Pagi harinya
Citra bangun dari tidurnya, mencoba mengerjap- ngerjapkan mata dan mengumpulkan kesadarannya, citra mengingat lagi kejadian tadi malam.
Buliran air mata seketika keluar membasahi pipinya, citra membuka selimut yang menutupi tubuh polosnya dan kembali menangis saat melihat beberapa tanda di bagian tubuhnya.
Citra berbalik dan menatap wajah damai Adit yang masih tertidur lelap disampingnya dengan tangan yang setia melingkar diperutnya.
"bodoh, bodoh" *citra merutuki kebodohannya.
Citra mencoba untuk berdiri dan pergi kekamar mandi untuk membersihkan tubuhnya, baru saja citra melangkahkan kakinya dia langsung terjatuh karena merasakan sakit dan perih yang luar biasa dibagian tengah selangkanya.
*BUG* "awww"
Suara teriakan citra membangunkan Adit yang masih tertidur lelap.
"sayang" *Adit seketika turun dari tempat tidur dan membantu citra berdiri.
Citra menyingkirkan tangan Adit dan mencoba menahan rasa sakitnya lalu berjalan masuk kekamar mandi.
Melihat sikap citra Aditpun terdiam, dia merasa bersalah karena telah melakukan hal yang seharusnya tidak pernah dia lakukan sebelum dia dan citra menikah.
****** Adit memukul tembok yang berada disebelahnya dengan sangat keras hingga tangannya mengeluarkan darah.
Didalam kamar mandi, citra kembali menangis menyesali perbuatannya dengan Adit, citra berdiri dibawah shower dan menyalakannya.
Air mulai mengguyur seluruh tubuhnya dan dengan cepat citra menggosok-gosok tubuhnya dengan cukup keras, tubuh yang penuh dosa.
"ya Tuhan maafkan citra" *citra meraung menangis dengan cukup keras hingga terdengar oleh Adit.
Adit yang panik berlari dan mengetuk pintu kamar mandi "tok,tok,tok, sayang kamu kenapa?
"," citra terus saja menangis tanpa menghiraukan Adit yang terus saja menggedor-gedor pintu kamar mandi.
Adit yang tidak mendapat jawaban dari citra kembali menggedor pintu "citra, sayang, are you oke, buka pintunya sayang", dan citra kembali tidak menjawab ucapan Adit.
Adit tertunduk dan duduk didepan pintu menunggu citra keluar, tidak berselang lama pintu kamar mandi dibuka oleh citra.
lAdit berdiri "sayang kamu ngga papa kan? *ucap Adit dan berniat untuk melihat bagian tubuh citra siapa tau ada yang luka.
Belum sempat Adit menyentuh bagian tubuh citra, citra spontan menghindar "jangan sentuh aku" *citra berbicara dengan suara yang bergetar menahan tangis.
"sayang kalau kamu marah, karena kejadian tadi malam mas minta maaf, tapi sungguh mas tidak berniat sengaja melakukan itu"
"STOP" citra mau pulang" *citra berjalan kearah arah pintu kamar dan membukanya, terlihat sudah ada baju citra dan juga Adit yang tadi malam diloundry oleh pihak hotel.
Citra membawa bajunya masuk kedalam kamar dan memakai bajunya kembali dikamar mandi.
Sedangkan Adit masih duduk disofa dengan air mata yang mulai menetes di pipinya, dia sangat takut jika citra sampai meninggalkannya.
Citra adalah cinta pertama Adit, dan Adit sangat mencintainya, dia tidak akan sanggup jika sampai citra meninggalkannya.
Beberapa menit kemudian citra keluar dari kamar mandi dengan memakai baju yang kemarin dia pakai, dan duduk diranjang mengacuhkan Adit.
Adit yang merasa diacuhkan berjalan kekamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.
20 menit berlalu Adit keluar dan sudah memakai bajunya.
Adit mendekati citra yang sedang duduk dengan wajah yang tertunduk "sayang, ka"
"aku mau pulang sekarang" *belum sempat Adit menyelesaikan ucapannya citra sudah memotongnya.
"iya tapi mas mohon kamu jangan marah sama mas cit, mas janji mas bakal tanggung jawab sayang plis"
"mas citra mau pulang"
"janji dulu jangan marah sama mas" *Adit menggenggam tangan citra dan dengan cepat citra melepaskan genggamannya.
"citra bilang, citra mau pulang, kalau mas ngga mau anterin citra, citra akan pulang sendiri"
"iya iya ayok kita pulang" *Adit akhirnya mengalah
Disepanjang perjalanan citra hanya diam menatap keluar jendela mobil, citra bukannya menyalahkan Adit, karena ini semua bukan hanya salah Adit tapi juga dirinya.
Hanya saja dia masih belum bisa menerima kenyataan kalau dia melakukan hubungan terlarang dengan Adit dengan status belum menikah, dia takut kalau sampai dia hamil, apa yang akan orang katakan padanya.
Membayangkan itu semua citra kembali menangis.
"Sayang maafin mas, kalau kamu marah pukul saja mas, maki mas tapi plis jangan diemin mas kaya gini"
"," citra tetap saja diam.
Aditpun kembali fokus kejalan hingga sampai diapartemen citra, Adit menghentikan mobilnya dan berniat membuka pintu mobil namun suara citra menghentikan niatnya.
"mas Adit ngga usah turun"
"kenapa sayang, kamu masih marah sama mas?mas minta maaf"
"mas Adit ngga salah ini semua salah citra, mas," *citra menggantungkan ucapannya.
"kenapa sayang? *Adit menatap lekat mata indah citra yang sembap karena menangis.
"mas Adit, citra minta putus" *ucap citra lirih namun masih bisa terdengar jelas ditelinga Adit.
*DAMN* jantung Adit seketika berhenti mendengar ucapan citra, hal yang tidak ingin dia dengar seumur hidupnya.
"ngga , ngga citra, mas ngga mau"
"terserah mas Adit intinya citra pengin kita putus, maaf kalau selama ini citra banyak salah sama mas Adit" *citra langsung membuka pintu mobil Adit dan berlari keluar dengan menangis.
Adit teridam didalam mobil dan menangis disana "citra kenapa kita harus putus cit" *ucap Adit disela tangisannya.
Adit yang sudah sedikit tenang turun dari mobilnya dan menuju keunit apartemen citra dan mencoba membujuk citra untuk membukakan pintu, namun citra tetap saja tidak membukanya.
Aditpun berbalik badan dan pulang kerumahnya, dia berniat besok pagi akan kembali menemui citra.
Pagi harinya Adit datang ke apartemen citra, sebelum citra berangkat ketempat kerjanya, namun lagi-lagi citra tidak membukakan pintu untuknya dan Adit kembali pulang dengan hasil yang sia-sia.
Hampir setiap hari Adit bolak balik ke apartemen citra dan tetap saja citra tidak membukakan pintu untuknya.
Hingga hari ke 7 terdapat kertas bertuliskan RUMAH INI DIJUAL membuat Adit seketika lemas dan duduk dilantai didepan pintu apartemen citra.
"kenapa kamu ninggalin mas citra" *Adit menangis, Adit merasa dadanya sangat sesak, orang yang sama dia cintai pergi meninggalkan dia dengan cara seperti ini.
Sedangkan didalam apartemennya citra juga menangis mendengar tangisan Adit "maafin citra mas Adit"
Citra sebenarnya masih berada didalam, memang rumah citra akan dijual, namun calon pembeli baru bisa melunasi pembayarannya Minggu depan, jadi citra masih berada diapartemennya sampai Minggu depan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments