"Kita kemana nih?!" Dion menatap sahabatnya yang masih duduk terdiam di sampingnya, Dion mengamati Ivan dan melihatnya berulang kali menyalakan ponselnya, lalu mematikannya sambil menghembuskan napas lalu menyalakannya kembali dan mematikannya lagi.
Membuat Dion makin geregetan rasanya.
"Bro!"
"Eh? kenapa? sudah sampai?" Ivan terbangun dari lamunanya.
"Sampai di mana? dari tadi gue tanya mau kemana, Lo diem aja! lagi ngelamunin siapa sih Lo?!" kesal Dion juga yang mengamati temannya yang bengong kaya orang beg*.
"Ke mana aja deh..." desahnya.
"Ya udah, ayo turun."
Ivan melongok keluar dari kaca depan mobil Dion, "lho! kok ke cafe ini? ini kan cafe nya chef Kevin itu..."
"Ah serah gue lah, Lo dari tadi di tanya diem aja. Lagian hari ini band indie favorit gue mau tampil di sini. Yuk ah buruan masuk." Dion membuka pintu mobilnya dan keluar meninggalkan Ivan yang masih mematung di kursi penumpang.
Ivan menarik napasnya sangat dalam, sebelum akhirnya memutuskan untuk membuka pintu mobil Dion dan keluar.
"Kenapa gue jadi grogi gara-gara bocah itu sih!" geramnya lirih.
Dengan perlahan, Ivan berjalan memasuki pintu masuk cafe, sesaat setelah masuk dia berhenti sekejap. Mengedarkan pandangannya ke seluruh sudut ruang cafe, mencari-cari sosok yang sudah membuatnya galau seharian ini.
"Huft.. nggak ada," ucapnya lega.
Dan entah kenapa setelah itu langkahnya menjadi ringan, dia pun berjalan santai menuju sahabatnya yang sudah anteng duduk di kursinya.
Benar kata dion, panggung yang biasanya kosong, hari ini diisi beberapa orang, yang tampak seperti anggota band. Mereka sedang bersiap-siap, menyetel alat musik mereka sepertinya sebentar lagi mereka bakal perform.
"Ngapain Lo, lama amat!" kesal Dion. Dia benar-benar nggak suka dengan temannya yang bengong terus dari tadi.
"Lihat situasi gue..." gumam Ivan.
"Gue mau makan bro, laper banget nih "
"Buset, tinggal pesen aja napa! jangan kaya orang susah Lo."
"Sue Lo!" Ivan terkekeh lalu mulai membuka buku menu dan memesan makanan dan minuman.
"Lo nggak makan?"
"Nggak, diet gue." Jawab Dion singkat.
"Kentang goreng aja sama Blue Mojito."
"Udah itu aja mbak," ucap Ivan sambil mengembalikan buku menu pada seorang waiters.
"Baik, saya ulangi pesanannya ya Ka, kentang goreng 1, Blue Mojito 1, Black Coffe 1 dan nasi goreng kambing 1."
"Yup. Thanks."
"Mohon di tunggu," jawab si waiters sambil tersenyum riang saat mendapatkan senyum tipis dari Ivan.
"Jadi bro, kenapa Lo seharian ini bengong? Lo lagi mikirin apa eh, siapa maksud gue," tanya Dion setelah si waiters pergi dari meja mereka.
"Gue.. nggak mikirin siapa-siapa kok." Ivan mencoba santai sambil membuka ponselnya, masuk ke akun sosial media nya dan mulai scroll tanpa tujuan.
"Nggak mikirin siapa-siapa kok grogi!" goda Dion sambil melirik ponsel Ivan.
Ivan nampaknya sadar, dengan segera dia mematikan ponselnya dan meletakkannya di atas meja.
"Tuh, band favorit Lo sudah mulai." Ivan menunjuk band yang ada di panggung kecil dengan dagunya.
Dion hanya mencibir lalu mulai menikmati band favoritnya yang sedang perform di panggung mungil. Kadang dia ikut bernyanyi sambil memejamkan mata meresapi lagu yang sedang dia nyanyikan.
Sedangkan Ivan malah asyik memakan nasi gorengnya hingga tandas.
"Lo nggak pengen nyanyi bro?" tanya Dion.
"Nggak lah, ngapain!"
"Dulu kan Lo sering banget ikut nyanyi di panggung cafe buat Rina."
Ivan hanya tersenyum sambil menyeruput kopi nya.
"Yang biasa gue kasih lagu udah nggak ada, buat apa gue..." Ivan sengaja tak melanjutkan ucapannya.
"Jangan gitu dong, ada gue. Nyanyi lah buat gue."
"Najis." Gerutu Ivan sambil terkekeh.
Namun tampaknya Dion serius, dia bangun dari duduknya dan berjalan menuju panggung live musik dan berbisik pada sang vokalis. Dan tak lama si Vokalis band itu memanggil nama Ivan dan menyuruhnya naik ke panggung.
Awalnya Ivan menolak, tapi entah kenapa beberapa pengunjung cafe terutama yang cewek-cewek justru bersorak menyemangatinya agar mau tampil.
Ivan jadi mati kutu, dengan terpaksa dia pun berjalan menuju panggung.
"Tapi suara saya jelek loh..." ucap Ivan sambil tersenyum.
"Di maafkan kok, soalnya ganteng," jawab si vokalis cewek diikuti sorakan tamu cafe.
Ivan tersenyum, lalu duduk di sebuah kursi bundar sambil mengambil sebuah gitar akustik.
Sebelum memulai, dia berbisik pada anggota band agar mengiringi lagu yang akan dia nyanyikan.
Tak lama, petikan gitar yang Ivan mainkan mulai mengalun. Para tamu cafe bertepuk tangan dengan riuh karena ternyata selain tampan, Ivan juga pandai memetik hati eh, memetik gitar.
"Oh, there she goes again..."
(oh, dia datang lagi)
Lirik pertama yang di nyanyikan Ivan bertepatan saat pintu cafe terbuka dan Vin-vin masuk. Tatapan mereka beradu cukup lama, membuat Ivan lupa bahwa dia sedang menyanyi di atas panggung dan di saksikan para pengunjung cafe.
Untungnya Ivan langsung tersadar dan melanjutkan performanya.
"Every morning it's the same...
(Selalu sama di setiap paginya)
You walk on by my house
(Berjalan melewati rumahku)
I wanna call out your name
(Aku ingin memanggil namamu)
I want to tell you how beautiful you are from where I’m standing
(Aku ingin mengatakan betapa cantiknya dirimu dari tempatku berdiri)
You got me thinking what we could because
(Kau membuatku berpikir apa yang bisa kita lakukan karena.)
I keep craving, craving, you don’t know it but it’s true
(Aku selalu berhasrat, Kau tak mengetahuinya, tapi itu benar)
Can’t get my mouth to say the words they want to say to you
(Mulutku tak mampu mengucapkan kata-kata yang ingin diucapkan)
This is typical of love
(Inilah cinta)
Can’t wait anymore, I won’t wait
(Tak mampu menunggu lagi, aku tak ingin menunggu)
I need to tell you how I feel when I see us together forever
(Aku harus mengatakan apa yang aku rasakan saat melihat kita bersama selamanya)
In my dreams you’re with me
(Dalam mimpiku, kau bersamaku)
We’ll be everything I want us to be
(Kita akan menjadi semua yang aku inginkan)
And from there, who knows, maybe this will be the night that we kiss for the first time
(Dan kau, siapa tahu, Mungkin ini akan menjadi malam kita berciuman tuk pertama kalinya)
Or is that just me and my imagination
(Atau hanya aku dan imajinasiku)
We walk, we laugh, we spend our time walking by the ocean side
(Kita berjalan, tertawa, menghabiskan waktu bersama Berjalan di tepi pantai)
Our hands are gently intertwined
(Tangan kita terjalin dengan lembut)
A feeling I just can’t describe
(Perasaan yang tak bisa aku jelaskan)
All this time we spent alone, thinking we could not belong to something so damn beautiful
(Selama ini kita habiskan sendiri, Berpikir kita tak bisa menjadi bagian untuk sesuatu yang sangat indah)
So damn beautiful..."
(Benar-benar indah)
#sambil puter 'lmagination' nya
Shawn Mendes ya gaes... 🤭
Saat Ivan mengakhiri lagunya, tepuk tangan pun saling bersaut-sautan.
Ivan menatap Vin-vin yang ternyata juga sedang menatapnya sambil tersenyum. Matanya berbinar-binar, membuat Ivan merasa silau.
Ivan berdehem sejenak lalu bangun dari duduknya dan berjalan kembali menuju mejanya setelah berbasa basi dengan vokalis yang tampak memuja dirinya.
"Lo keren banget bro, kenapa Lo nggak jadi penyanyi aja, dari pada jadi guru," kelakar Dion.
Ivan hanya meliriknya sekilas lalu melipat tangannya di dada.
Untuk sekejap dia melirik ke arah Vin-vin, hanya sedetik lalu dia mengalihkan pandangannya ke cangkir kopi yang sudah kosong yang ada di depannya.
"Pak Ivan."
"Damn!" batin Ivan, saat suara Vin-vin terdengar jelas di sampingnya.
"Pak Ivan bisa nyanyi juga? keren banget Pak." Vin-vin langsung duduk di samping Ivan sambil menatap Ivan dengan tatapan memuja.
"Eh, Lo muridnya Ivan ya? yang kemarin kerja di sini," ucap Dion.
Vin-vin mengangguk sambil tersenyum.
"Lagu tadi bagus banget, buat siapa?" Vin-vin menatap Ivan penasaran.
"Tentu saja buat Clarina..." Ucap Dion cepat.
"Itu kan lagu yang dulu sering Ivan nyanyikan buat dia."
"Siapa Clarina?" Vin-vin menatap Ivan.
"Man-"
"Tunangan ku!" Jawab Ivan cepat, sambil menatap mata Vin-vin.
Vin-vin langsung terdiam, senyum yang dari tadi menghias wajahnya seketika sirna.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments
ɾιɳι🖤
semangat vin..jangan kendor 😀
2021-09-29
0
Atieh Natalia
yah si Ivan main api ini
2021-09-29
0
🎮 ⏤͟͟͞ROcthie ଓε⚽🏚€
kenapa sich Van, tinggal bilang mantan gitu berat banget, mau ya buat Vin vin cemburu dan marah 🤔🤔🤔
2021-09-27
2