BAB 5

"Mas Anton" * suara lirih citra memanggil nama kekasihnya yang sekarang sudah tiada.

Citra berlari masuk kedalam ruang ICU dan melihat jenazah kekasihnya yang sudah pucat dan terbujur kaku disana.

Sungguh seperti disambar petir disiang bolong, citra bahkan sudah tidak bisa berfikir apa-apa lagi, air matanya terus saja mengalir seakan tau perasaan yang sedang dialaminya saat ini.

Baru saja dia dan mas Anton saling bertukar pesan, bahkan citra masih sangat ingat wajah tampan kekasihnya yang tadi pagi menjemput dan berangkat kerja bersamanya.

"Ya Tuhan, setelah mas Anton kau ambil, dengan siapa lagi hamba hidup didunia ini, hamba benar-benar sendirian ya tuhan" *gumaman citra masih bisa didengar oleh Adit yang duduk disebelahnya.

Citra keluar dari ruang ICU dan duduk kembali dikursi ruang tunggu yang berada persis didepan ruang ICU, senang terus menunduk menangis.

Adit begitu tidak tega dengan wanita disebelah nya yang terlihat sangat rapuh, matanya yang semakin sembap dan tubuhnya yang bergetar, sungguh jika boleh Adit ingin sekali memeluknya dan menenangkan nya.

Namun dia hanya bisa melihatnya saja, bahkan untuk berbicara Adit belum berani.

Setelah cukup lama menangis, citra sedikit lebih tenang dan meminta bantuan kepada Adit untuk menelpon keluarga mas Anton.

"Mas Adit, apakah saya bisa meminta tolong" *ucapan citra diangguki oleh Adit.

"Tolong telpon keluarga mas Anton, untuk datang kerumah sakit ini, jangan bilang dulu keadaan mas Anton, biar nanti saya yang jelaskan"

Adit mengambil ponsel milik Anton yang tadi dia letakan dikursi tunggu sebelah citra, lalu menelpon keluarga Anton, seperti yang diperintahkan oleh citra dia hanya meminta keluarga Anton untuk datang, dan tidak memberitahukan keadaan Anton lalu meletakkan kembali ponsel milik anton.

Setelah menunggu kurang lebih satu jam,

akhirnya keluarga Anton datang dengan langkah yang tergesa-gesa, disana sudah terlihat ibu dan adik perempuan Anton dengan wajah panik mereknya, karena tadi saat Adit menelpon mereka, adit bilang kalau Anton kecelakaan tunggal dan saat ini sedang berada dirumah sakit Sehat Sentosa diruang ICU.

Ibu Anton yang melihat citra disana segera mendekati citra dan menanyakan kabar anaknya.

"citra bagaimana kabar Anton nak?" *Tanya ibu Anton pada citra yang terlihat sangat memprihatikan dengan mata sembap dan rambut yang sedikit berantakan.

Citra yang ditanya justru kembali menangis, jujur dia tidak sanggup untuk memberitahukan keadaan mas Anton saat ini.

Melihat citra yang justru menangis saat ditanya keadaan anaknya, membuat hati ibu Anton semakin tidak tenang "citra jawab pertanyaan ibu nak bagaimana kabar anak saya"

Adik perempuan Anton memegang pundak ibunya "Tenang Bu, biarkan mba citra menenangkan diri dulu"

"Biar saya saja yang memberikan tahukan bagaimana kabar anak ibu" * tiba-tiba Adit berbicara dan membuat mereka bertiga menoleh kearah Adit .

Ibu Anton berjalan mendekat kearah Adit dengan dituntun oleh adik perempuan Anton "anda siapa?"

"saya orang yang membawa anak ibu kerumah sakit ini Bu" * jawab sopan Adit kepada ibu Anton.

Adit akhirnya memberitahukan kondisi Anton "ibu mohon tenang ya Bu dan saya hanya mendoakan agar ibu diberi kesabaran dan semoga ibu bisa ikhlas, sebenarnya anak ibu sudah meninggal, karena penyumbatan pembuluh darah diotak akibat benturan benda keras saat anak ibu kecelakaan, dokter sudah berusaha semaksimal mungkin namun Alloh lebih sayang anak ibu"

Ibu Anton langsung pingsan ditempat, membuat semua yang berada didepan ruang ICU kaget, bahkan citra yang sedang duduk dan menangis langsung berdiri untuk membantu ibu Anton, Adit dan adik perempuan anton segera membawa ibu Anton ke kursi ruang tunggu dan citra dengan sigap duduk lalu ibu Anton dibaringkan dengan paha citra sebagai bantal.

"ibu bangun Bu" *ucap adik Anton dengan menangis, dia juga sangat terpukul dengan kabar kakaknya, ditambah dengan ibunya yang tidak sadarkan diri seperti sekarang.

Adit segera pergi meminta bantuan, tidak pernah disangka sebelumnya kalau Adit akan berada disituasi seperti ini, namun dia bertekad akan membantu mereka.

Tidak lama setelah Adit pergi, dia kembali dengan dokter yang sedang berjaga dirumah sakit tersebut, mereka mendekat kearah ibu dan memeriksa keadaannya.

"ibunya tidak papa, dia hanya syok dengan kabar anaknya, sebentar lagi beliau akan siuman, saya permisi dulu" *selesai memeriksa keadaan ibu Anton, dokter pamit untuk pergi.

Adik Anton masuk kedalam ruang ICU untuk melihat jenazah kakaknya "kakak, kenapa kakak tinggalin kita begitu cepat kak, apa kakak ngga kasihan sama kita kak, nanti siapa yang ngajarin Rani kalau Rani ngga bisa ngerjain PR, trus siapa yang nganterin ibu belanja kepasar buat belanja kalau kakak ngga ada, gimana kak? *Rani menangis tersedu-sedu.

Saat Rani sedang menangis, ibu Anton yang sudah sadar lari kearah tubuh anaknya yang sudah terbujur kaku dan ditutup dengan kain putih yang menutup wajahnya diranjang rumah sakit lalu memeluknya, sungguh beliau tidak tau lagi harus bagaimana "Ibu akan coba ikhlas nak, kamu yang tenang ya disana, ibu janji akan menjaga Rani dan citra dengan baik"

Saat ini memang hanya Rani yang tinggal bersama ibu Anton, karena kakak perempuan Anton yang bernama Ratih sudah menikah dan saat ini tinggal bersama suami dan anaknya.

Dengan sisa tabungannya Adit menuju kebagian administrasi untuk membayar perawatan Anton.

sedangkan citra, ibu Anton dan Rani masih berada didalam ruang ICU.

Setelah Adit membayar administrasinya, beberapa perawat masuk kedalam ruang ICU "Permisi, bisa minta tolong untuk menunggu diluar kami akan mengurus jenazah sebelum nanti dibawa pulang"

Ketiga wanita itupun keluar dan menunggu diluar, yang sudah ada Adit disana.

Setelah menunggu cukup lama perawat keluar dengan mendorong jenazak dengan menggunakan brankar menuju ke mobil ambulance, untuk nantinya mengantarkan jenazah ke rumahnya.

Ibu Anton naik kedalam mobil ambulance, sedangkan citra dan Rani mengikuti menggunakan motor milik Rani, dan Adit juga mengikuti dengan menggunakan mobilnya.

Entahlah Adit bahkan tidak kenal dengan keluarga almarhum, namun tidak tau kenapa hatinya menyuruh Adit untuk mengikuti gadis cantik yang sudah membuat hatinya luluh sejak pertemuan pertama mereka itu.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!