BAB 11

Mereka berempat pun kembali kerumah Anton dengan baju yang basah kuyup.

Citra naik keatas bersama Rani untuk mengganti bajunya, sedangkan Adit berganti baju dengan baju ganti yang selalu dia bawa didalam mobilnya.

Setelah selesai mengganti baju, mereka berkumpul diruang tengah untuk menonton televisi sambil bercengkrama, dengan topik yang sedang sangat hangat saat ini yaitu "Bersatunya citra dengan Adit" Yaelah lebay deh author.wkwkwkw...

"assalamualaikum" saat Rani dan ibunya sedang asyik meledek citra dan Adit tiba-tiba Ratih datang bersama suami dan anaknya.

"wa'alaikusalam salam" *jawab kompak mereka berempat.

"waduh ponakan ganteng Tante ani Dateng, sini Tante Ani gendong" *ucap Rani pada gavin ponakannya yang baru berumur 2 tahun dengan tubuh gembul berkulit putih, dan belum begitu lancar berbicara.

"nda ah tatut datuh" *jawab Gavin dengan suaranya yang menggemaskan, membuat semua orang yang berada disana tertawa.

"kalau sama Tante Citra mau? *kali ini giliran citra yang berbicara pada Gavin.

Gavin menengok kearah citra lalu berlari kearahnya "ante cita Avin mau dendong ante cita" *Gavin memeluk tubuh citra dan meminta citra untuk menggendongnya.

Rani melotot melihat tingkah keponakannya, "bisa-bisa nya gavin lebih memilih mba citra dari pada aku yang tantenya sendiri, benar-benar anak kecil ini" *ucap Rani dalam hatinya yang tidak terima dengan sikap ponakannya.

"yaudah kalo Gavin ngga mau sama ante Ani nanti ngga ante kasih coklat loh" *ancam Rani pada ponakannya.

Mendengar ucapan Rani Gavin pun meminta turun dari gendongan citra dan berlari kearah Rani untuk meminta digendong Rani "giliran dikasih coklat aja mau" *ucap Rani dan semuanyapun tertawa, kecuali Gavin yang diam saja karena bingung melihat semua orang tertawa.

Ratih dan suaminya duduk diruang tengah setelah berjabat tangan dengan ibunya, Adit dan juga citra, sedangkan Rani membawa Gavin pergi ke kamarnya untuk mengambil coklat untuk keponakan tersayangnya.

Terlihat kedekatan mereka sudah tidak ada jarak, keluarga besar almarhum Anton sudah menganggap citra sebagai bagian dari keluarga mereka, dan semoga Anton juga bisa tenang disana , karena keluarga besarnya begitu paham tentang latar belakang keluarga citra dan sangat mengetahui bagaimana Anton sangat menjaga dan menyayangi citra selama 4 tahun ini.

Setelah sekian lama mengobrol tidak terasa jam sudah menunjukan pukul 19:00, dan mereka semua makan malam terlebih dahulu sebelum pamit pulang.

"ayo makan dulu, ibu sudah memasak banyak tadi"

"baik Bu"* jawab semuanya kompak.

Selesai makan Adit dan citra pamit terlebih dahulu.

"ibu citra pulang ya, Ran, mba Ratih, mas Bima pulang dulu ya" *ucap citra sambil berjabat tangan dengan mereka.

"hati-hati yan nak"

"hati-hati mba citra"

"hati-hati ya cit"

Citra tersenyum dan mengangguk.

"Semuanya Adit pulang ya" *kali ini tinggal Adit yang pamit.

"iya nak kamu hati-hati ya bawa mobilnya, ibu titip citra, ingat sebelum nikah jangan aneh-aneh"wkwkwkwk ibu Anton terkekeh meledek Adit.

"ngga macam-macam kok Bu paling cuma semacem aja" * ucap Adit membalasnya ledekan ibu Anton sambil melirik kearah citra.

Citra melotot mendengar ucapan Adit dan memukul lengannya "dasar nyebelin" *muka citra sudah seperti tomat matang karena menahan malu, bisa-bisa nya mas Adit ngomong kaya gitu didepan ibu, ucapnya dalam hati

"hahahaha" *seisi rumah tertawa melihat wajah citra kecuali Gavin yang sedari tadi sedang asyik memakan coklat berbentuk kotak dengan bungkus berwarna ungu, yang dikasih Tante Rani tadi.

Setelah berpamitan Adit melajukan mobilnya menuju apartemen citra, disepanjang perjalanan citra hanya diam karena merasa canggung duduk disebelah Adit dengan status barunya saat ini.

Citra masih tidak menyangka bahwa dirinya akan jatuh cinta dengan pria disebelahnya secepat ini, padahal mereka baru saja kenal sekitar 3 bulanan.

Mungkin karena Adit selalu memperlakukannya dengan baik, sehingga lama-lama hati citra luluh, mungkin karena Adit ganteng, atau mungkin karena Adit memang jodoh citra.

Entah apapun alasannya citra hanya berharap, semoga saja Adit memang pendamping yang terbaik dan bisa menjaga serta menyayanginya tulus.

"kok diem" *Adit memulai obrolan, karena sedari tadi mereka hanya diam, sebenarnya Adit tau kalau citra masih malu dan canggung dengan status mereka saat ini.

"ngga papa kok mas"

"mas tau kok, kamu masih canggung sama mas nanti lama kelamaan juga biasa"

Citra menatap wajah Adit yang juga sedang menatapnya, mata mereka sling bertemu dan tanpa citra sadari dia tersenyum manis, membuat Adit semakin tergila-gila pada gadis didepannya.

"udah liat depan lagi mas, ntar nabrak loh" *ucap citra pada Adit.

"hehe iya sayang" *ucap Adit membuat citra terbatuk-batuk.

"mas Adit panggil apa tadi? *tanya citra memastikan ucapan Adit barusan.

"sayang, sayang, sayang" *ucap Adit dengan senyum manisnya.

Citra spontan menutup wajahnya karena malu "mas Adit ngomong apa si"

"tapi kamu seneng kan?tuh senyum-senyum terus dari tadi, dan mukannya ngga usah dimerah-merahin gitu juga dong sayang"

",," bukannya menjawab citra malah membuang mukanya menghadap kearah jendela, sungguh panggilan itu membuatnya salah tingkah dan berbunga-bunga.

Sedangkan Adit terkekeh melihat tingkah kekasihnya.

Setelah menempuh perjalanan 15 menit mereka sampai diapartemen citra, Adit dan citra turun setelah memarkirkan mobilnya.

"sayang aku ngga mampir ya mau langsung pulang, soalnya besok aku kecafe pagi".

"ohh gitu ya"

"kenapa sayang? masih kangen ya?

"ngga kok " *ucap citra lirih

Melihat tingkah citra Adit merasa gemas "emm,, masih kangen ya sama mas, sini cium dulu biar ngga kangen lagi"

Citra lagi lagi melorot mendengar ucapan Adit "dasar mesum, byee" *ucap citra dan langsung masuk ke dalam apartemennya.

Adit tertawa terbahak-bahak melihat tingkah citra "beneran nih ngga mau"* teriak Adit dari luar pintu.

"udah sana mas Adit pulang aja"

"nanti kalo kangen gimana?

"mas Adit jangan mulai deh"

"hahaha, iya, iya mas pulang ya, assalamualaikum"

"wa'alaikusalam" *jawab citra dari dalam.

Setelah Adit pergi citra masuk kedalam kamarnya dengan senyum yang tidak pernah hilang dari bibir manisnya.

Sungguh hari ini dia begitu bahagia, citra berbaring diranjangnya, menatap langit-langit dikamar miliknya "mas Anton semoga kamu bahagia ya disana, citra akan selalu mendoakan kamu disetiap sholatku mas, dan mas juga tenang saja, karena sekarang udah ada yang ngejagain citra.

Citra pergi kekamar mandi untuk menggosok gigi dan mencuci muka setelah cukup lama membaringkan tubuhnya diranjang, lalu melanjutkan dengan ritual lainnya sebelum tidur, dan akhirnya matanya terpejam setelah selesai berbalas pesan dengan Adit

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!