Resign

Hari ini, Sena resmi mengundurkan diri. Setelah semua yang ia lakukan untuk mendapatkan proyek besar dengan perusahaan Montana Group. Ia lebih memilih resign dan tak ingin lagi hidup di antara bayang-bayang orang yang ingin menyakitinya.

Apalagi tentang rumor yang diciptakan Mei sukses membuat satu kantor geger dan citranya di hadapan rekan kerjanya buruk. Ia memilih keluar dan mengabaikan anggapan orang terhadapnya. Kebenaran pasti akan terungkap dengan seiring berjalannya waktu.

Ya, walaupun tidak tentu kapan itu. Namun Sena berpegang teguh pada kalimat tersebut.

Meskipun sebagian dari rekan kerjanya banyak yang tidak percaya tentang rumor itu, dan memintanya untuk bertahan. Tapi itu sama sekali tak mengubah niat Sena untuk keluar dari perusahaan tempatnya bekerja.

🍁🍁🍁

Sementara itu di rumah orang tuanya terlihat Bu Indah sedang berkunjung, wanita yang pernah menawarkan pekerjaan kepada Sena itu tentu memiliki maksud datang ke rumahnya.

“Bu Indah, mau pesan nasi uduk?” tanya Bu Ratna yang merupakan Ibu Sena setelah mempersilahkan Bu Indah duduk di ruang tamu.

“Tidak, saya hanya ingin main saja, Bu.”

“Kalau begitu saya buatkan minum dulu, Bu.” Bu Ratna hendak bangun. Namun segera ditahan oleh Bu Indah.

“Nggak usah repot-repot, Bu. Kita ngobrol aja di sini.”

“Nggak repot kok, Bu,” kilah Bu Ratna seraya kembali beranjak dari tempat duduknya. “Bu Indah tunggu sebentar, ya.”

Wanita itu tak lagi bisa menolak. Setelah sepuluh menit Bu Ratna kembali ke ruang tamu dengan membawa nampan yang berisi dua teh hangat dan dua piring yang berisi kue Talam dan makanan khas Medan Bika Ambon yang tadi pagi diberi oleh Bu Rina.

“Mangga, Bu!”

“Aduh, jadi merepotkan, 'kan?”

“Sama sekali nggak merepotkan kok, Bu. Mangga dicicipi Bu kuenya.”

Bu Indah akhirnya mengambil Bika Ambon dan menggigitnya. “Begini, Bu. Kedatangan saya kesini untuk ngobrol masalah anak-anak.”

Bu Ratna tampak mengernyitkan kening, bingung dengan maksud dari ucapan wanita di hadapannya. “Maksud Bu Indah, masalah anak-anak. Bagaimana ya?”

Wanita yang mengenakan riasan sedikit tebal itu menggeser duduknya agar bisa lebih dekat dengan Bu Ratna. “Maksud saya, bagaimana kalau kita jodohkan saja anak kita. Selama ini saya selalu senang ketika melihat nak Sena, dia gadis yang baik, pintar dan nggak pernah neko-neko 'kan setahu saya.”

Wajah Bu Ratna seketika tampak terkejut, wanita yang sudah menjanda lima tahun itu benar-benar tak menyangka dengan maksud Bu Indah berkunjung ke rumahnya karena untuk mengatakan hal tersebut.

“Bagaimana Bu Ratna? Bu Ratna setuju 'kan dengan ide saya. Saya rasa Sena cocok dengan Evan, Sena cantik dan Evan tampan. Mereka pasti sangat serasi sekali,” ucap Bu Indah dengan mata berbinar senang.

“Aduh, gimana ya, Bu!” Bu Ratna tampak bingung memutuskan. “Saya tidak bisa mengatakan setuju atau tidaknya karena semua 'kan tergantung dengan Sena.”

Suara deru motor tiba-tiba terdengar di halaman rumah, Bu Ratna berdiri untuk melihat siapa yang datang.

“Siapa, Bu?” tanya Bu Indah yang juga ikut penasaran.

“Sena, Bu!”

“Wah, kebetulan sekali. Jadi kita bisa tanya langsung kepada nak Sena 'kan, ya.”

Bu Ratna hanya tersenyum menanggapi ucapan Bu indah, wanita itu tampak masih bingung antara pertama ide Bu Indah tentang perjodohan putrinya dan yang kedua kenapa Sena pulang lebih awal.

Gadis itu memberi salam dan ia sedikit terkejut karena melihat Bu Indah dan mamanya yang terlihat seperti sedang ngobrol serius.

“O, selamat pagi, Bu Indah!” sapa Sena saat ia sudah berada di ambang pintu.

“Nak Sena, kebetulan sekali. Ayo duduk sini, sayang!” ucap Bu Indah seraya menepuk sofa sebelahnya.

Ia mengangguk, lalu duduk di sebelah Bu Indah. Sena sempat melirik ke arah ibunya yang tampak bingung.

“Sena, kenapa kamu pulang lebih awal? Apa kamu sakit, Nak?” tanya ibunya dengan wajah khawatir.

Gadis itu menggeleng dengan mengulas senyum, mencoba terlihat baik-baik saja di depan ibunya dan Bu Indah. “Sena baik-baik saja, Bu. Hanya saja—.” ia menggantung kalimatnya, ia ragu antara mengatakan sejujurnya atau berkilah untuk saat ini.

Namun, ia tidak terbiasa berbohong. Sejak kecil ia dididik untuk jujur apapun konsekuensi yang ia dapat karena kejujuran adalah kualitas diri kita di mata orang lain. Satu kali saja kita berbohong, maka orang lain akan sulit mempercayai ucapan kita.

“Lalu kenapa kamu pulang, Nak? Apa ada masalah?”

Sena menatap secara gantian kepada ibunya dan Bu Indah, raut wajahnya terlihat jelas jika ia tampak ragu untuk mengatakan yang sebenarnya.

“Sepertinya saya datang di waktu yang tidak tepat, kalau begitu saya pulang saja, ya,” ucap Bu Indah yang merasa tak enak hati.

“Jangan, Bu. Anda sama sekali tidak mengganggu.”

“Tapi, nak Sena jadi tidak leluasa bicaranya, 'kan?”

“Saya hanya tidak enak mengatakannya, Bu,” ungkap Sena dengan mengelus tekuknya. Ia lalu menatap ibunya dan kembali berkata, “Hari ini Sena mengundurkan diri dari tempat Sena bekerja, Bu. Maafkan Sena!”

Ibunya tampak terkejut. Namun, itu hanya berlangsung beberapa detik. Sang Ibu sepertinya mengerti alasannya mengundurkan diri dari pekerjaannya, memang tidak mudah berada dalam satu kantor dengan orang yang pernah kita cintai.

Namun, berbeda dengan Bu Indah. Wanita itu tampak begitu semangat ketika mengetahui bahwa ia sudah resign dari pekerjaannya.

“Wah, bagus dong!” ucap Bu Indah spontan. Membuat ia dan ibunya menoleh heran ke arah Bu Indah.

“Maksud saya, bagus karena itu artinya nak Sena bisa bekerja di Coffe shop saya,” revisi wanita itu dengan mengulas senyum.

“Bagaimana nak Sena, kamu setuju 'kan?”

Ia melihat ke arah ibunya, setelah itu kembali mengalihkan perhatiannya pada Bu Indah. “Saya pikir-pikir dulu ya, Bu.”

“Iya, sayang. Jangan lama-lama ya mikirnya,” guyon Bu Indah seraya tertawa lirih. “O ya, sama satu lagi. Kedatangan saya kesini tadi untuk—.”

“Bu Indah untuk masalah itu, akan saya tanyakan sendiri kepada Sena!” potong Bu Ratna cepat.

Sena tampak tidak mengerti arah pembicaraan kedua wanita di hadapannya, tapi ia memilih tak ambil pusing.

🍁🍁🍁

Setelah kepergian Bu Indah, Sena beserta ibunya pergi ke warung untuk berjualan. Warung nasi uduk Bu Ratna yang berada di depan gang selalu ramai pengunjung. Setiap hari Bu Ratna di bantu oleh empat pegawai yang bertugas melayani pembeli.

Hari ini warung lebih ramai dari biasanya, tidak heran karena setiap Sena membantu ibunya berjualan banyak pengunjung khususnya para pria yang datang. Niat mereka tidak hanya untuk membeli makanan, tapi juga untuk melihat paras cantik seorang Sena.

Semuanya tampak berjalan lancar, setelah akhirnya datang dua orang pria yang mengenakan pakaian rapi dan membuat Sena terbelalak tak percaya.

“Nona, nasi uduk dua,” pesan salah seorang dari kedua pria itu.

Terpopuler

Comments

🍭ͪ ͩ𝕸y💞🅰️nnyᥫ᭡🍁❣️

🍭ͪ ͩ𝕸y💞🅰️nnyᥫ᭡🍁❣️

like.. like.. like

2022-11-04

0

ℒℴℴ𝓃𝓀Ryuzein•𖣤​᭄😎

ℒℴℴ𝓃𝓀Ryuzein•𖣤​᭄😎

kalo terlahir menjadi sebagai sorotan orang orang harus manfaatkan sebaik mungkin hehe...

2022-02-25

2

qii _ Naa

qii _ Naa

wah sena jadi daya tarik pembeli nasi uduk ibu nya donk mknya jadi ramai hehe🤭

2022-02-25

2

lihat semua
Episodes
1 Gadis yang Malang
2 Pria Arogan
3 Gadis Itu!
4 Kebetulan yang Menyebalkan
5 Don't Want to Meet You
6 Persiapan Rapat Penting
7 Merutuki Kebodohan
8 Perasaan Bersalah
9 Dukungan Oma
10 Resign
11 Nasi Uduk
12 Benarkah Dia?
13 Healing Smile
14 Menahan Kesal
15 Ikuti Aku!
16 Tawaran yang Menggiurkan
17 Sekretaris Pribadi
18 Tak Tinggal Diam
19 Kejahatan akan Mendapat Balasannya
20 Menolak Tawaran
21 Kenangan Masa Lalu
22 Tamu tak Diundang
23 Hadiah
24 Obsesi
25 Obsesi Part. 2
26 Biarkan Aku Menyukaimu
27 Bagai Langit dan Bumi
28 Ucapan Terima Kasih
29 Warung Apung
30 Terpesona
31 Menepati Janji
32 Lounge and Bar
33 Panik
34 Salah Paham
35 Merindukan Ayah
36 Sangat Menyakitkan
37 Petuah dari Wanita Luar Biasa
38 Keputusan yang Sulit
39 Restu Mama
40 Maling
41 Berubah
42 Jangan Seperti Ini!
43 Stupid Girl!
44 Tidak Terlalu Menyakitkan
45 Wanita dengan Segala Kerumitannya
46 Hari yang Berat
47 Bersyukur
48 Membatalkan Lamaran
49 Because It's You
50 Anniversary Opa dan Oma
51 Yes, I Will
52 si Dokter dan si Pasien
53 Belum Terbiasa
54 Jalan-jalan ke Mall
55 Untuk Ibu
56 Thank You for Coming Into My Life
57 Hari yang dinanti
58 Hari Bahagia
59 Hanya Ingin Berduaan
60 Panik
61 Hal Memalukan
62 Kita di Rumah Sakit!
63 Jangan Memanjakanku!
64 Penyihir Cinta
65 Penyesalan
66 Aku Malu!
67 Motif Natasha
68 Warung Bakso
69 Nomor Tidak Dikenal
70 Kamu Jangan Khawatir
71 Jangan Pernah Menggangguku Lagi!
72 Kita ke Bali
73 Welcome to Bali
74 Kamu tak Menginginkanku!
75 Aku Sangat Mencintaimu, Sayang!
76 Siapa Wanita Itu?!
77 Gadis yang Manis
78 Emosi
79 Apa Kamu Cemburu?
80 Semoga Dia Tenang di Sana
81 Ada Apa Lagi Ini?
82 Salah Sangka
83 Mantan Rama
84 Gadis Kecil
85 Bandara
86 Rumah Makan Nasi Uduk
87 Jangan Menatap Istriku!
88 Bersikap Dingin
89 Aku Tak Cemburu!
90 Apa Kamu Masih Marah?
91 Ide Gila!
92 Tak Ingin Pergi
93 Black Line
94 Bubur Ayam
95 Kamu yang Memulai
96 Kabar Membahagiakan
Episodes

Updated 96 Episodes

1
Gadis yang Malang
2
Pria Arogan
3
Gadis Itu!
4
Kebetulan yang Menyebalkan
5
Don't Want to Meet You
6
Persiapan Rapat Penting
7
Merutuki Kebodohan
8
Perasaan Bersalah
9
Dukungan Oma
10
Resign
11
Nasi Uduk
12
Benarkah Dia?
13
Healing Smile
14
Menahan Kesal
15
Ikuti Aku!
16
Tawaran yang Menggiurkan
17
Sekretaris Pribadi
18
Tak Tinggal Diam
19
Kejahatan akan Mendapat Balasannya
20
Menolak Tawaran
21
Kenangan Masa Lalu
22
Tamu tak Diundang
23
Hadiah
24
Obsesi
25
Obsesi Part. 2
26
Biarkan Aku Menyukaimu
27
Bagai Langit dan Bumi
28
Ucapan Terima Kasih
29
Warung Apung
30
Terpesona
31
Menepati Janji
32
Lounge and Bar
33
Panik
34
Salah Paham
35
Merindukan Ayah
36
Sangat Menyakitkan
37
Petuah dari Wanita Luar Biasa
38
Keputusan yang Sulit
39
Restu Mama
40
Maling
41
Berubah
42
Jangan Seperti Ini!
43
Stupid Girl!
44
Tidak Terlalu Menyakitkan
45
Wanita dengan Segala Kerumitannya
46
Hari yang Berat
47
Bersyukur
48
Membatalkan Lamaran
49
Because It's You
50
Anniversary Opa dan Oma
51
Yes, I Will
52
si Dokter dan si Pasien
53
Belum Terbiasa
54
Jalan-jalan ke Mall
55
Untuk Ibu
56
Thank You for Coming Into My Life
57
Hari yang dinanti
58
Hari Bahagia
59
Hanya Ingin Berduaan
60
Panik
61
Hal Memalukan
62
Kita di Rumah Sakit!
63
Jangan Memanjakanku!
64
Penyihir Cinta
65
Penyesalan
66
Aku Malu!
67
Motif Natasha
68
Warung Bakso
69
Nomor Tidak Dikenal
70
Kamu Jangan Khawatir
71
Jangan Pernah Menggangguku Lagi!
72
Kita ke Bali
73
Welcome to Bali
74
Kamu tak Menginginkanku!
75
Aku Sangat Mencintaimu, Sayang!
76
Siapa Wanita Itu?!
77
Gadis yang Manis
78
Emosi
79
Apa Kamu Cemburu?
80
Semoga Dia Tenang di Sana
81
Ada Apa Lagi Ini?
82
Salah Sangka
83
Mantan Rama
84
Gadis Kecil
85
Bandara
86
Rumah Makan Nasi Uduk
87
Jangan Menatap Istriku!
88
Bersikap Dingin
89
Aku Tak Cemburu!
90
Apa Kamu Masih Marah?
91
Ide Gila!
92
Tak Ingin Pergi
93
Black Line
94
Bubur Ayam
95
Kamu yang Memulai
96
Kabar Membahagiakan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!