Bu Yosephine atau aku?!

"Lagi ngapain? asyik banget?" Mutiara langsung duduk di sebelah kursi Vin-vin.

Sedang Vin-vin nya sendiri sedang sibuk melototi layar ponselnya.

Merasa tak di gubris oleh sahabatnya, Mutiara mengintip, dia ingin tahu apa sih yang sedang dilihat oleh temannya ini hingga dia begitu serius.

"Kamu mau beli helm couple?" tanyanya sewaktu melihat layar ponsel Vin-vin yang menunjukkan beranda sebuah toko online yang berisi helm-helm couple.

"Mau couple-an sama siapa?

"Sama Pak Ivan lah, siapa lagi..." Vin-vin menjawab tanpa mengalihkan pandangannya dari layar ponselnya.

"Hah? memangnya kalian couple? (pasangan), kapan jadian nya?"

Vin-vin tak menjawab, dia masih asyik menatap layar ponselnya.

"Helm couple itu buat pasangan? orang yang berstatus pacaran... masa nggak ada hubungan apa-apa pakai helm samaan!" ejek Mutiara.

"Rese lah, suka-suka aku kan?!" Vin-vin kesal.

"Kemarin aku naik motor Pak Ivan, dan aku di suruh pakai helm nya mantan tunangannya, dan ternyata helmnya itu samaan! aku nggak mau kalau di suruh pakai lagi! aku mau beli helm couple sendiri buat di pakai kalau nanti jalan lagi sama Pak Ivan," jelas Vin-vin panjang lebar.

"Memangnya kalian bakal jalan bareng lagi? yakin?" selidik Mutiara setengah mengejek.

"Jangan bikin aku patah semangat dong!" Vin-vin merajuk sambil mencubit tangan Mutiara.

"Saingan kamu itu Bu Yosephine loh, guru matematika killer itu!" bisik Mutiara.

"Serius?"

"Iya, gosipnya Bu Yosephine lagi pendekatan ke Pak Ivan, gencar lagi!" bisik Mutiara.

Vin-vin terdiam. Dalam hati dia berpikir, mungkin atau tidak jika Pak Ivan juga akan menyukai Bu Yosephine? secara Bu Yosephine itu kan sudah dewasa, pasti tak ke kanak-kanakkan seperti dirinya.

Vin-vin kembali teringat ejekan Pak Ivan kepada dirinya kemarin, dia panggil 'Siva' berulang kali.

Vin-vin bangun dari duduknya, dan bergegas pergi. Dia ingin menemui Pak Ivan dan menanyakan padanya tentang hubungannya dengan Bu Yosephine.

"Lho, mau ke mana?!" teriak Mutiara.

"Sebentar..." jawab Vin-vin sambil berlalu.

"Jangan pergi sendiri!" Mutiara mengingatkan, dia teringat permintaan Axel untuk selalu berada di dekat Vin-vin saat dia tak ada di sisi Vin-vin demi keamanan, Axel takut kakak kelasnya akan mengganggu Vin-vin lagi.

Namun sayangnya Vin-vin tak perduli, dia bahkan tak ingat kejadian yang tak menyenangkan beberapa hari yang lalu itu. Kepalanya hanya sibuk memikirkan guru pujaannya.

Tiba-tiba tangan Vin-vin di tarik dengan kasar, dia di seret menuju tempat sepi, halaman belakang sekolah yang di tumbuhi semak belukar dan pohon jambu air.

"Kalian lagi..." desah Vin-vin, kali ini dia tak terlalu merasa takut seperti pertama kali dia mengalami kejadian pem-bully-an ini.

"Kemarin gue nggak bisa ngapa-ngapain gara-gara Axel datang, kali ini Axel nggak akan datang ke sini jadi kami bisa puas bermain-main sama Lo!" ujar si kakak kelas dengan sangat percaya diri.

"Kalian mau main apa? petak umpet?"

"Masih berani bercanda Lo? udah ngerasa hebat?! dasar cewek centil!" si kakak kelas kembali mengangkat tangannya, hendak melanjutkan tamparan yang sempat tertunda dari kemarin.

"Tampar aja kak, yang keras biar membekas. Abis itu bisa aku bikin bukti buat laporan ke polisi! aku juga punya Om pengacara terkenal, aku bisa minta tolong dia buat jeblosin kalian ke penjara! kalian nggak akan bisa ngelanjutin sekolah bahkan kuliah!" ucap Vin-vin santai.

"Selain pengacara, aku juga punya dua ayah, yang nggak akan tinggal diam sama kalian semua!" lanjut Vin-vin mencoba mengancam.

Ketiga kakak kelas tadi nampak terdiam, mereka nggak berpikir sejauh itu. Yang mereka pikirkan hanyalah bersenang-senang dan memberi pelajaran pada si adik kelas yang terlalu populer itu.

"Jangan takut gaes! kalau dia laporan, nggak ada bukti kalau kita yang ngelakuinnya! dia cuma menggertak aja!" ujar salah satu kakak kelas yang tampak paling berani, mungkin dia adalah pemimpinnya.

"Rekaman ini bisa jadi buktinya."

Vin-vin dan ketiga kakak kelas itu tersentak kaget dan buru-buru menoleh ke asal suara yang ada di balik tembok.

Saat sosok itu keluar,wajah ketiga kakak kelas langsung berubah pucat pasi.

"Pak.. Pak Ivan..."

"Tenang aja, saya nggak akan mengganggu kok, lanjutin aja," ucap Pak Ivan sambil terus merekam.

"Ma-maaf Pak, kami hanya bercanda."

Ivan mematikan rekamannya, lalu berjalan mendekat ke arah tiga siswi nya yang bertingkah seperti preman itu.

"Kalian kan sudah kelas 3, sudah hampir lulus. Kenapa kalian tidak fokus belajar saja? buat apa melakukan hal membahayakan seperti ini! kalian bisa di DO lalu mau melanjutkan sekolah di mana? di sekolah baru nanti pun, Saya tak yakin akan ada yang mau menerima murid yang suka mem-bully seperti kalian."

Pak Ivan menatap mereka satu persatu, membuat mereka gemetar ketakutan.

"Kali ini Saya masih memaafkan, tapi sekali lagi Saya tahu kalian berbuat yang sama, kepada siapapun! nggak akan ada ampun lagi! habis kalian!"

"Ma-maaf kan kami Pak! kami nggak akan melakukannya lagi!" Mereka bertiga menunduk meminta maaf lalu langsung kabur, lari terbirit-birit meninggalkan Ivan dan Vin-vin di halaman belakang sekolah.

"Kamu nggak apa-apa?" Ivan mendekati Vin-vin yang masih terdiam di tempatnya.

"Nggak apa-apa," jawabnya sambil tersenyum.

"Kok Pak Ivan bisa ada di sini?"

"Tadi saya lihat waktu kamu di seret mereka bertiga, lalu saya segera mengikuti kalian."

"Pak Ivan khawatir ya?" Vin-vin tersenyum sambil mengerling pada guru pujaannya.

"Ya khawatir lah!"

"Uuhh.. senangnya..." Vin-vin tersenyum senang.

"Walaupun yang di bully tadi bukan kamu juga Saya tetap akan melakukan ini! semua murid Saya tentu saya perhatikan," ucap Ivan sambil mengacak-acak rambut Vin-vin.

"Huuhh.. gitu ya? berarti aku nggak spesial?"

Ivan diam.

"Lalu siapa yang spesial buat Pak Ivan? Bu Yosephine?" ketus Vin-vin.

Ivan membola, "apaan kok bawa-bawa Bu Yosephine?"

"Aku tahu Pak Ivan lagi deket sama Bu Yosephine kan! udah jujur aja! Pak Ivan nggak mau nerima aku karena aku masih anak-anak sedang Bu Yosephine sudah dewasa, sudah pantas mendampingi Pak Ivan?!" Vin-vin terlihat kesal, suaranya bahkan sedikit keras.

"Sstt!! nggak usah teriak-teriak!" ucap Pak Ivan sambil meletakkan jarinya di depan mulut.

"Aku sebel! sebel kalau Pak Ivan ternyata lebih memilih Bu Yosephine dari pada aku! apa sih kurangnya aku!" Vin-vin menggerutu sambil menghentakkan kakinya berulang kali, persis seperti anak kecil yang meminta mainan tapi tak di kabulkan orang tuanya.

Ivan menghela napas, melihat kelakuan murid nya yang satu ini, "untung aja kamu manis..." gumamnya.

"Apa? ngomong apa? kalau berani yang keras biar aku bisa denger!" Vin-vin makin kesal karena gurunya itu malah bergumam sendiri saat dia sedang berbicara dengannya.

Ivan menyugar rambutnya sambil menatap muridnya yang tampak gusar, "kalau tahu bakal begini ribet... lebih baik tadi aku nggak nolongin kamu ya," ucapnya dengan penuh penyesalan.

Vin-vin tersentak, hatinya berubah kecut. Melihat kekecewaan di wajah guru pujaannya membuat hatinya semakin sakit. Sepertinya hati Pak Ivan memang nggak akan bisa dia dapatkan. Apakah sekarang saatnya Vin-vin melepaskan perasaannya sebelum dia semakin terikat dan tak bisa lepas dari daya tarik guru pujaannya itu.

"Katanya, sebulan lagi umurmu 17?"

Vin-vin menatap gurunya, "iya..." gumamnya.

"Tunggu sebulan lagi ya, supaya saya nggak di kira pacaran dengan anak di bawah umur." Setelah selesai bicara, Pak Ivan langsung bergegas meninggalkan Vin-vin yang masih mematung di tempatnya.

"Mak... maksudnya?"

Pak Ivan tak menjawab, dia terus berjalan menjauhi Vin-vin.

"Pak... apa maksudnya! di perjelas dong!!!" Panggil Vin-vin namun wajahnya sudah berubah ceria, bahkan senyum terus mengembang di bibirnya. Buru-buru dia berlari mengejar guru pujaannya itu.

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Ya gak lah..dari pada yg tua mending yg muda..

2022-11-12

0

Chusnoel Cahassputt

Chusnoel Cahassputt

semangat Vin

2021-10-05

0

ɾιɳι🖤

ɾιɳι🖤

kode tuh dr pak ivan..sebulan lagi resmi😍

tp apa bedanya sebulan lagi sma sekarang 🙄

2021-10-05

0

lihat semua
Episodes
1 Siapa Dia?
2 Guru baru.
3 cewe penurut.
4 Belum bisa lupa.
5 Salting
6 Malu..
7 kesempatan yang hilang.
8 Hukuman membawa berkah.
9 Si imut...
10 Seperti kencan?
11 Makan malam.
12 Gagal lagi.
13 Ivan kesal.
14 Main api
15 Penasaran.
16 Misi Vin-vin.
17 Kejujuran Ivan.
18 Sedih lagi.
19 Jangan panggil aku anak kecil!
20 Bu Yosephine atau aku?!
21 Axel kesal.
22 Pusing tujuh keliling.
23 Janjian lagi.
24 Ijin Mama
25 Ijin Papi.
26 Ivan grogi.
27 Pengantin bucin tingkat dewa.
28 Belum mau pulang.
29 Ulah konyol Vin-vin
30 Pertandingan penentu.
31 Interupsi Vin-vin
32 Vin-vin marah.
33 Ivan salting.
34 Ivan galau
35 Kekecewaan Vin-vin
36 Persiapan hati.
37 pesta ulang tahun Vin-vin.
38 Pesta ulang tahun Vin-vin part 2.
39 Bahagia bersamamu
40 Ivan marah.
41 Semua salah sangka.
42 Guru baru lagi.
43 Ivan mode waspada.
44 Usaha Daniel.
45 Usaha Daniel part 2
46 Mulai bucin.
47 Gosip terbaru.
48 kejadian tak terduga di kafe d'best
49 Lagi-lagi gara-gara kuda nil.
50 Mulai berjaga-jaga
51 Ancaman Daniel
52 Perseteruan dimulai.
53 Rencana Daniel.
54 Rencana Axel.
55 Tepat waktu.
56 Penangkapan Daniel.
57 Mutiara mencari cinta.
58 Tanda Cinta Mutia.
59 godaan Vin-vin.
60 Curhatan Ivan.
61 Double Date.
62 Dion yang di manfaatkan.
63 mimpi buruk.
64 Menjenguk Amanda
65 Masa lalu yang mengganggu.
66 Salah Paham.
67 Usaha Ivan
68 Tentang Rina dan Rissa.
69 Tak sengaja bertemu.
70 Tak sengaja bertemu.
71 kawanan baru.
72 Pengganggu part 1
73 Pengganggu part 2
74 Kegundahan Vin-vin.
75 Tapi bo'ong.
76 Sebel dan Benci
77 persekongkolan.
78 Healing malah pusing.
79 Kemping.
80 Ivan sakit
81 Di terkam.
82 Salting.
83 Muncul.
84 Rencana Rissa
85 Rencana Rissa 2.
86 Janji?
87 Mimpi buruk Ivan.
88 Vin-vin goyah.
89 kemarahan Vin-vin.
90 Mau gue kasih pelajaran!
91 Bertemu.
92 I Luv U, Vincia.
93 Takdir akan menyatukan kami.
94 Karma Rissa
95 Keputusan Bulat.
96 Restu Papi Al?
97 Aku akan menunggumu!
98 Sugar daddy?
99 Bertemu kembali.
100 Masih cinta?
101 Pertarungan batin.
102 Tunjangan fantastis.
103 Terlalu egois
104 Wejangan Mama.
105 Rencana Mutia.
106 Ingin menikah secepatnya.
107 Hampir saja.
108 Akhir kisah
Episodes

Updated 108 Episodes

1
Siapa Dia?
2
Guru baru.
3
cewe penurut.
4
Belum bisa lupa.
5
Salting
6
Malu..
7
kesempatan yang hilang.
8
Hukuman membawa berkah.
9
Si imut...
10
Seperti kencan?
11
Makan malam.
12
Gagal lagi.
13
Ivan kesal.
14
Main api
15
Penasaran.
16
Misi Vin-vin.
17
Kejujuran Ivan.
18
Sedih lagi.
19
Jangan panggil aku anak kecil!
20
Bu Yosephine atau aku?!
21
Axel kesal.
22
Pusing tujuh keliling.
23
Janjian lagi.
24
Ijin Mama
25
Ijin Papi.
26
Ivan grogi.
27
Pengantin bucin tingkat dewa.
28
Belum mau pulang.
29
Ulah konyol Vin-vin
30
Pertandingan penentu.
31
Interupsi Vin-vin
32
Vin-vin marah.
33
Ivan salting.
34
Ivan galau
35
Kekecewaan Vin-vin
36
Persiapan hati.
37
pesta ulang tahun Vin-vin.
38
Pesta ulang tahun Vin-vin part 2.
39
Bahagia bersamamu
40
Ivan marah.
41
Semua salah sangka.
42
Guru baru lagi.
43
Ivan mode waspada.
44
Usaha Daniel.
45
Usaha Daniel part 2
46
Mulai bucin.
47
Gosip terbaru.
48
kejadian tak terduga di kafe d'best
49
Lagi-lagi gara-gara kuda nil.
50
Mulai berjaga-jaga
51
Ancaman Daniel
52
Perseteruan dimulai.
53
Rencana Daniel.
54
Rencana Axel.
55
Tepat waktu.
56
Penangkapan Daniel.
57
Mutiara mencari cinta.
58
Tanda Cinta Mutia.
59
godaan Vin-vin.
60
Curhatan Ivan.
61
Double Date.
62
Dion yang di manfaatkan.
63
mimpi buruk.
64
Menjenguk Amanda
65
Masa lalu yang mengganggu.
66
Salah Paham.
67
Usaha Ivan
68
Tentang Rina dan Rissa.
69
Tak sengaja bertemu.
70
Tak sengaja bertemu.
71
kawanan baru.
72
Pengganggu part 1
73
Pengganggu part 2
74
Kegundahan Vin-vin.
75
Tapi bo'ong.
76
Sebel dan Benci
77
persekongkolan.
78
Healing malah pusing.
79
Kemping.
80
Ivan sakit
81
Di terkam.
82
Salting.
83
Muncul.
84
Rencana Rissa
85
Rencana Rissa 2.
86
Janji?
87
Mimpi buruk Ivan.
88
Vin-vin goyah.
89
kemarahan Vin-vin.
90
Mau gue kasih pelajaran!
91
Bertemu.
92
I Luv U, Vincia.
93
Takdir akan menyatukan kami.
94
Karma Rissa
95
Keputusan Bulat.
96
Restu Papi Al?
97
Aku akan menunggumu!
98
Sugar daddy?
99
Bertemu kembali.
100
Masih cinta?
101
Pertarungan batin.
102
Tunjangan fantastis.
103
Terlalu egois
104
Wejangan Mama.
105
Rencana Mutia.
106
Ingin menikah secepatnya.
107
Hampir saja.
108
Akhir kisah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!