'Tin! Tin'
Vin-vin melonjak kaget saat suara klakson motor membuyarkan lamunannya.
Secara reflek Vin-vin menoleh dan terkejut karena ternyata Pak Ivan dengan gagah duduk di atas motor gede warna hijau nya sambil memandangi dirinya.
Vin-vin tersenyum kecut sambil buru-buru membalikkan badan, dia malu dengan kejadian tadi pagi saat jam pelajaran olah raga. Karena itu setelah dia berganti baju dia tak kembali mengikuti pelajaran bahkan duduk di kantin hingga bel istirahat berbunyi.
Vin-vin sudah berusaha dengan susah payah untuk menghindari guru gantengnya walaupun hatinya meronta karena rindu melihat wajah tampan itu, tapi perasaan malunya lebih besar, makanya Vin-vin terus bersembunyi di dalam kelas agar tak bertemu Pak Ivan.
"Kenapa tadi nggak balik ke lapangan?" tanya Pak Ivan sambil melajukan motornya pelan menjajari Vin-vin. Dia sepertinya tak peduli dengan pandangan murid-murid perempuan yang melirik sinis pada Vin-vin.
Mereka sepertinya merasa cemburu karena guru gantengnya asyik ngobrol dengan Vin-vin.
"Sa... saya.. perut saya sakit Pak," jawab Vin-vin sambil tertunduk malu.
"Sudah minum obat?"
"Obat? obat apa?"
"Kan ada obat untuk meringankan sakit data-"
"Ah! iiyaa.. iya Pak ada..." wajah Vin-vin langsung merona. Pak Ivan ini tahu banget sih masalah cewek! bikin Vin-vin makin salah tingkah aja.
Mungkin karena dia pria dewasa makanya nggak merasa canggung membicarakan masalah sensitive begitu ya?
Ivan yang melihat wajah Vin-vin merona dan gugup malah tersenyum. Dia merasa Vin-vin sangat lucu dan menggemaskan. Ada kalanya dia berani tapi ada kalanya dia tampak malu-malu.
"Nggak di jemput?"
Vin-vin langsung mendongak menatap guru tampannya yang ternyata juga sedang menatapnya.
"Pak Ivan mau anterin saya?" tanyanya dengan senyum mengembang.
Ivan langsung berdecih sbil tersenyum miring, "semangat banget ya? tadi ngomong aja nggak mau lihat wajah saya."
Vin-vin nyengir persis kuda.
"Kalau Pak Ivan mau anter, aku ma-"
"Vin-vin!"
Vin-vin dan Pak Ivan serentak menoleh ke arah suara yang memanggil Vin-vin.
Tak lama kemudian sebuah motor matic gede warna putih mendekat dan menjajari motor milik Pak Ivan.
"A.. Axel..."
"Papi nggak jemput?" tanya Axel sambil menatap Vin-vin.
"Ka.. kayaknya nggak nih," Vin-vin melirik ke arah Pak Ivan.
"Ya udah, ayo naik. Aku antar pulang." Axel memberikan helm yang biasa di pakai Vin-vin dan menyuruhnya segera duduk di jok belakang.
"Ta... tapi.. tapi..." Vin-vin makin gelagepan sambil bolak balik melirik Pak Ivan.
Dia sangat ingin pulang dengan pak Ivan, ini adalah kesempatan langka tapi dia juga tak tega menolak Axel.
"Xel! Lo nggak jadi ikut?" Beberapa gerombolan murid SMA bermotor gede meneriaki Axel.
"Bentar, gue antar ibu negara dulu. Habis itu gue gabung sama kalian," balas Axel sambil melambaikan tangannya.
"Huuu!!! susah kalau cowok dah punya pacar!!!" gerutu teman-teman Axel sambil berlalu.
Axel hanya tertawa melihat tingkah teman-teman nya yang tampak kesal.
"Ka-kalau kamu ada acara, nggak apa-apa kok. Aku bisa pulang sendiri..." ucap Vin-vin ragu-ragu sambil kembali melirik ke arah Pak Ivan yang masih terdiam di antara mereka berdua.
"Gila apa? kamu itu nomer satu buat aku sayang, yang lain urusan belakangan..." ucap Axel tanpa malu-malu padahal ada gurunya di sampingnya.
"Ehm! okelah kalau begitu saya duluan ya. Kalian hati-hati di jalan." Pak Ivan langsung memperbaiki posisi helmnya dan memacu motornya dengan kencang meninggalkan Vin-vin dan Axel.
"Ayo Vin," ajak Axel lagi karena melihat Vin-vin masih berdiri terdiam tak bergerak, dia masih memandangi kepergian Pak Ivan, walaupun Pak Ivan sudah berlalu begitu jauh dan tak tampak sama sekali.
"Ah.. ehh.. i-iya..." Vin-vin berjalan perlahan dan naik ke jok belakang motor Axel. Hatinya sedikit merasa kesal karena kesempatan emas untuk berduaan dengan Pak Ivan hilang sudah. Semua ini gara-gara Axel.
Vin-vin harus mulai membuat jarak secepatnya, dia nggak mau kesempatan emas yang nantinya datang lagi akan hilang begitu saja seperti tadi.
"Xel."
"Ehm?"
"Kita ini cuma berteman kan? kamu dan aku cuma sahabatan kan?"
Axel tertawa renyah, "kalau kamu mau nya gitu ya anggap aja begitu. Tapi kalau kamu maunya kita pacaran, aku juga nggak keberatan."
"Aku cuma anggap kamu teman.. teman baik.. sudah kayak saudara..."
Axel tak menjawab, dia hanya menganggukkan kepalanya.
"Makanya, tolong, jangan sembarangan panggil 'sayang' di depan orang yang belum mengenal kita. Takutnya mereka salah paham."
Axel terdiam cukup lama, bahkan setelah sampai di depan rumah Vin-Vin, dia masih diam.
Saat Vin-vin turun dari motor dan melepas helmnya, Axel pun melepas helm nya dan menatap Vin-vin.
"Kamu suka sama Pak Ivan? nggak mau Pak Ivan salah mengira kalau kita pacaran?"
Vin-vin tertunduk malu.
"Apa maksud dari ucapanku begitu jelas ya??" batinnya.
"Ng-nggak.. bukan begitu maksudku..." Vin-vin mulai terbata.
"Vin-vin, sayang... aku yakin perasaanmu ke guru itu hanya perasaan mengagumi... kamu harusnya mencari pacar yang seumuran denganmu, dengan kita. Apa kamu benar-benar yakin kalau perasaanmu ke Pak Ivan bukan perasaan kagum? kamu masih muda masih labil."
Vin-vin terdiam, dia enggan berdebat dengan Axel.
Axel yang tak mendapat jawaban dari Vin-vin pun hanya bisa menghela napas.
"Oke kalau kamu maunya gitu, aku akan jaga jarak saat kamu sedang berduaan dengan Pak Ivan. Aku nggak akan ganggu kalian." Axel mengancing helm bogo nya lalu melajukan motornya dengan kencang meninggalkan Vin-vin yang masih terdiam.
Vin-vin merasa bersalah pada Axel, tapi dia juga nggak mau Pak Ivan salah paham. Dia benar-benar tertarik pada guru ganteng itu.
"Aahh biar lah, Axel kan nggak pernah marah sama aku, besok dia pasti baik lagi seperti biasa," gumam Vin-vin.
Vin-vin membuka resleting tas nya dan mengambil training hitam milik Pak Ivan dan menciumnya, "bau Pak Ivan... haruumm..." gumam Vin-vin lagi sambil tersenyum-senyum persis orang gila.
"Oh iya, aku harus buru-buru cuci biar besok bisa kering dan bisa ku kembalikan. Siapa tahu aku bisa ngobrol dengannya lalu dia anterin aku pulang sekolah..." Lagi-lagi Vin-vin nyengir persis kuda.
Khayalannya sudah terbang sampai ke langit ke tujuh, membayangkan betapa indahnya bisa pulang sekolah berboncengan dengan Pak Ivan, guru pujaannya.
"Duuhh... nggak sabarnya nunggu besok!" girangnya sambil berlari masuk ke dalam rumah.
.
#like, komen dan vote nya jangan sampai lolos gaes...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments
ɾιɳι🖤
ngayal dlu gpp kok vin🤣
2021-09-29
0
Atieh Natalia
Vin vin lucunya
2021-09-29
0
🎮 ⏤͟͟͞ROcthie ଓε⚽🏚€
uuhhh boleh boleh berkhayal Vin 🤣🤣
siapa tau jadi kenyataan
2021-09-23
1