"nak citra" *ibu Anton kaget melihat citra yang sudah berdiri dibelakang mereka.
"ibu tolong jelasin ke citra maksud dari pembicaraan kalian" *ucap citra dengan mata yang sudah berkaca.
Sungguh citra tidak menyangka jika selama ini dibelakang dia, ibu Anton dan mas Adit telah merencanakan sebuah perjodohan antara dirinya dengan Adit, laki-laki yang baru dikenalinya sekitar 2 bulan yang lalu, sedangkan citra baru saja berduka karena kehilangan sosok kekasih yang sangat dia cintai dan lebih parahnya yang menjodohkan dia adalah ibu Anton sendiri.
"kamu duduk dulu disini sayang, biar ibu ceritakan maksud ibu" *ucap ibu Anton mencoba untuk tetap tenang.
Citra akhirnya berjalan mendekat kearah ibu Anton dan duduk dikursi yang bersebelahan dengan beliau.
"Sebenarnya ini bukan salah nak Adit, tapi ibu yang menginginkan kamu agar bisa dekat dengan nak adit"
"tapi kenapa Bu?
"Ibu hanya ingin ada orang yang bisa menjaga dan menyayangi kamu seperti almarhum anak ibu nak, ibu melakukan ini karena ibu sayang sama kamu seperti ibu sayang dengan anak-anak ibu sendiri, dan ibu memilih nak Adit karena ibu bisa melihat ketulusan dimatanya, percayalah nak kamu akan bahagia jika bersama nak Adit.
"tapi ibu juga tidak bisa memaksakan perasaan mas Adit untuk bisa suka sama citra kan Bu?
",," ibu Anton terdiam karena bingung harus menjawab apa.
"ibu tidak memaksakan perasaanku cit, karena sebelum ibu meminta aku untuk menjaga kamu, aku sudah suka sama kamu" *tiba-tiba Adit menjawab pertanyaan yang diberikan citra untuk ibu Anton.
Citra dan ibu Anton menatap wajah Adit yang terlihat begitu serius, ibu Anton tersenyum karen tanpa dia berbicara Adit sudah mau mengakui perasaannya pada citra.
Sedangkan citra seketika mematung mendengar ucapan Adit, dia baru menyadari perlakuan Adit selama ini padanya bukan semata-mata karena Adit menganggap citra sebagai teman, namun Adit lebih ingin menjadikan citra kekasih.
Citra berdiri dari duduknya dan berlari keluar rumah dan tidak lama kemudian hujanpun turun dengan begitu lebat, citra terus berlari kerah taman didekat rumah Anton, tempat favoritnya bersama almarhum jika citra berkunjung kerumah almarhum.
"Mas Anton maafin citra mas, citra sudah menghianati cinta kita mas, entah mulai kapan perasaan ini muncul, tapi yang aku rasakan aku merasa nyaman ketika sedang bersama dia" *citra berbicara dengan air mata yang terus mengalir dimatanya.
"citra akui perasaan ini terlalu cepat, tapi hati aku seolah tidak bisa untuk menolaknya mas, sekuat apapun aku mencobanya, maafin aku mas maaf"
Saat citra sedang menunduk sambil terus menangis tiba-tiba ada sebuah payung yang menghalanginya dari tetesan hujan.
Namun citra tidak menyadari itu, hingga suara yang sangat citra pahami sudah duduk disebelahnya.
"Jangan pernah merasa mbak citra sudah menghianati cinta mbak citra sama Almarhum kak Anton, mbak citra berhak bahagia dan mendapatkan pengganti almarhum, mba citra berhak untuk melanjutkan kehidupan mbak citra kedepannya, mba citra ngga boleh selalu terikat dengan masa lalu, apalagi kak Anton sudah tiada, dan rani juga yakin almarhum kak Anton pasti akan bahagia disurga jika melihat mba citra bahagia"
citra mendongak dan melihat Rani sudah berada disebelahnya dengan payung ditangannya.
"Rani?
Rani tersenyum dan memeluk tubuh citra "mba citra udah Rani anggap kakak Rani sendiri, Rani juga ingin mba citra bahagia"
Citra kembali menangis "Makasih ya Ran, mba juga sudah menganggap kamu adik kandung mbak sendiri, apalagi mba sudah tidak punya siapa-siapa lagi selain kalian"
"Rani, citra" * Adit dan ibu Anton baru saja sampai ditaman karena Adit tidak mungkin berlari meninggalkan ibu Anton sendiri apalagi beliau sudah tua dan tidak bisa berlari cepat.
Citra berbalik bada dan melihat dua orang yang tadi membicarakannya.
Adit mendekati citra " cit maaf ya kalau kamu tidak nyaman dengan ucapan aku tadi, aku tidak akan memaksa perasaan kamu, aku akan menunggu sampai kamu bisa membuka hati kamu sampai kapanpun"
"Walaupun sampai mbak citra tua mas Adit" *celetuk Rani dan langsung mendapat jeweran dari ibunya "dasar anak nakal, bisa-bisanya bercanda disituasi seperti ini"
"wkwkwk" *bukannya takut Rani justru terkekeh.
Citra yang melihat Rani dijewer tersenyum dan senyuman citra terlihat oleh Adit yang sedang menatapnya sedari tadi.
"Mas Adit, apa mas Adit serius suka sama citra?bukan karena kasihan?
"aku serius cit, aku tidak pernah main-main kalau sudah menyangkut perasaan"
"Udah mba citra terima aja" *celetuk Rani dan kembali mendapatkan jeweran dari ibunya.
"ihh ibu nanti lama- lama telinga Rani panjang loh dijewerin terus"
dan kali ini citra , Adit dan ibu Anton tertawa melihat wajah Rani.
"Bagaimana sayang apa kamu mau menerima nak Adit? *kali ini ibu Anton ikut bersuara.
Citra mengangguk dan dengan spontan Adit memeluk tubuh citra saking bahagianya.
"ett ett belum mukhrim ya" *ucap ibu Anton dan mereka berempat tertawa bahagia.
"akhirnya aku bisa memiliki kamu cit, aku janji akan terus menjaga kamu sampai maut memisahkan kita" *ucap Adit dalam hati sambil terus menatap wajah citra yang sedang tertawa
Mereka berempat pun kembali kerumah Anton dengan baju yang basah kuyup.
Citra naik keatas bersama Rani untuk mengganti bajunya, sedangkan Adit berganti baju dengan baju yang selalu dia bawa didalam mobilnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments