Aku Tidak Merestui

"Begini sudah nyaman?" Tanya Alvin menyangga kaki Aya dengan bantal di sofa.

"Sudah Om."

"Kok bisa patah pergelangan kaki kamu gimana ceritanya sih sayang?"

Mama dan Papa mengelus kepala Aya lembut.

"Jatuh kemarin."

"Makannya hati hati dek." Tutur Adam.

"Iya."

"Semuanya ikut Ibu. Ada yang perlu di bicarakan. Alvin jagain Aya di sini."

"Baik Bu."

Suasana ruangan hening sesaat. Belum ada yang angkat bicara sedari tadi. Semuanya menunggu wanita paruh baya itu mengatakan sesuatu. Atmosfer di sana begitu serius dan sedikit tegang.

"Alvin akan menikah dengan Aya." Satu kalimat cukup membuat sepasang suami istri dan anak laki lakinya membelalakkan mata.

"Apa maksud Ibu?" Tanya Papa menegapkan duduknya.

"Bacalah." Memberikan secarik kertas pada anak sulungnya.

"Aku tidak setuju." Kata papa Aya tegas.

"Aku tidak meminta persetujuan mu."

"Tapi dia anakku. Aku yang berhak atas anakku."

"Anak?" Tanya nenek menyunggingkan senyumnya.

"Ibu benar benar ingin tertawa mendengarnya. Apakah kalian merawatnya, mendidik atau menyaksikan Aya tumbuh selayaknya orang tua normal pada umumnya? Aku ingat betul bayi mungil itu kalian serahkan kepada kami beberapa hari setelah dilahirkan. Disitu ibu berfikir ibu gagal menjadi orang tua. Ibu telah lalai mendidik anak ibu sendiri. Anak itu tidak penting di mata kalian, tidak ada rasa kasih di hati kalian. Sulit di pahami. Tapi memang kenyataanya seperti itu. Lalu, untuk apa sekarang kalian peduli dengan Aya? Jika memang sudah sadar. Ibu rasa hanya kata terlambat yang pantas kalian dapatkan."

"Kami menyesal Bu."

"Tidak ada yang perlu di sesali. Ibu putuskan mereka berdua akan tetap menikah."

"Bu, Umur mereka terpaut jauh."

"Umur bukan masalah. Ibu hanya percaya pada Alvin. Dia bisa menjaga cucuku dengan baik."

"Aslan, Alya kalian tau tentang ini dan kalian diam saja?" Kata papa menatap adik dan iparnya.

"Itu kemauan ibu kak. Kami bisa apa."

"Kalian sama saja. Aku tidak merestui pernikahan ini." Kata Papa berlalu pergi diikuti Mama dan Adam.

"Sudah selesai sholatnya?"

"Sudah. Om udah sholat?"

"Udah dong."

"Pantesan agak ganteng dikit."

"Om emang ganteng. Kamu kok ga nyadar nyadar."

"Kamu mau kemana By?" Melihat Aya berdiri dengan tongkat kruk nya.

"Mau ke dapur. Mommy lagi bikin kue."

"Di sini aja lah."

"Enggak ah. Aku mau ke dapur."

"Sini Om gendong."

"Enggak. Masa di gendong mulu. Aku pengen jalan sendiri. kan ada tongkat juga."

"Mau di gendong atau ga usah ke sana sekalian."

"Iya iya."

Alvin menggendong Aya menuju dapur.

"kalian mau kemana?" Tanya Daddy saat berpapasan.

"Mau ke dapur Dad. Mau ikut?"

"Enggak ah. Daddy mau mandi."

"Ok.."

Sesampainya di sana Alvin mendudukkan Aya dengan hati hati di kursi.

"Sayang kok kesini. Kaki kamu lagi sakit."

"Udah aku bilangin. Tapi ngeyel..."

"Kakak baru datang. Kita tungguin lo."

"Kalian udah dari tadi?"

"lumayan."

"Mom aku mau bantuin."

"Jangan. Kaki kamu lagi sakit. Diem aja, liatin."

"Yang sakit kaki Mom. Tangannya masih bisa gerak."

"Kasih izin kak. Nanti nangis lagi."

"Ih. Om aku ga cengeng tau."

"Iya iya..." Alvin mengusap kepala Aya.

"Ini adonan udah jadi tinggal di bentuk aja."

"Ok Mom."

"Darren sama Ano parutin kejunya."

"Siap Mom."

"Pak Amir udah pulang kampung juga Mom?"

"Kenapa kamu nanyain pak Amir?"

"Kenapa sih Om aku cuman pengen tau aja."

"Udah, Semuanya udah pulang kampung."

"Oh.."

"Sayang kamu udah punya pacar belum?" tanya Mommy sambil melirik Alvin.

"Sudah dong." Jawab Aya dengan entengnya.

Mommy tersenyum melihat ekspresi pria yang duduk di samping Aya itu. Alvin menampakkan ekspresi masamnya. Jelas Ia sangat cemburu. Di hatinya pasti sudah mengumpat tidak karuan.

"Eh canda. Aku ga punya." lanjut Aya lagi membuat Alvin menghembuskan nafasnya lega.

"Tipe yang kamu sukai kaya apa sih sayang?"

"Yang penting baik aja udah lebih dari cukup. Mommy tanya tanya gitu kenapa?"

"Enggak cuman pengen tau aja."

"Oh.."

"By..."

"Hm..."

"By..."

"Apa sih Om?" Tanya Aya masih fokus dengan adonan kue yang tengah di bentuknya.

"Emang kamu mau tinggal sama Mama kamu?"

"Emang iya sayang?" tanya Mommy.

"kata siapa?"

"tadi Mama kamu bilang sama Om."

"mereka ngajak. tapi aku nggak mau."

Semuanya menghembuskan nafas lega mendengar jawaban gadis itu.

Menjelang sore semua keluarga berkumpul di kebun. Memetik berbagai buah yang siap panen di sana.

"Kirain pohon tinggi tinggi ternyata enggak. Aku mau bantu."

"By duduk di situ. Biar Om sama Daddy kamu yang petik."

"Aku mau ikut Om."

"Enggak." Tegas Alvin membuat Aya kembali duduk di bangku. Gadis itu hanya memperhatikan orang yang sedang sibuk memanen buah sambil sesekali mendecakkan lidahnya karena merasa bosan.

"Ano belum buka." teriak Aya melihat adiknya hampir menggigit apel.

"Astaghfirullah lupa kak." Jawabnya sambil cengengesan.

"Mukenanya sini Om simpan." kata Alvin melepas mukena Aya setelah sholat tarawih.

"Makasih Om."

"Sama sama sayang." Alvin mencium kening Aya sebelum pergi.

"Ini sayang mangganya."

"Makasih Mom." Aya memakan mangga bersama kedua adiknya.

"Kasih sambel rujak boleh Mom."

"Enggak." sahut Alvin yang baru saja datang.

"Kenapa sih Om?"

"Ntar kepedesan kaya waktu itu."

"Tapi..."

"Enggak By." Potong Alvin sebelum gadis itu menyelesaikan ucapannya.

"Om mau."

"Suapin."

"iya."

"Manis kan?"

"Iya..Manis." Jawab Alvin mencubit hidung Aya.

"Ih sakit."

"Maaf maaf. Om gemas." Mengusap lembut hidung yang tampak kemerahan itu.

"Kamu apain hidung anak aku sampai merah gitu?" Tanya Daddy yang baru datang sambil menjewer telinga adiknya.

"Sakit kak. Lepasin."

"Kamu apain?"

"Cuman di cubit dikit."

"Cubit dikit apanya. Sampai merah begitu. Sakit sayang?"

"Gapapa kok Dad."

"Selamat kamu." Ucap Daddy.

"Disini kalo takbiran rame nggak kek?"

"Rame banget. Mayoritas kan muslim."

"Iya juga."

"Vin kalo kamu nikah nanti bakalan tetep tinggal di sini kan?" Tanya Mommy khawatir akan berpisah dengan anak gadisnya. Meskipun berat Ia hanya bisa menyetujui tentang pernikahan Alvin dan putrinya. Berharap ini adalah jalan terbaik.

"Om mau nikah?" Tanya Aya.

"Iya dong."

"Kapan? Kok calonnya ga pernah di bawa ke sini. Jangan jangan calonnya Om cowok lagi."

"Enak aja. Om normal By. Untuk nikahnya kapan Om belum tau. Belum diskusi. Calon Om cantik banget, baik lagi. Kalo udah nikah nanti bakal tinggal sendiri sama Istri biar lebih mandiri."

"Kok tinggal sendiri Vin. Ga tinggal di sini aja?"

"Pengennya sendiri kak. Lagian ga jauh jauh kok. Nanti kalo Alvin sama Istri akan sering sering nginep di sini." Jelas Alvin sambil melirik Aya.

"Alhamdulillah." kata Aya.

"Kenapa sayang?"

"Banyak positif nya kalo Om nikah."

"Apa?"

"Pertama aku bisa hidup bebas, yang kedua Om udah nikah berarti udah menyempurnakan agamanya, yang terakhir Om kalo ke kondangan ga usah ribet ngajak aku lagi."

"Eh Om nikah ga nikah akan tetap sama. Om bakalan tetep pantau kamu dimana pun." Kata Alvin membuat Aya menghembuskan nafasnya kasar.

"Ini yang terbaik." Gumam Nenek memperhatikan obrolan mereka.

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Iya iya lah wong yg jadi istri nya itu kamu,mana kamu bebas yg ada tambah di kekang tuh,di umpetin di kamar 🤣🤣🤣😜😜

2023-05-04

0

Lee Fay

Lee Fay

Tambah tanya aya sambil memicingkan matanya

2022-05-09

2

Choi Nna

Choi Nna

Author terbaik lah.!!!! Semangat author

2021-09-20

0

lihat semua
Episodes
1 Perkenalan Tokoh
2 Selamat Tidur Malaikat Kecilku
3 Cokelat
4 Aku Mamamu
5 Dia Milikmu Namun Hatinya Bersamaku
6 Aku Tetap Anak Mommy
7 Semua Butuh Waktu
8 Maafkan Om Sayang
9 By Ku
10 Siapapun Tidak Boleh Menyentuhmu
11 Titik Kelemahanku
12 Tidak Akan Aku Biarkan
13 Milikku Adalah Hal Mutlak
14 You are Only Mine Baby
15 Takdirkan Aku Bersamanya Tuhan
16 Trauma itu kembali
17 Calon Bini
18 Sebentar Lagi
19 Menikahlah Dengannya
20 Aku Tidak Merestui
21 Aku Akan Memilikimu 'Belahan Jiwaku'
22 Pesan di Kala Malam
23 Jangan Macam Macam
24 Maafkan Aku Sering Membuatmu Menderita Karna Rasa Tak Rela
25 Dia Memang Sempurna, Dia Milikku
26 Karena Kamu Milik Om
27 Menghilang
28 Apa Kalian Memikirkan Hal yang Sama Denganku?
29 Tuhan Berkehendak Lain
30 Takdir Menyatukan Kita
31 Om Akan Memaksa
32 Hidupmu Adalah Milikku Sayang
33 Begini Cara Membuatnya
34 Tidak Berubah
35 Sudah Berakhir
36 Untuk Mengikatnya
37 Kamu Ngerti Kan?
38 Kau Harus Ingat Itu Sayang
39 Bukan Orang Sembarangan
40 Terimakasih dan Maaf
41 Semakin Hari Semakin Aku Tak Mengenalimu
42 Sedikit Kebebasan
43 Mari Bercerai
44 Kita Memang Tak Ditakdirkan Bersama
45 Memperbaiki
46 Dasar Posesif
47 Pengakuan
48 Lalu Siapa?
49 Hanya Untuknya
50 Dia Disini
51 Orang Dalam
52 Memperingati
53 Hari Tenang
54 Aku Yakin Kaulah Jodohku
55 Kau Cucuku
56 Teman Laknat
57 Tentang Rio
58 2A
59 Hukuman
60 Sebuah Fakta
61 Aku Izinkan
62 Kelewat Manja
63 I'am Back
64 Penyelesaian
65 Andaikan dari Dulu
66 Indahnya Hidup
67 Hati yang Saling Terikat
68 Percontohan
69 Aku Masih Muda, Masih Banyak yang Mau
70 Cintailah Aku Sewajarnya
71 Aku Minta Maaf
72 Kita Punya Luka Masing Masing
73 Om Siapa ya?
74 Memanfaatkan Suasana
75 Tidak Ada Spesifikasi Khusus
76 Nanti Kita Kangen Ibu
77 Ini Sama Ini Ditata Dulu
78 Ayah Ga Boleh Ikut
79 Aku Jawab Nanti. Sekarang Masih Malas
80 Astaghfirullah. Hampir Saja
81 Maaf Keputusanku Sudah Bulat
82 Jangan Cengeng. Aku Ga Suka
83 Bikin Candu
84 Alasan
85 "Aduh"
86 Silahkan di Atasi Sendiri Tuan
87 Uangnya Banyak. Habiskan Saja
88 Bisakah Aku Memiliki Suami Baru?
89 Tadi Pengen Masuk
90 Aku Pengen Punya Anak Lagi
91 Pasti Ada Maunya Kan?
92 Dasar Otak Bisnis
93 Mereka Jahat ya Ibu.
94 Kamu Tau Mau Aku Apa Mas?
95 Maaf Mas
96 Pengumuman
97 Ceraikan Putriku
98 Hampir Bertemu
99 Bertemu kembali
100 Aku Tunggu Jandanya
101 Kembali
102 Tunggu Dulu
103 Tamat
104 Novel Baru
105 Pengumuman
106 Part 2
107 Berkumpul
108 Kalian Sama aja
109 Kita kan Musuhan
110 Kita Udah Sepakat Kan
111 Kalian Benar Benar Keterlaluan
112 Kamu Jangan Pergi ya....
113 Cari Cogan
114 Kamu Pembohong Mas
115 Poliandri
116 Mau Alasan Apalagi Kamu?
117 Ibu Gagal Didik Kamu Jadi Anak Baik
118 Ara Minta Maaf
119 Kakak Ngebelain Ayah?
120 Kamu Hanya Milikku
121 Aku Mencintaimu Mas
122 Maafkan Aku Sayang
123 Demi Kamu. Istriku
124 Anak Kamu Tuh Yang
125 Kamu Ganteng deh...
126 Jangan usik kebahagiaan kami
127 Batas Kesabaran ku Sudah Habis
128 Dia Istriku
129 Sekali Buat Langsung Jadi
130 Dasar Ara
131 Apa Mama Puas Sekarang?
132 Hanya Kamu Alasan Aku Hidup
133 Dasar Bocah Tengil
134 Ayah Nggak Mau tau
135 Kamu Terlalu Baik
136 Selamat Malam Sayang
137 Daniel Muslim Ma
138 Jadi Ara Berfikir Seperti Itu?
139 Ara Menyesal
140 Makasih Ma
141 Terimakasih mau Menerima Daniel
142 Ini Kamar Kamu Niel?
143 Daniel Belum Pernah Puasa
144 Puasa Pertama Daniel
145 Aku Sayang Ibu
146 Mari Buka Puasa
147 Terimakasih Ya Allah
148 Hello MR. Alvin
149 Mertua Tuan
150 Emang Aku Lagi Bercanda?
151 Menyenangkan Sekali
152 Mas, Minta Uang.
153 Feeling
154 Pengumuman
155 Hamil?
156 Boleh Kenalan Dengan Anaknya?
157 Mas Jangan Lihat
158 Nggak Bisa Diem
159 Mas Bikin Malu
160 Belut Goreng
161 Bucin
162 Pertemuan
163 Tragedi
164 Aku Harus Gimana?
165 Ciuman Ganas
166 My Beloved Little Wife
167 Pengumuman
168 Pengumuman
169 Baru
170 Perjuangan Cinta Tuan Muda Andara
Episodes

Updated 170 Episodes

1
Perkenalan Tokoh
2
Selamat Tidur Malaikat Kecilku
3
Cokelat
4
Aku Mamamu
5
Dia Milikmu Namun Hatinya Bersamaku
6
Aku Tetap Anak Mommy
7
Semua Butuh Waktu
8
Maafkan Om Sayang
9
By Ku
10
Siapapun Tidak Boleh Menyentuhmu
11
Titik Kelemahanku
12
Tidak Akan Aku Biarkan
13
Milikku Adalah Hal Mutlak
14
You are Only Mine Baby
15
Takdirkan Aku Bersamanya Tuhan
16
Trauma itu kembali
17
Calon Bini
18
Sebentar Lagi
19
Menikahlah Dengannya
20
Aku Tidak Merestui
21
Aku Akan Memilikimu 'Belahan Jiwaku'
22
Pesan di Kala Malam
23
Jangan Macam Macam
24
Maafkan Aku Sering Membuatmu Menderita Karna Rasa Tak Rela
25
Dia Memang Sempurna, Dia Milikku
26
Karena Kamu Milik Om
27
Menghilang
28
Apa Kalian Memikirkan Hal yang Sama Denganku?
29
Tuhan Berkehendak Lain
30
Takdir Menyatukan Kita
31
Om Akan Memaksa
32
Hidupmu Adalah Milikku Sayang
33
Begini Cara Membuatnya
34
Tidak Berubah
35
Sudah Berakhir
36
Untuk Mengikatnya
37
Kamu Ngerti Kan?
38
Kau Harus Ingat Itu Sayang
39
Bukan Orang Sembarangan
40
Terimakasih dan Maaf
41
Semakin Hari Semakin Aku Tak Mengenalimu
42
Sedikit Kebebasan
43
Mari Bercerai
44
Kita Memang Tak Ditakdirkan Bersama
45
Memperbaiki
46
Dasar Posesif
47
Pengakuan
48
Lalu Siapa?
49
Hanya Untuknya
50
Dia Disini
51
Orang Dalam
52
Memperingati
53
Hari Tenang
54
Aku Yakin Kaulah Jodohku
55
Kau Cucuku
56
Teman Laknat
57
Tentang Rio
58
2A
59
Hukuman
60
Sebuah Fakta
61
Aku Izinkan
62
Kelewat Manja
63
I'am Back
64
Penyelesaian
65
Andaikan dari Dulu
66
Indahnya Hidup
67
Hati yang Saling Terikat
68
Percontohan
69
Aku Masih Muda, Masih Banyak yang Mau
70
Cintailah Aku Sewajarnya
71
Aku Minta Maaf
72
Kita Punya Luka Masing Masing
73
Om Siapa ya?
74
Memanfaatkan Suasana
75
Tidak Ada Spesifikasi Khusus
76
Nanti Kita Kangen Ibu
77
Ini Sama Ini Ditata Dulu
78
Ayah Ga Boleh Ikut
79
Aku Jawab Nanti. Sekarang Masih Malas
80
Astaghfirullah. Hampir Saja
81
Maaf Keputusanku Sudah Bulat
82
Jangan Cengeng. Aku Ga Suka
83
Bikin Candu
84
Alasan
85
"Aduh"
86
Silahkan di Atasi Sendiri Tuan
87
Uangnya Banyak. Habiskan Saja
88
Bisakah Aku Memiliki Suami Baru?
89
Tadi Pengen Masuk
90
Aku Pengen Punya Anak Lagi
91
Pasti Ada Maunya Kan?
92
Dasar Otak Bisnis
93
Mereka Jahat ya Ibu.
94
Kamu Tau Mau Aku Apa Mas?
95
Maaf Mas
96
Pengumuman
97
Ceraikan Putriku
98
Hampir Bertemu
99
Bertemu kembali
100
Aku Tunggu Jandanya
101
Kembali
102
Tunggu Dulu
103
Tamat
104
Novel Baru
105
Pengumuman
106
Part 2
107
Berkumpul
108
Kalian Sama aja
109
Kita kan Musuhan
110
Kita Udah Sepakat Kan
111
Kalian Benar Benar Keterlaluan
112
Kamu Jangan Pergi ya....
113
Cari Cogan
114
Kamu Pembohong Mas
115
Poliandri
116
Mau Alasan Apalagi Kamu?
117
Ibu Gagal Didik Kamu Jadi Anak Baik
118
Ara Minta Maaf
119
Kakak Ngebelain Ayah?
120
Kamu Hanya Milikku
121
Aku Mencintaimu Mas
122
Maafkan Aku Sayang
123
Demi Kamu. Istriku
124
Anak Kamu Tuh Yang
125
Kamu Ganteng deh...
126
Jangan usik kebahagiaan kami
127
Batas Kesabaran ku Sudah Habis
128
Dia Istriku
129
Sekali Buat Langsung Jadi
130
Dasar Ara
131
Apa Mama Puas Sekarang?
132
Hanya Kamu Alasan Aku Hidup
133
Dasar Bocah Tengil
134
Ayah Nggak Mau tau
135
Kamu Terlalu Baik
136
Selamat Malam Sayang
137
Daniel Muslim Ma
138
Jadi Ara Berfikir Seperti Itu?
139
Ara Menyesal
140
Makasih Ma
141
Terimakasih mau Menerima Daniel
142
Ini Kamar Kamu Niel?
143
Daniel Belum Pernah Puasa
144
Puasa Pertama Daniel
145
Aku Sayang Ibu
146
Mari Buka Puasa
147
Terimakasih Ya Allah
148
Hello MR. Alvin
149
Mertua Tuan
150
Emang Aku Lagi Bercanda?
151
Menyenangkan Sekali
152
Mas, Minta Uang.
153
Feeling
154
Pengumuman
155
Hamil?
156
Boleh Kenalan Dengan Anaknya?
157
Mas Jangan Lihat
158
Nggak Bisa Diem
159
Mas Bikin Malu
160
Belut Goreng
161
Bucin
162
Pertemuan
163
Tragedi
164
Aku Harus Gimana?
165
Ciuman Ganas
166
My Beloved Little Wife
167
Pengumuman
168
Pengumuman
169
Baru
170
Perjuangan Cinta Tuan Muda Andara

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!