Baru saja Sena membuka pintu toilet, rambutnya yang dikuncir ala kadarnya itu tiba-tiba dijambak oleh Mei. Membuatnya mengaduh kesakitan.
“Aaawwww.”
“Rasakan! Itu balasan untukmu yang sudah berani menamparku.” Mei menarik rambut Sena hingga ia berjalan mundur untuk mengikuti gerakan Mei yang memegang rambutnya dengan kasar.
“Aku menamparmu karena kamu memang pantas menerimanya. Ucapanmu nggak pake difilter, lihatlah perubahan dirimu yang jauh berbeda dari awal aku kenal dulu,” ucap Sena mencoba melepaskan diri dari jambakan Mei.
Namun, Mei seolah kesetanan. Gadis itu bahkan tak menggubris Sena yang merasakan kesakitan akibat ulahnya.
Sementara itu di depan toilet ada seorang cleaning service yang mendengar suara mengaduh Sena segera berlari untuk melihat situasi yang terjadi.
Pria berseragam biru itu begitu terkejut saat melihat seorang gadis yang menarik dengan kasar rambut seorang gadis lainnya. Tak berpikir panjang pria itu segera berlari untuk meminta bantuan.
Petugas cleaning service itu kembali dengan dua orang pria dan wanita yang kebetulan lewat di depan toilet. Seperti halnya pria cleaning service itu, kedua pria dan wanita itu tampak terkejut dengan pemandangan yang mereka lihat.
“Sena!” seru wanita yang merupakan mantan rekan kerjanya dulu.
Sena dan Mei segera menoleh dengan posisi Mei masih menjambak rambutnya dan ia memegang tangan Mei yang begitu kuat mencengkeram. Gadis itu reflek melepaskan rambutnya dan bersikap tak terjadi apa-apa.
“Ada apa ini?” suara berat seorang pria membuat semua yang berada di depan toilet menoleh ke arah pria tersebut.
Terlihat Zac diikuti dengan Pak Deni berdiri di belakang ketiga orang yang sudah menyaksikan perkelahian antara dirinya dan Mei.
Zac maju dua langkah dan kedua netranya langsung tertuju pada Sena yang rambutnya terlihat acak-acakan, pria itu tampak membulatkan mata tak percaya. “Apa yang terjadi denganmu, Nona Sena?”
Sena menundukkan kepala dan mencoba merapikan rambutnya, ia bingung harus memulai dari mana untuk menjelaskan semuanya. Namun, bagi Mei ini adalah kesempatan untuk mendapat perhatian CEO Montana itu.
Dengan bergaya memegang pipi bekas tamparannya tadi, gadis itu memasang wajah memelas. “Sena tadi menampar saya, Tuan!” ungkap Mei dengan mengelus pipinya.
Ia segera mendongak melihat Mei, wajahnya terlihat begitu gemas saat mendengar suara gadis itu yang dibuat manja.
“Benarkah? Nona Sena menampar Anda?” tanya Zac memastikan dengan kening berkerut.
Kesempatan itu tentu saja tidak dibiarkan begitu saja oleh Mei, gadis itu merasa mendapat perhatian dari pria penerus klan Hutama. Suatu kesempatan yang tak akan datang dua kali, bukan?
Namun, belum sempat Mei mengatakan sesuatu. Sena segera menyelanya. “Saya punya alasan kenapa menamparnya, Tuan!”
Seketika Mei langsung mendelik menatapnya.
“Alasan?”
Ia mengangguk, ia tidak ingin Mei berulah lagi dengan menebar kebohongan.
“Ta-tapi, saya mohon maaf. Saya tidak bisa mengatakan alasan saya di depan kalian semua karena ini menyangkut harga diri saya,” ucapnya seraya melihat secara bergantian kepada semua orang yang berada di sana.
“BOHONG!!! Sena bohong, Tuan!” teriak Mei tak terima. “Dia pasti akan memfitnah saya!” imbuh gadis itu.
“Maafkan atas ketidak nyamanan yang terjadi, Tuan. Saya akan segera mengurus semua ini,” ucap Pak Deni yang merasa tak enak dengan Zac.
Zac menoleh ke Pak Deni dengan mengulas senyum tipis. “Benarkah anda akan mengurus semuanya?” pertanyaan Zac tentu saja membuat pria di sampingnya mengerutkan kening heran.
“Tentu saja, Tuan? Saya akan mengurusnya.”
“Bukankah masalah Nona Sena yang terjadi beberapa hari lalu hingga membuatnya memilih keluar dari perusahaan anda biarkan begitu saja, tanpa berniat mengusut kebenarannya!” Zac meletakkan kedua tangan di saku celananya seraya kembali melanjutkan ucapannya. “Tapi saya bersyukur berkat masalah yang perusahaan Anda biarkan begitu saja, tanpa ada penyelesaiannya itu. Akhirnya sekarang saya mendapat sekretaris baru yang begitu cerdas dan kompeten.”
Pak Deni terlihat panik mendengar kalimat demi kalimat yang disampaikan Zac.
Zac mengalihkan perhatiannya pada Sena seraya kembali mengulas senyum. Pria tampan itu sepertinya belum puas, ia beralih mengatakan sesuatu kepada ketiga orang yang berdiri di sisi kanannya yang tampak bingung dengan ucapannya barusan.
“Siapa orang pertama yang melihat Nona Sena di dalam toilet tersebut?” tanya Zac seraya melihat kepada cleaning service dan dua orang sebelahnya.
“Sa-saya, Tuan! Saya orang pertama yang melihat kedua Nona ini!” ungkap cleaning service tersebut.
“Coba jelaskan kronologinya?” imbuh Pak Deni dengan menatap ke arah cleaning service itu.
“Waktu saya mau membersihkan toilet, saya melihat rambut Nona yang memakai celana jeans itu dijambak oleh Nona itu, lalu karena saya panik saya memanggil Mas Edo dan Mbk Dian yang kebetulan lewat di depan toilet. Kurang lebih seperti itu cerita awalnya, Pak!”
Penjelasan cleaning service itu membuat Mei mendelik menatap pria itu, tentu saja gadis itu tak ingin disalahkan. Ia ingin menjadikan peristiwa ini sebagai ajang untuk semakin menjatuhkan Sena.
“Tapi, itu tidak seperti yang kalian lihat. Saya hanya membela diri karena tindakan Sena,” ucap Mei dengan menggebu.
“Cukup, Mei!” bentak Pak Deni dengan menatap tajam Mei.
Zac tampak begitu malas melihat adegan di hadapannya. Ia berinisiatif mengajak Sena untuk segera pergi dari tempat tersebut. “Nona Sena, kita pergi sekarang!”
Sena yang masih berdiri di depan pintu toilet segera mengangguk. “Baik, Tuan!” ia berjalan melewati Mei, dan sekilas melihat cleaning service serta mantan rekan kerjanya seraya mengulas senyum tipis.
Namun, sebelum Zac melangkah. Ia kembali mengalihkan perhatiannya pada Pak Deni. “O ya, satu lagi. Jika anda ingin proyek Anda tetap berjalan lancar, lakukan tindak tegas kepada anak buah Anda yang sudah menyebarkan berita tidak benar, karena jika itu tidak anda lakukan. Saya tidak menjamin untuk melakukan kerja sama lagi di kemudian hari dengan perusahaan anda.”
Setelah menyampaikan kalimat itu Zac melangkah pergi diikuti dengan Sena di belakangnya. Pak Deni terlihat mengalihkan perhatian ke arah Mei dengan tatapan tak senang, kemudian tak lama pria itu memilih pergi dari tempat tersebut.
...🍁🍁🍁...
Halo teman-teman semua, jumpa lagi.
Kangen nggak sama aku? Nggak thor. Oh yawes kalau gitu. wkwkkwk (melas ya)
Tapi nggak apa-apa kok, meskipun ngga ada yang kangen aku tetap up kok. Malah double up lagi, semoga bisa menghibur teman-teman semua ya.
Jangan lupa tinggalkan jejak dengan milik like dan komen ya karena komentar teman-teman adalah semangat bagiku, semakin banyak komen. Semakin semangat pula aku 😍😍😍
Cukup segini saja cuap-cuap manjahnya, aku sayang teman-teman semuanya pokoknya.
sarangheyo, woaini, aishiteru, lope you 😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments
༄༅⃟𝐐•ωαƒєяqυєєη❤💜
hrsnya si Mei diturunkan lagi jabatannya atau lebih bagus lagi klo dia dipecat 😁
2022-03-07
1
Ani Ernawati
Dimana2 ad orang cari muka..
2021-10-28
1
Arieee
👍👍👍👍👍👍👍👍
2021-10-07
1