PILIHAN PEWARIS TUNGGAL
Hujan deras mengguyur kota B sejak sepuluh menit yang lalu.
Seorang Gadis cantik berdiri didepan pusara milik ibunya yang bertuliskan, CICILIA LARASATI, dengan memegang payung berwarna hitam, dan baju dengan warna senada.
CITRA LARASATI perempuan berumur 21 tahun yang tinggal sebatang kara dikota K, tanpa orang tuanya apalagi sanak saudara, dia tinggal diapartemen sempit peninggalan Ibunya yang merupakan harta warisan satu-satunya, ibu citra meninggal dunia saat citra berumur 18 tahun, sedangkan ayahnya pergi meninggalkan citra dan ibunya, sejak citra berumur 10 tahun.
"Ibu, hari ini adalah hari ulangtahun ibu, ingat ngga Bu, dulu, setiap hari ulang tahun ibu, pasti kita selalu merayakannya dengan makan sushi ditempat langganan kita" **citra mengeluarkan air matanya, air mata yang selalu jatuh setiap citra mengunjungi makam ibunya.
"Bu, citra Minggu lalu sudah diterima kerja di perusahaan yang selama ini citra inginkan, citra bahagia banget Bu, dan apa ibu tau, disana citra juga kerja bareng mas Anton, jadi bakal ada yang jagain citra disana.
Anton adalah kekasih citra, salah satu orang yang selalu ada didekatnya selama ini, bahkan saat ibu citra sakit-sakitan, Anton orang pertama yang akan membantunya, hubungan mereka sudah memasuki tahun ke 4 tahun ini, dan hubungan mereka terbilang sangat baik dan positif.
Anton adalah kakak kelas citra saat masih SMA dulu , namun mereka baru dekat saat citra kuliah di fakultas yang sama dengan Anton, sikap Anton yang dewasa dan bijaksana, membuat Nana seperti mendapatkan sosok ayah dalam diri Anton, dan Nana sangat beruntung bisa memiliki Anton.
Hujan yang mengguyur kota K semakin deras, Nana memutuskan untuk kembali ke apartemen nya, dia tidak mau terkena flu jika berlama-lama disana, besok masih harus bekerja untuk menyambung hidupnya.
"Ibu , citra pamit ya, kapan-kapan citra jenguk ibu lagi disini, sekali lagi *happy birthday to you*happy birthday to you*happy birthday to you ibuku sayang* " *citra menyanyikan lagu ulang tahun untuk ibunya sebelum dia beranjak dari makam ibunya.
Citra berjalan kearah motor yang dia parkirkan tidak jauh dari makam ibunya, saat dalam perjalanan dia melihat seorang laki-laki yang sedang berada didepan sebuah makam, dengan baju dan celana yang sudah basah kuyup, namun terlihat laki-laki tersebut, seolah tidak bergeming dari tempatnya.
Citra memberanikan diri untuk mendekati laki-laki tersebut.
"Permisi mas, ini payung saya dipakai saja, kebetulan saya sudah mau pulang, lihatlah badan anda sudah basah kuyup seperti itu" * citra menyodorkan payung ditangannya untuk dipakai laki-laki didepannya.
"Tidak perlu, biarkan saja saya seperti ini, anda bisa langsung pergi saja, saya hanya ingin sendiri" *laki-laki tersebut menolak payung yang disodorkan citra, membuat citra mengerut kan keningnya.
"kok bisa ada orang seperti ini si, dasar keras kepala" *Nana berbicara dalam hati, namun dia tetap pergi dari tempat itu.
Tidak lama berjalan, citra sudah sampai diparkiran untuk mengambil motornya yang sudah menunggunya sedari tadi.
Citra menaiki motor tersebut dan mencoba menyalakan mesin motornya, sekali, dua kali motor tidak bisa dinyalakan, Nana mencoba sekali lagi dan masih saja gagal.
Karena langit yang sudah hampir gelap, Nana memutuskan untuk menelpon kak Anton agar menjemputnya.
Citra segera mengambil ponsel dari tas selempang berwarna hitam miliknya, namun saat layar dipencet ponsel nya tidak menyala.
"Ya Tuhan, ponselku mati, bagaimana ini, be*o banget si kamu citra" **citra merutuki dirinya sendiri yang sampai lupa tidak mengisi baterai ponselnya sejak tadi malam.
Nana mencoba kembali menghidupkan motornya, namun berkali-kali dicoba masih belum bisa menyala.
"Sini biar saya bantu"* terdengar suara dari arah belakang citra, membuatnya menoleh untuk mengetahui si pemilik suara tersebut.
"Silahkan mas, ini kuncinya" **citra menyerahkan kunci motornya.
Laki-laki tersebut, mencoba menyalakan motor milik gadis didepannya, baru saja dia akan mengangkat motornya agar bisa distarter manual, dia melirik kearah tanda bensin yang sudah berada digaris berwarna merah bahkan dibawahnya lagi.
Laki-laki tersebut akhirnya membuka bagasi motor citra dan memeriksa isi bensin dimotornya.
"ini si kehabisan bensin mba"* laki-laki tersebut menghela nafas kasar karena dia sudah capek-capek membantu menghidupkan motor milik gadis cantik didepannya, ternyata penyebabnya adalah bensin yang kosong.
Citra yang malu menepuk jidatnya, dan tersenyum " ya tuhan, udah baterai ponsel habis, sekarang bensin juga habis" *ucapnya dalam hati.
"Mas tolong tunggu sini ya, jagain motor saya, saya kesitu sebentar beli bensinnya" **tunjuk citra kearah warung didepan area makam, yang berjualan bensin eceran.
Laki-laki tersebut mengangguk mengiyakan permintaan citra.
Citra berjalan kearah warung yang tidak jauh dari parkiran "permisi Bu, saya beli bensinnya, tapi nanti saya juga pinjam botolnya ya buat dibawa ke parkiran, soalnya saya kehabisan bensin Bu disana, nanti botol nya saya kembalikan lagi"
"Ohh, nggih mbak, silahkan" **ibu pemilik warung menyerahkan botol berisi bensin beserta corongnya.
"Terimakasih Bu" *setelah menerima bensin dari si ibu, citra berjalan kembali keparkiran untuk mengisi bensin dimotornya.
"Makasih ya mas, udah mau jagain motor saya" *citra berbicara pada laki-laki didepannya, namun laki-laki tersebut hanya diam tidak menjawab, bahkan dia seperti menggigil.
Citra berinisiatif mendekati laki-laki tersebut dan mencoba memegang keningnya.
"Astaga, ini panas sekali, anda demam mas, Yasudah saya kembaliin botolnya dulu kewarung depan, nanti saya antar anda pulang" **wajah Nana sudah panik, dia berpikir ini salah dia yang menyuruh laki-laki tersebut menjaga motornya dengan keadaan hujan dan tubuh basah kuyup.
Citra berlari dari arah warung penjual bensin, setelah selesai mengembalikan botol bensin milik warung tersebut.
"Ayo mas naik ke motor saya, saya antarkan anda pulang" **Citra mencoba membantu laki-laki tersebut untuk berdiri.
Setelah keduanya sudah naik, citra menjalankan motornya, didalam perjalanan citra bertanya pada laki-laki yang diboncengnya, alamat tempat tinggalnya.
"Mas rumah anda dimana, saya bingung mau mengantar anda kemana? * tidak mungkin kan citra membawa laki-laki dibelakangnya ke apartemen milik dia.
"Di jalan anggrek, rumah no 40 " * dengan suara lemah laki-laki tersebut mencoba berbicara pada gadis didepannya.
Citra melajukan motornya dengan cukup kencang, selain karena sudah malam, citra juga ingin segera sampai ke apartemen miliknya untuk mengisi baterai ponsel nya, dia ingin menghubungi mas Anton yang pasti sangat khawatir karena sedari tadi tidak ada kabar darinya.
5menit berjalan Nana sampai didepan rumah yang tidak terlalu besar namun tidak terlalu kecil, dengan cat berwarna putih yang sedikit sudah memudar, citra bisa melihat kalau rumah tersebut sudah lama tidak ditinggali.
#Bug#
Author : Wahh suara apa itu?penasaran?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments
Jenica Vanya
bingung nama nya.citra kadang nana😞😅😆
2022-10-19
0