadi nantinya ia malah akan menyakiti partner bertarungnya karena tak bisa mengontrol emosinya sendiri dan berakibat pada gagalnya peserta tersebut dalam mengikuti kompetisi, semua itu memang pertimbangan yang matang karena kepiawaian dan kemahiran Bryan dalam dunia pencak silat memang tak boleh diragukan sama sekali
Lagipula jika nanti ia akan meluapkan emosinya dengan pukulan baku hantam bukan kelegaan yang akan didapatkannya melainkan emosi yang akan terus memuncak mengingat ingat penghianatan yang dilakukan Viola. Maklumlah...katanya semakin kita melupakan maka yang akan terjadi adalah semakin kuat ia akan mengingatnya
Jika ia tak bisa meluapkan emosinya lewat jalur sadar maka ia hanya bisa melupakannya dengan jalur yang akan membuatnya melayang tinggi melewati batas kewajaran. Biarlah ia akan dianggap laki laki pecundang yang melampiaskan masalahnya dengan minuman haram yang terpenting saat ini ia harus bisa menepiskan amarahnya dengan cara apapun
Dengan tekad yang bulat, Bryan melajukan mobilnya menuju bar hiburan malam ternama di ibu kota
"Pak anterin saya ke toko lukisan A" ucap Agatha pada supir taksi yang ditumpanginya
"Baik neng" ucap supir taksi tersebut
Milla, iya ia harus menghubungi Milla terlebih daluhu saat ini, bukan untuk meminta bantuan Milla agar membantunya melarikan diri namun meminta bantuan Milla untuk mengelola Toko Lukisannya.
Walaupun Milla tak sepandai Agatha dalam melukis, namun Milla juga bisa dikatakan cukup mumpuni dalam melukis karena selama ini Agatha memang selalu mengajarkan pada Milla cara melukis. Namun Milla tak mau mengambil pesanan melukis dengan lukisannya sendiri karena gak ingin mengecewakan konsumen dengan hasil karyanya yang tak sebagus karya lukisan Agatha
Milla sudah memiliki kemampuan yang mumpuni, aku yakin dia pasti bisa mengelola tokonya. Optimis Agatha
Dirogohkannya ponsel yang berada di saku kemejanya lalu memcari kontak milik Milla
"Halo" salam Agatha saat panggilannya telah diangkat oleh Milla
"Halo ta, ada apa? Kamu minta ditambah lagi cutinya supaya bisa maksimal istirahat? Bisa kok ta" tanya Milla dengan sok taunya
"Emm bukan itu mil" tutur Agatha
"Lo kenapa ta? Kok serak banget suara lo? Lo habis nangis?" pertanyaan bertubi tubi keluar dari mulut Milla
"Em Mil, aku cuma mau ngomong kalau untuk sementara waktu kamu yang jaga tokonya ya mil" ujar Agatha
"Kenapa? Lo mau istirahat ya?" tanya Milla memastikan
"Iya mil" jawab Agatha cepat membenarkan tebakan Milla
"Em..aku mau ketoko ngambil barang aku yang kelupaan tadi tapi aku lupa aku gak bawa kuncinya"
"Nanti aku bakal lewat pintu belakang ya" tutur Milla
"Emmm Kal...." belum sempat Milla melanjutkan kata katanya, Agatha lebih dulu memutuskan panggilan karena tak ingin mendapat pertanyaan atau tebakan apapun dari Milla
Sesampainya di toko Agatha langsung masuk toko lewat belakang. Tujuannya adalah ruangan pribadinya, ditariknya laci mejanya. Ada 3 Atm, diambilnya 2 Atm dan disisakan 1 untuk Milla agar tetap bisa menstabilkan keperluan toko
Saat hendak meninggalkan meja, tak sengaja pandangannya tertuju pada selembar kertas terbalik yang tertindih buku. Dilihatnya benda tersebut ternyata foto keluarga kecilnya sendiri foto dirinya, Mama dan Papanya yang ia bawa ketoko setelah peristiwa dirumahnya itu. Dimasukkannya foto tersebut pada sakunya bersama kartu Atm nya. Iya...ia akan membawa benda benda tersebut untuk dibawanya pergi
Tidak....ia tak bisa pergi meninggalkan Ibu kota dalam keadaan kacau seperti ini, ia harus mencari tempat untuk menenangkan dirinya sesaat.
Berjalan menyusuri Ibu kota seraya mencari referensi tempat mana yang akan dia kunjungi, iringan langkahnya ditemani suara deru mesin mobil yang lewat dijalanan hingga mengakibatkan padat nya jalanan ibu kota malam ini. Ditambah dengan suasana malam yang nampak mendung, tapi jika dilihat ketebalan awannya sepertinya tak akan sampai mengakibatkan hujan yang lebat atau bahkan tak akan hujan sama sekali nantinya
Langkah demi langkah ia menyusuri Ibu kota sampai kedua matanya menemukan tempat yang saat ini Agatha rasa merupakan tempat yang cocok untuk singgah. Menimang nimang sebentar untuk meyakinkan pada dirinya jika itu adalah tempat yang paling tepat saat ini. Agatha pun memantapkan langkah kakinya memasuki tempat tersebut
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 130 Episodes
Comments
Sukliang
aduhhhhh
2022-06-15
1
Rinjani
kecewa dah biar deh pasti minum dan terjadi deh😩🤦♀️
2022-03-21
0
A.0122
dan dua orang yg sedang patah hati akan berakhir di ranjang nie
2021-12-22
0