Entahlah Adit bahkan tidak kenal dengan keluarga almarhum, namun tidak tau kenapa hatinya menyuruh Adit untuk mengikuti gadis cantik yang sudah membuat hatinya luluh sejak pertemuan pertama mereka itu.
Perjalanan membutuhkan waktu 45 menit untuk tiba dirumah keluarga Anton, ambulance berhenti didepan rumah yang sudah dipenuhi oleh sanak saudara dan para tetangga yang sengaja menunggu kedatangan jenazah dari rumah sakit.
para petugas rumah sakit bergegas menurunkan jenazah dari ambulance dan dibawa kedalam rumah, dengan dibantu oleh Gifran suami dari Ratih atau Kaka ipar Anton dan para tetangga yang hadir.
Sedangkan ibu Anton, citra, Rani dan juga Adit masuk kedalam rumah dan duduk dilantai didepan jenazah Anton.
Citra terus saja menangis dengan pandangan yang tidak pernah lepas dari jenazah kekasihnya "kenapa Tuhan begitu cepat memanggil kamu mas, jujur aku belum siap jika harus kehilangan kamu secepat ini, ya Alloh hamba sangat berharap ini hanya mimpi" *ucapnya dalam hati.
Adit yang berada disebelah ibu Anton, tepat berhadapan dengan citra terus saja memperhatikan citra yang tidak berhenti menangis, Adit sangat tau jika wanita dihadapannya itu sangat mencintai almarhum Anton.
Saat sedang fokus memperhatikan citra Adit samar-samar mendengar pembicaraan ibu ibu disebelahnya "kasian ya neng citra, padahal udah tunangan, pasti terpukul banget dia, semoga bisa dapetin pengganti mas Anton ya bu" *ucap ibu berjilbab hitam dengan gamis berwarna putih yang sedang berbisik kepada ibu disebelahnya.
Namun bisikan emak-emak memang kadang masih jelas terdengar oleh telinga normal disebelahnya "Iya, neng citra kan cantik trus baik banget , semoga bisa dikasih yang kaya mas Anton lagi ya Bu"
Adit kembali menatap wajah cantik citra, "mulai detik ini aku akan selalu ada didekat kamu dan akan selalu melindungi kamu, apapun yang terjadi" *Adit berucap dalam hati
Jenazah rencananya akan dikebumikan esok hari selepas sholat subuh, jadi para tamu laki-laki bergantian untuk membaca doa dan menjaga jenazah, sedangkan tamu dan keluarga perempuan sudah pulang dan sebagian menginap.
Citra yang tadinya pemit pulang tidak diperbolehkan oleh ibu Anton, selain sudah larut malam, ibu Anton tau betul perasaan citra saat ini "kamu jangan pulang dulu ya nak, tidur saja disini bareng si Rani"
Citra mengangguk mengiyakan permintaan ibu Anton, sedangkan Adit sudah pulang terlebih dahulu karena malam sudah semakin larut, walaupun awalnya ditahan juga oleh ibu Anton, namun setelah Adit berjanji besok akan datang kembali untuk mengikuti pemakaman Anton, akhirnya ibu Anton pasrah dan mengijinkan Adit pulang.
Rani mengajak citra untuk beristirahat di kamarnya "ayo mbak kita istirahat, biar besok kita bisa ikut pemakaman mas Anton"
Citra mengangguk dan berjalan mengikuti Rani kedalam kamarnya "Ran mba kekamar mandi dulu ya sebentar" *Pamit citra
Citra masuk kedalam kamar mandi yang berada di kamar Rani, didalam citra menghidupkan kran lalu kembali menangis sejadi-jadinya.
Rani yang samar-samar mendengar suara tangisan citra dari arah kamar mandipun ikut menangis, dia juga sangat kehilangan sosok kakak laki-laki yang paling baik untuknya, sama seperti citra yang kehilangan sosok kekasih bahkan calon suami.
Dilain tempat
Adit baru saja sampai dikediamannya, setelah memarkirkan mobilnya Adit langsung masuk ke kamarnya untuk membersihkan diri dan beristirahat.
Hari ini Adit tidak pernah menyangka akan mengalami kejadian yang mungkin tidak akan dia lupakan seumur hidupnya.
Baru saja beberapa hari yang lalu dia berdoa agar dipertemukan kembali dengan wanita yang sudah mengambil hatinya, dan Tuhan mengabulkan doanya tapi dengan cerita yang tidak pernah Adit bayangkan sebelumnya.
Entah itu takdir atau hanya kebetulan, Adit ternyata meminta pada tuhannya untuk dipertemukan kembali dengan wanita yang sudah menjadi tunangan orang.
Adit menuju kekamar mandi dan menyalakan shower yang mengalirkan air hangat disana, membuat otot-otot yang tadinya tegang berlangsung rileks.
Didalam aktivitas mandinya Adit terus saja memikirkan wajah citra yang sedari tadi terus saja menangis, "sepertinya kamu benar-benar kehilangan sekali atas kepergian almarhum, apa kamu begitu mencintainya, semoga suatu saat aku bisa menggantikan posisi almarhum dihati kamu ya cit"
Adit menyelesaikan mandinya dan berganti baju lalu istirahat, karena besok pagi dia harus kembali kerumah duka untuk mengikuti proses pemakaman almarhum, sesuai janjinya pada ibu almarhum.
Sedangkan citra yang sudah berbaring dikasur milik Rani masih belum bisa memejamkan matanya, rekaman tentang kenangan dirinya bersama mas Anton selalu berputar-putar dipikirannya, membuat citra kembali menangis dan menangis lagi, "tuhan tolong beri hamba kekuatan agar bisa ikhlas merelakan mas Anton pergi" *doa citra disela tangisnya.
Rani yang sempat terlelap merasa terusik dengan suara tangis citra dan membuatnya terbangun "mbak citra belum tidur? Mbak citra kan harus istirahat, mba citra ngga boleh terus larut dalam kesedihan seperti ini, karena mas Anton pasti sedih kalau lihat mba citra terus-menerus seperti ini"
Citra mengangguk lalu memeluk Rani dan Rani membalas pelukan citra "yaudah mba tidur kamu juga tidur lagi ya Ran"
Rani melepas pelukan citra lalu mengangguk dan mereka berdua akhirnya tidur.
PAGI HARI PUKUL 05:30
Para pelayat dan sanak saudara yang akan mengikuti jenazah ketempat peristirahatan terakhir sudah berkumpul dirumah duka begitu juga denga Adit yang sudah berada disana sejak pukul 05:00.
Setelah disholatkan jenazah dibawa menuju makam, citra bergandengan dengan Rani, Ratih dengan suami dan anaknya sedangkan ibu Anton digandeng oleh Adit.
Entah kenapa ibu Anton tidak mau jauh dari Adit, mungkin dia masih butuh sosok anak laki-laki disisinya, apalagi ibu Anton tau kalau Adit yang menolong almarhum anaknya.
Saat proses memasukan jenazah kedalam liang lahat citra tiba-tiba pingsan, dia sudah tidak kuasa menahan kesedihannya, tubuhnya tiba-tiba melemas saat melihat tubuh almarhum diangkat, matanya menghitam dan akhirnya dia tidak sadarkan diri.
Rani yang berada disebelah citra mencoba menopang tubuh citra, namun karena tubuh mereka hampir sama, ranipun tidak kuat menahan tubuh citra, ketika citra akan jatuh kebawah Adit dengan sigap menangkap tubuh citra dan segera mengangkat tubuh citra lalu mendudukkannya ditempat duduk yang tersedia disana.
Hingga proses pemakaman selesai citra masih belum sadarkan diri, Adit yang diminta ibu Anton menggendong citra kerumahnya lalu membawa citra dan menidurkannya dikamar Rani.
Saat Adit selesai menidurkan citra Adit keluar dari kamar dan sudah ada ibu Anton disana "Nak Adit, ibu bisa bicara sebentar dengan kamu"
AUTHOR :HAI READERS TERIMAKASIH YA UDAH MAU BACA CERITA AKU DAN TERIMAKASIH UNTUK LIKENYA.
DITUNGGU UP SELANJUTNYA.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments