BAB 2

5menit berjalan Nana sampai didepan rumah yang tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil, dengan cat berwarna putih yang sedikit sudah memudar, citra bisa melihat kalau rumah tersebut sudah lama tidak ditinggali.

#Bug#

pria yang berada diboncengan citra terjatuh saat dirinya akan turun dari motor.

Citra yang melihatnya pun berteriak meminta bantuan kepada orang yang sedang lewat didepannya.

"kenapa mas aditnya mbak? * tanya Pak Aryo tetangga Adit yang kebetulan sedang lewat setelah membeli mie rebus di swalayan dekat perumahan mereka.

Aditya Mahesa putra dari pasangan Darma Mahesa dan Kim Nana, pria berdarah blesteran Indonesia - korea, dengan wajah yang sangat tampan, kulit putih dan mata sipitnya menurun dari ibu Adit yang berasal dari Korea, sedangkan alis tebal dengan tinggi yang proporsional menurun dari ayahnya.

"Pak, tolong ini masnya pingsan" * citra sangat panik karena baru pertama kali menangani orang yang pingsan.

"Ayo mbak, kita bawa mas Adit kedalam" *tetangga Adit mengangkat tubuh Adit dan membawanya kedalam rumah Adit yang kebetulan tidak terkunci.

Citra mengikuti pak Aryo yang membawa Adit kedalam rumah dan menuju ke kekamar milik adit.

Pak Aryo membaringkan tubuh Adit diranjang miliknya dan mencoba mencari minyak kayu putih untuk membantu Adit agar cepat sadar.

"Neng, kamu duduk saja disitu, jangan berdiri terus nanti capek" * pak Aryo menyuruh citra untuk duduk karena kasian melihat citra yang sedari tadi berdiri.

"iya pak" * citra mengangguk dan duduk dikursi yang tersedia dikamar milik Adit.

"pak Aryo , nama saya Aryo saya tetangga mas Adit dan saya teman dekat mendiang ayahnya mas Adit" *potong pak Aryo.

"Permisi pak, apakah mas Adit tidak punya sanak keluarga disini, saya lihat dari tadi disini sangat sepi seperti tidak ada orang?" *citra yang sedari tadi penasaran, akhirnya memberanikan diri untuk menanyakannya ke pak Aryo.

"Iya neng, disini mas Adit tinggal sendirian, ayahnya sudah lama meninggal, dan ibunya tinggal diluar negeri, disini hanya bapak yang dia kenal" *jawaban pak Aryo membuat citra kaget, namun dia hany mengangguk, Karena bukan urusan dia juga, pikir citra dalam hati.

Tidak lama setelah obrolan mereka selesai, Adit mulai menggerakkan tangannya dan sedikit membuka matanya.

"Pak Aryo mas Adit bergerak, mungkin dia mulai sadar pak" *Citra tersenyum melihat Adit yang sudah mulai siuman.

Benar saja, sekarang Adit sudah bisa membuka matanya, dan mengumpulkan kesadarannya.

"Pak Aryo, kenapa ada disini, trus apa yang terjadi dengan saya pak, kepala saya masih sedikit pusing"* Adit bertanya pada pak Aryo yang duduk dikursi sebelah ranjang miliknya.

"Tadi pas bapak dari swalayan depan, neng ini berteriak minta tolong, jadi bapak berlari mendekati neng ini, ternyata bapak lihat mas adit pingsan dengan tubuh yang basah kuyup dan kayaknya mas Adit tadi juga demam tinggi"

* jelas pak Aryo sambil menunjuk citra.

Adit menengok kearah yang ditunjuk oleh pak Aryo dan meliht gadis cantik yang tadi mengantarkan dirinya.

"terimakasih, sudah mengantarkan saya pulang" *Adit tersenyum kearah citra yang juga tersenyum menatapnya.

Deg.deg.deg.

Adit merasa gerakan jantungnya berubah menjadi tidak normal saat melihat senyum yang sangat cantik dari gadis didepannya itu.

"G*la, cantik banget" *ucap Adit dalam hati.

"Sama-sama, maaf juga kalau tadi saya menyuruh Anda untuk menjaga motor saya dengan keadaan hujan dan anda tidak memakai payung sehingga anda menjadi kedinginan lalu demam" *citra menunduk karena merasa bersalah.

"Tidak masalah, tadi juga salah saya juga yang lupa tidak bawa payung dan hujan-hujanan cukup lama dimakan" *ucap Adit agar citr tidak menyalahkan dirinya lagi.

"Nama saya Citra Larasati, panggil saja saya citra, karena mas Adit sudah baikan, saya pamit untuk pulang, karena sudah sangat malam" *citra pamit setelah melihat jam ditangannya sudah menunjukan pukul 9 malam.

"Iya betul, sudah malam tidak baik anak gadis belum pulang jam segini, mbak citra pulang saja, biar mas Adit bapak yang jagain"* pak Aryo mengantarkan citra sampai kedepan dan kembali kekamar Adit setelah citra menjalankan motornya dan sudah tidak terlihat.

"Makasih pak Aryo sudah mau menjaga Adit, maaf ya pak kalau Adit selalu merepotkan pak aryo *Adit tersenyum kearah pak Aryo.

Pak Aryo menggeleng "Jangan berbicara seperti itu mas Adit, mas Adit kannsudah bapak anggap sebagai anak bapak sendiri sejak dulu, justru bapak bahagia masih bisa membantu mas Adit" * Pak Aryo memang selalu baik pada Adit, dia sudah menganggap Adit sebagi anaknya sendiri karena pak Aryo yang sudah menikah dengan istrinya selama 22 tahun namun belum dikaruniai anak.

Pak Aryo pamit untuk pulang setelah melihat Adit sudah lebih baik, selain itu juga karena pak Aryo lupa belum menghubungi istrinya, pasti istriku khawatir" pikir pak Aryo.

Setelah pak Aryo pulang Adit yang sendirian dikamar, terus memikirkan wajah citra yang begitu cantik dan membuatnya jatuh cinta pada pandangan pertama.

"Semoga aku bisa bertemu lagi dengan kamu" *gumam Adit dan kembali memikirkan wajah citra membuatnya tersenyum sendiri.

Sungguh Adit tidak pernah menyangka, dia yang selama ini sulit sekali untuk jatuh cinta apalagi semenjak dirinya dihianati oleh mantan kekasih dan mantan sahabatnya sendiri saat masih dibangku sekolah menengah keatas dulu, yang membuatnya mati rasa dengan seorang perempuan.

Namun dengan citra dia justru langsung jatuh cinta dipandanan pertamanya.

Cukup lama Adit memikirkan citra, akhirnya matanya sudah tidak kuat menahan rasa kantuk akibat obat yang tadi dia minum.

Adit terlelap dengan harapan bisa bertemu dengan citra dimimpinya nanti.

Terpopuler

Comments

Marlin Rona

Marlin Rona

ujung ujungnya koin

2021-10-26

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!